© Ryuuki Ukara
Naruto © Masashi Kishimoto
.....
Chapter 3: Sekali Lagi
....
Sasuke berusaha menahan mulutnya untuk tidak menganga ketika pulang mendapati anak bungsunya merubah warna rambut pirangnya menjadi hitam seperti ia. Ia meminta penjelasan pada Kyuubi, tapi segera direspon gelengan. Anak sulungnya pun juga tidak tahu kenapa Menma merubah warna rambutnya.
"Menma—
"Aku memakai uang tabunganku untuk merubah warna rambut tou-chan." Bocah itu membalik halaman buku bacaannya, "Warna hitam lebih keren dibandingkan pirang kata Ino."
"Kau sedang mendekati wanita, Menma?" tanya Kyuubi, adiknya mengangguk saja mengiyakan.
"Menma, kenapa kau tidak meminta izin padaku—
"Kyuubi merubah warna rambutnya tanpa izin Tou-chan."
Kyuubi dan Sasuke saling pandang, ada yang salah. "Menma, kau bisa bicarakan padaku atau tou-chan. Kau kenapa?"
"Tidak ada apa-apa. Aku ingin rambut warna hitam. Warna pirang itu jelek. Cukup saja wajahku yang mirip dengannya."
Kyuubi angkat tangan. Adiknya tak pernah seperti ini, jadi ia tak bisa meladeni bocah yang menuruni sifat tou-channya tersebut. Tapi Sasuke menangkap maksud anak itu.
"Apa kau bertemu Naruto?"
Menma menoleh, ia berdecih, "Tou-chan masih mau mengucap nama orang yang telah membuang kita?"
Bocah itu membuang bukunya keatas meja, Sasuke terpancing emosi. "Menma, aku tidak tau bagaimana bisa kau bertemu Naruto dan apa yang terjadi. Aku tak pernah mengajarimu bersikap kurang ajar seperti ini dihadapanku—
Menma menatap tajam pada tou-channya, "Suasana hatiku sedang buruk, Tou-chan. Aku ingin masuk ke kamar." Ia segera melangkah pergi, lalu sesaat ia berhenti dan menoleh pada Sasuke, "Aku merasa menyesal kenapa kau mau menikahi orang seperti dia, tou-chan."
Sama seperti Kyuubi, ia angkat tangan dengan anaknya yang satu ini.
....
Beberapa hari setelah peristiwa Menma, Sasuke akhirnya pun tahu cerita dan perihal kenapa membuat anaknya seperti itu. Ia juga mulai sering bertanya pada Kyuubi tentang momen saat anak sulungnya bertemu Naruto.
Semua informasi itu membuat Sasuke tak bisa lagi berpikir.
Kesalahan apa hingga Naruto benar-benar membencinya?
Sasuke sedang termenung dimeja pelanggan saat cafe sudah tutup—ketika Sakura masuk kedalam cafe miliknya.
"Kau bisa kerasukan penunggu cafe ini, Sasuke-kun."
Sasuke melirik wanita alpha yang segera duduk disampingnya. "Akan sangat buruk kalau Juugo yang merasuki ku."
Tawa wanita alpha itu menggema, "Hey... Kau yang membuat joke lucu ini, tertawalah, Sasuke-kun..."
Sasuke menggeleng, ia segera mengusap wajahnya gusar, Sakura pun segera melirik anak buahnya itu. "Apa anak-anak buahmu berulah, Sasuke-kun?"
"Bukan anak buahku, tapi anak-anakku, Sakura."
Sakura memandang prihatin. Pria dihadapannya ini harusnya diberi penghargaan sebagai pria yang benar-benar terbaik. Jika saja Sakura bukanlah alpha dan tak bertemu Hinata, ia senang hati akan mendampingi pria seperti Sasuke.
Apa yang kurang dari Sasuke?
Pria itu pekerja keras, perhatian, dan penyayang. Tak bisa ia bayangkan bagaimana sosok mantan Sasuke yang amat bodoh meninggalkan alpha ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT DAY
RandomSASUNARU. TAMAT. Wajib Follow Ryuu buat ikutin cerita ini dan bonus chapternya ya! . Ia menelantarkan kedua anaknya hampir mati kelaparan. Ia sengaja melakukan itu, ia tak ingin mereka, ia tak ingin pernikahan ini sejak awal. Tapi, Naruto hanyalah o...