Dengan nafas gusar, gadis yang memakai seragam putih abu itu keluar dari ruangan walikelas nya. Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit mengobrol disana ia rasa pop ice coklat dingin ibu kantin sangat dibutuhkan sekarang. Kepala nya pening akibat mendengar ceramahan walikelasnya di dalam ruangan terkutuk itu.
Gadis ber-name tag Talitha Lusyifa itu mulai memasuki area kantin yang sudah mulai sepi karna bel masuk sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Namun dirinya merasa bahwa tenggorokannya lebih penting dibanding masuk ke kelas dan mendapat pelototan dari guru Bahasa Sunda nya yang tidak pernah memarahi murid nya. Memang guru idaman.
"Ibuu, aku biasa ya!" Talitha sedikit berteriak saat memasuki surga nya murid-murid kelaparan.
Setelah mendapat acungan jempol dari ibu kantin, dirinya duduk bersandar disalah satu kursi sambil menunggu pesanannya datang. Tepat setelah bokongnya menyentuh kursi, bunyi notif dari hp nya terdengar. Ia tidak berniat melihat siapa si pengirim pesan itu, dan langsung menelusupkan kepalanya kedalam lipatan tangan yang bertumpu di meja.
Namun ponsel nya berdering membuat matanya mau tak mau terbuka. Ia segera melihat siapa pelaku utama yang mengganggu ketenagannya. Nama seseorang yang selama ini sangat mengganggu pikirannya terlihat disana. Dengan malas gadis itu menjawab panggilan itu.
"Ta, aku lupa bawa jas lab. aku boleh minta tolong cariin jas lab buat aku gak? 15 menit lagi mau mulai. sorry yaa"
Belum sempat Talitha menjawab, namun panggilan nya sudah terputus. Ia menggerutu dalam hati. Mengapa ia harus kenal dengan sosok paling menyebalkan di dunia ini yang sial menjabat sebagai 'pacar' nya, Jordan.
***
"Lagian lo kenapa bilang mau otw tadi jadi udah gue bikinin minumannya. bodoamat ya kalo lo dateng udah ga dingin"
Talitha berdeham untuk membalas omelan sahabatnya itu. Sedari tadi dirinya terus-terusan mendapat panggilan dari gadis itu yang menyuruh untuk cepat datang ke cafe tempat sahabat dan beberapa temannya bekerja.
"Tapi jemput gue dong, Sar. Jordan ada latihan basket gak bisa anter gue."
"Ck lo gak tau kegunaan gojek or grab?"
Talitha memutar bola matanya malas seraya berjalan terburu-buru meninggalkan ruang kelas yang sudah kosong, seram juga kelas nya disaat sepi seperti itu.
"Gue pake chat elah, lagi miskin nih gak punya kuota."
"Halah alesan, bilang aja lo gamau keluar duit."
"Hehehe lo lama banget peka nya"
"Yaudah tunggu depan, Titan yang jemput. dia sekalian habis anter cewek nya."
Setelah itu panggilan terputus, lagi-lagi secara sepihak saat Talitha ingin melontarkan penolakan. Mengapa semua orang sangat menyebalkan hari ini? Ia bukannya tidak mau di jemput dengan cowo itu, hanya saja ia selalu merasa tidak nyaman jika beradu pandang dengan nya.
Titan, lelaki dingin yang menjabat teman Saras. Mereka sama-sama bekerja di sebuah cafe, dan karna Talitha sering mengunjungi Saras, ia pun menjadi akrab dengan beberapa pegawai disana karna kebanyakan umurnya yang tak jauh beda dari dirinya meskipun hanya dia sendiri yang masih duduk dibangku SMA. Sejak pertemuan pertama dengan lelaki bernama Titan itu, Talitha tidak pernah sekalipun melihat senyuman dari bibirnya. Titan adalah spesies manusia kulkas, kata Saras. Bahkan sahabat nya bilang, dengan kekasihnya pun Titan tetap sama tidak merubah sifat dinginnya.
Sebuah klakson membuyarkan lamunannya, di depan nya sudah ada kehadiran lelaki yang ia pikirkan tadi. dengan motor ninja hitam nya Titan hanya diam menatap ke arah depan, sepertinya. Talitha buru-buru naik ke atas motor dan memakaikan helm. Kali pertamanya bisa sedekat ini dengan manusia kulkas. dan kesunyian menemani mereka sepanjang perjalanan menuju cafe.
***
Hi !!!
udah lama banget aku ga nulis di dunia oren ini huhu akhirnya sekarang aku ada niat untuk bikin cerita lagi. i'm so sorry karna pake lapak cerita "KEYLA" dan diganti dengan cerita ini. Kenapa? ada beberapa alasan dan pertimbangan menurutku tentang cerita "KEYLA" dan salah satunya aku gak sanggup buat revisinya karnaaa cara penulisan "KEYLA" yang dulu jauh berbeda dengan cara penulisan aku yang sekarang. So, itu sulit untuk aku tulis ulang. And ya, sekarang aku ganti ceritanya dengan cerita ini.happy reading ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMU [TS#2]
Romansa"Bukan kamu yang salah, tapi semesta. Mempertemukan kita dengan segala ketidakmungkinan untuk bersama" ------ Talitha, yang merelakan. "Jika ada temu, maka ada akhir. Namun aku tidak suka jika akhir dari temu berbeda dari yang aku inginkan." ...