MIMPIKU

8 1 0
                                    

Ini bahasa hati. Aku tidak mengharap kau mengerti dan memahami. Hanya ingin kau tau saja. Kita telah lama berjalan beriringan. Berdampingan. Tapi, tetap saja. Sepertinya hanya aku yang merasakan perasan aneh ini. Menjengkelkan memang. Tapi apa boleh buat. Kau bukan orang yang mudah merasa dan memahami bahasa isyarat. Aku harus berujar, mengungkapkan apa yang aku rasa agar kau tau.

Sangat sulit. Karena aku bukan orang seperti itu. Aku lebih suka diam dan memendam. Membiarkan semua mengalir begitu saja.

Tapi, kali ini aku tak sanggup jika aku hanya diam. Kau tak paham, kau tak mengerti. Isyarat, bahasa hati ini. Kau tak mengerti.

Aku harus segera berlari padamu. Berteriak. Meneriakkan isi hati yang semakin membuatku sesak. Sebelum aku meledak. Aku akan datang segera.

Biar aku berlari sekencang yang ku bisa. Menerjang. Biarkan aku ungkapkan sekarang. Agar aku tak menyesal nantinya. Meskipun ini akan membuatku canggung saat bersamamu nanti. Tapi, biarlah itu terjadi. Seiring waktu berlalu semua akan kembali baik. Aku berharap.

"Oppa, aku menyukaimu. Sangat menyukai mu."

"Eh?"

"Mian, tapi aku tak punya pilihan lain. Aku sakit sendirian. Aku hanya ingin mengungkapkannya saja. Aku tidak berharap kau membalasnya. Aku...."

"Chu~~"

"Oppa!"

"Bodoh, aku tau semua." ^^

"Tapi,... Kenapa?"

"Aku tak paham dengan hatiku. Aku ragu. Kau sangat mengganggu pikiranku. Tingkah mu yang selalu menbuatku dalam situasi canggung. Perasaan yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Aku selalu takut akan melukai. Aku,.. hanya memikirkannya."

"Oppa, kau.. juga merasakannya?"

"Iya, entah sejak kapan. Tapi, aku senang karena itu kamu."

"Oppa... Aku senang."

Sedetik kemudian wajahnya semakin dekat dan lekat di depanku. Matanya mulai terpejam dan sedikit memiringkan kepalanya. Aku yang terbawa suasana pun memejamkan mata. Kurasakan hembusan napasnya jatuh menerpa wajahku. Jantungku berdegup kencang. Dan....

GUBRAAAK....

"Aduh..." keluhku sambil memegang kepalaku yang terbentur lantai. Ku dapati diriku terjatuh karena mimpi yang sangat aneh.

" Mimpi yang aneh. Kenapa terasa sangat nyata. Sampai membuatku jatuh segala."

Ku alihkan pandanganku pada jam dinding yang tergantung di tembok. Jam 1 dini hari. Aq masih punya waktu yang cukup untuk tidur kembali.

Kepalaku jadi pusing karena terbentur. Benar benar mengejutkan saja.

Ku angkat tubuh mungil ku kembali ke atas kasur. Ku coba memejamkan mata dan tidur lagi. Sayangnya usahaku sia-sia, pikiranku masih tertuju pada mimpi yang barusan.

Mimpi yang sangat nyata. Seperti aku benar-benar ada di sana dan melakukan semua itu. Hanya saja, namja itu siapa. Apa aku pernah melihatnya?? Apa aku mengenalnya?? Apa dia hanya mimpi semata?? Semoga saja dia benar-benar ada di dunia nyata dan aku bisa menemuinya.

Eh, pikiran apa itu? Sejak kapan aku berpikir tentang namja? Ah, gara-gara mimpi aku jadi aneh begini. Sampai-sampai berpikir untuk membuat ini jadi nyata. Wah, apa aku masih waras??

Tetep saja "Dia tampan" gumamku. Tak ku sadari kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Seketika ku pukul pelan mulutku yang mulai meracau tak jelas.

"Apa aku pernah melihat namja itu? Tapi kapan?"


First Love In DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang