Chapter 3 -Train To Busan-

20 2 0
                                    

Sebenarnya chapter 3 ini udah selesei lama banget cuma baru bisa dipublikasi hari ini hehe, happy reading guys..


Sepertinya malam ini menjadi hari kemenangan untuk Kaneshya, karena ia bisa mengalahkan PS kesayangan Arkan untuk bermalam mingguan.

"Jika buat lo malam mingguan itu spesial, buat gue yang spesial itu lo" ucap Arkan begitu melihat Kaneshya sudah masuk kedalam mobil.

"Keracunan bakso borak ya lu, yang?"

Tidak seperti biasanya Arkan menggunakan motor gedenya, malam ini Arkan menggunakan mobil milik ayah nya yang sudah ia pinjam. Meskipun tadi Arkan sempat di introgasi oleh ayahnya, kenapa Arkan tidak menggunakan motor orange bertulian repsol itu. Seperti jalan tol yang lurus Arkan menjawab "Takut princess Kakan kedinginan yah".

Ayah dan Bunda Arkan memang sudah tahu tentang hubungan anak semata wayangnya yang berpacaran dengan Kaneshya, malah Lia-bunda Arkan- selalu mengajak pacar dari anaknya itu untuk main kerumah. Namun, Kaneshya selalu menolak.

Begitupun dengan orang tua dan kakak Kaneshya, yang sudah mengetahui bahwa Arkan adalah pacar Kaneshya. Bahkan Arkan lumayan cukup dekat dengan bang Fabian-kakak Kaneshya.

Mobil berwarna putih yang dibawa Arkan sudah berada di area parkiran, kini mereka pergi ke bioskop untuk menonton film bersama. Sebelumnya mereka merundingkan akan pergi kemana, memang selalu kebiasaan pasangan ketua ini. Prinsip yang selalu tertera dari hubungan mereka adalah "Bisa keluar jalan bareng dan dapat ijin dari orang tua, untuk pergi kemananya itu urusan belakangan".

Bahkan karena prinsip itu, mereka pernah bulak balik ngelilingi kota kembang ini. Hanya karena mereka tidak tahu mau jalan-jalan kemana.

Setelah mengantri hampir sepuluh menit berdiri untuk mendapatkan tiket udah kayak pembagian sembako panjangnya pake banget, walaupun lebih tepatnya Arkan yang mengantri karena dia menyuruh Kaneshya untuk menunggu saja.

Malam ini Arkan terlihat memakai kaos berwarna putih dipadu dengan jaket denim dan celana jeans berwarna hitam, terlihat keren untuk dipandang. Caranya berpakaian yang kasual selalu membuat cewek-cewek terpesona.

Lantas nikmat mana lagi yang engkau dustakan.

Sekarang mereka sudah duduk diantara penonton yang lain sebelum lampu bioskop dimatikan bertanda film akan segera dimulai.

"Gue suka disini" bisik Arkan tepat ditelinga Kaneshya.

Terlihat gelombang pada alis Kaneshya "Biar bisa bisikan kayak gini" modus Arkan, yang sukses membuat pipi Kaneshya merona.

Mereka terfokus menonton adegan Goo Yoon dengan actingnya yang bagus difilm Train To Busan, mereka memang memilih film Korea. Karena Arkan yang meminta Kaneshya untuk memilih film yang akan di tonton, untung aja film ini masih ada dibioskop.

Meskipun Kaneshya sudah menonton beberapa kali film asal Korea Selatan ini tapi rasa geregetnya pada zombie-zombie sialan itu selalu ada, seperti ia ingin memakan mereka agar menciptakan happy ending pada filmnya.

Arkan ngelirik sekilas cewek yang ada disebelah kanannya yang sudah terfokus dengan filmnya, sembari tangan mungilnya sedari tadi memakan popcorn tanpa henti.

Gak seru, itu yang berada dipikiran Arkan tentang film yang sedang mereka tonton.

Andai waktu bisa diulang,seharusnya Arkan gak harus nyuruh Kaneshya yang pilih filmnya.

Tadinya kan gue pengennya nonton film horor, pas hantunya nongol si Kaneshya langsung peluk gue gitu. Kan modus dikit gak haram kali, batin Arkan.

Dua jam berlalu, film pun sudah selesai mereka tonton. Masih sama dengan Kaneshya yang selalu menangis ketika selesai menonton film dan Arkan yang sudah terbiasa jikalau melihat Kaneshya menangis gara-gara perfilman ataupun drama asal Negeri Gingseng tersebut.

"Filmnya ngebaperin" ucap Kaneshya.

"Gue emang jago baperin lo,yang" jawab asal Arkan.

"Ih ganyambung, monyet" kesal Kaneshya memukul tangan Arkan.

"Emangnya mie burung dara, enaknya nyambung terus"

Sekarang mereka sudah berada di restaurant seafood untuk makan malam, karena mereka tidak sempat untuk makan di rumahnya masing-masing.

Lebih tepatnya Arkan yang menginginkan makan di tempat ini.

"Besok gue latihan basket disekolah, temenin gue ya?" ajak Arkan.

"Gamau, gue mau hibernasi" tolak Kaneshya, to the point.

"Ih kok gitu sih yang"

"Masa gue harus bawa si Lee Min Ho dulu baru lu mau"

"Oke, gue beliin cokelat deh, plus bunga mawar buat lo" sogok sang kapten basket dengan serius.

"Oke deal!" setuju Kaneshya.

-arkaneshya-

Ruangan bernuansa biru dengan aksesoris ciri khas kamar cowok terlihat sudah terhuni oleh tiga makhluk jantan yang sudah terlihat bosan menunggu sang pemilik ruangan itu.

Cklekk

Suara pintu terbuka.

Revan yang melihat pintu terbuka ternyata dibaliknya adalah orang yang mereka tunggu-tunggu "Buset dah anak MamaLia jam segini baru balik coy!" teriak Revan, menekankan kata MamaLia yang memang adalah nama Bunda Arkan.

Memang para sahabatnya selalu mengategorikan nama Bunda Arkan dengan hewan yang menyusui atau mamalia, Bunda Arkan yang tau akan hal itu pun hanya menggelengkan kepala atas lelucon mereka.

"Kita nungguin lo udah kayak nungguin Upin Ipin gede, bangsat!" teriak Fero juga.

Manusia yang diteriaki tanpa merasa bersalah langsung berbaring di kasur "Cewek itu harus di utamakan jangan di keduakan" Jawab Arkan bangun dari kasurnya.

Fero mengambil bantal yang sedari tadi ia duduki "Bacot lu sempak kuda" ucapnya sambil melemparkan bantal kearah Arkan.

"Astagfiruloh, mulutnya jangan berkata kasar wahai ikhwan semua. Sesungguhnya Tuhan tidak menyukai itu" ucap Radit yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Merinding gue denger Mimi Peri versi Ustadz kayak gini"

Revan yang berada di dekat Radit pun langsung memegang kepalanya. Memeragakan ruqiyah yang suka digunakan para Ustadz untuk mengusir jin yang masuk kedalam tubuh manusia "Bissmilah, siapa ente hah? Keluar dari tubuh temen ana" canda Revan.

Dengan refleks Arkan langsung menahan kedua kaki Radit dan Fero mengambil air minum di me yang sudah ia bacakan surat ayat kursi.

"GUE KAGAK KESURPAN KAMPRET!" Teriak Radit yang menjadi korban bullyan tiga sahabatnya.

Karena satu orang sahabatnya menghilang enatah kemana. Fedrinan Atthasyah, anak emak yang dikenal sebagai member terplayboy diantara mereka berlima.

Setelah kejadian pembullyan pada saudara Radit Khaikal, mereka kembali pada posisi duduk masing-masing.

"Lu pada dateng kerumah gue ada apaan?" Tanya Arkan membuka pembicaraan.

"Si Juan nantang tim basket sekolah kita lagi" Jawab Revan serius.

Juan Arsenio adalah kapten basket dari SMA Pelitajaya, Juan memang pernah menantang tim basket SMA Trijaya . Bisa dikatakan sekolah mereka adalah musuh bubuyutan yang entah dari angkatan berapa hingga sekarang.

"Kan, sebaiknya kali ini kita gak usah ladeinin dia. Allah tidak suka jikalau hambanya melakukan hal yang dilarangnya" Ceramah Radit.

"Elah, ente diem aje" Bantah Revan.

"Biar gue yang urus urusan ini" Jawab Arkan tegas.



Selasa, 24 juli 2018

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARKANESHYAWhere stories live. Discover now