Kamu
Satu kata beribu cerita
Kamu
Aku mencinta
Rambutmu, apakah sehalus caramu?
Matamu, mengapa mudah sekali membuatku begini?
Bibirmu, bolehkah aku mengecupnya?
Suaramu, bisakah berhenti masuk dalam imajinasiku?
Tanganmu, apakah pas untuk kugenggam?
Dan kakimu, bagaimana ayunannya mampu membuat gila?Aaagh, tidak. Tidak. Tidak!
Coret.
Coret.Kissing up the blower's daughter
Breakthrough little devastate
Coming on cold call season
Gutter ball on oftCoret. Coret. Coret.
NO!! No!
Mark memutuskan untuk menyobek kertas berisi curahan pikirannya tersebut dan menggulungnya sebelum ia lemparkan ke tempat sampah di samping meja belajarnya. Kemudian ia memilih menangkup wajahnya pada permukaan meja kaca di depannya sambil mengerang frustasi.
Sepertinya satu jam yang lalu ia masih asyik latihan soal untuk ujiannya besok. Tapi tiba-tiba sosok itu melintas dalam pikirannya dan mengacaukan konsentrasi Mark. Mood belajar Mark menjadi berubah menulis puisi menggelikan karena terlalu memikirkan sosok itu. Bukan menggelikan, ia jadi menyadari hal yang ia tulis baru saja terlalu mesum. Bahkan ia mengingat jelas detail kaki mulus dan jenjang sosok itu saat mengayun lambat di hadapannya. Ck! Kenapa Mark jadi memikirkan hal itu lagi sih.
"Hyung!"
Suara pintu yang dibuka keras dan tiba-tiba membuat Mark berjengit bangun. Mark langsung menegakkan badannya dan menoleh ke arah sosok yang memanggilnya. Ia bergerak salah tingkah dalam duduknya, takut ketahuan jika baru saja memikirkan sosok yang memanggilnya itu.
Yang memanggil Mark langsung berjalan ke arah Mark tanpa mengacuhkan pandangan bertanya ditujukan padanya. Sambil tersenyum lebar, menampilkan deret giginya yang lucu, lalu mencondongkan badannya di hadapan Mark untuk mengambil sesuatu dari meja belajar Mark itu. Mark jadi mampu mencium wangi chamomille dari sosok di atasnya yang sepertinya baru selesai mandi.
"Aku ambil novelku, katanya Yunoh-hyung mau baca. Ok?"
"Hm". Mark hanya menggumam mengiyakan. Takut suaranya jadi bergetar dan bicaranya gagap.
Sosok yang masih mencondongkan badan di atas kepala Mark itu lalu melihat ke arah meja belajar Mark. "Oh, belajar beneran toh. Kukira bikin lirik... atau mungkin, ngebokep?"
"G-gaklah. B-besok masih ujian!"
Sosok itu meluruskan badannya dan tertawa. "Iya, percaya. Gak usah salting gitu, ah. Ya udah, fighting! Aku mau kasih buku ke Yunoh-hyung".
Kemudian ia kembali berjalan ke arah pintu. Mark menghela nafas lega sebelum sempat sosok yang selalu berkeliaran di benaknya itu kembali menggodainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
사춘기 - Puberty
Short Story[END] Mark merasa melakukan kesalahan besar. Seharusnya ia fokus pada ujiannya, tapi godaan di hadapannya sungguh tak bisa diabaikan Warning : Minor leg fettish! The very first story of mine in this Orange World - reposted