Part ini ditulis oleh Ulfhastories
~~~Hari-hari terus berlalu tanpa pernah berhenti, bulan silih berganti tanpa adanya keraguan, membuat banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan semua orang.
Termasuk apa yang terjadi pada seorang wanita paruh baya yang tengah terbaring lemah di brankar rumah sakit akibat mengalami koma karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Ibunda dari seorang Reza Vareli Abraham, Arini Abraham.
Di sebuah ruangan yang ada di rumah sakit, seorang pemuda tengah terduduk sembari menggenggam tangan sang Ibunda. Selama satu bulan lebih ia beraktivitas seperti ini. Menyelesaikan semua tugas kantor di rumah sakit sembari menemani Ibunda yang masih dalam keadaan koma.
Saat ia hendak tertidur, ia terlunjak kaget karena merasa tangan yang berada di genggamannya bergerak. Seolah tak percaya apa yang sedang terjadi, mulutnya terbuka sembari memerhatikan kelopak mata Arini yang mulai terbuka dengan perlahan.
"Re ... Za!" Arini memanggil anaknya dengan terbata-bata karena mungkin otot di sekitar rahangnya belum bisa berfungsi seperti sedia kala.
Pemuda yang bernama Reza terus menggenggam tangan Arini, "iya, Ma, ini Reza. Sebentar, aku panggil Dokter dulu," ucap Reza lalu beranjak dari duduknya untuk memanggil dokter yang menangani Arini selama mendiami rumah sakit satu bulan terakhir.
Dokter Andra, seorang pria yang menjadi kepercayaan keluarga Abrahan untuk menangani Arini selama sakit memasuki kamar perawatan bersama dengan seorang suster tidak lama setelah Reza memanggilnya. Beliau memeriksa keadaan Arini yang telah berhasil melewati masa kritisnya.
"Dok, bagimana keadaan Mama?" tanya Reza khawatir.
Domter yang menangani Arini tersenyum simpul, "alhamdulillah, keadaannya mulai normal setelah mengalami koma," jawab Dokter yang membuat Reza bernapas lega.
"Terima kasih, Dok, telah merawat Mama dengan sangat baik."
"Sama-sama. Sudah kewajiban Saya untuk merawat Nyonya Arini karena beliau adalah seorang pasien yang harus ditangani dengan baik agar bisa segera pulih. Kalau begitu, Saya permisi karena masih ada pasien yang harus saya tangani."
Selepas Dokter Andra meninggalkan ruang perawatan Arini, Reza merogoh saku celananya kemudian menghubungi sang Ayah guna memberitahu jika Arini telah sadar dan keadaannya akan segera pulih.
Setelah itu, ia kembali menghampiri Arini yang masih terbaring dengan tubuh ringkihnya. Ia menyunggingkan senyuman terbaik yang bisa ia lakukan sebelum mendudukkan bokongnya di kursi yang dekat dengan brankar Arini.
"Reza?"
"Iya, Ma?"
"Mama mempunyai sebuah permintaan, apakah kamu mau memenuhinya?"
"Mama jangan berkata seperti itu. Selama aku bisa lakukan, aku akan penuhi semua permintaan Mama."
Sebuah senyum menghiasi wajah pucat pasi Arini. "Tapi, Mama merasa kalau Mama tidak akan bertahan lama. Bagaimana, apakah kamu mau memenuhinya?"
"Apa pun itu, Ma. Memangnya, Mama menginginkan apa?"
"Mama ingin melihatmu menikah sebelum hari kematian menjemput. Kamu mau, 'kan, memenuhinya?"
Mendengar permintaan itu membuat Reza membuang napas panjang. Tidak mungkin jika ia harus menikah dalam waktu dekat ini karena untuk memilah calon saja ia tak memiliki waktu dan juga ia takkan bisa menikahi wanita yang tidak ia cintai.
Sewaktu masih duduk di bangku sekolah, ia selalu memimpikan jika suatu saat nanti ia akan menikah dan bahagia bersama wanita yang ia cintai. Jika ia menikah tanpa adanya landasan cinta, ia ragu jika hubungannya akan bertahan lama sebab pernikahan itu ibarat sebuah rumah. Jika tak ada pondasi yang melandasi, niscaya rumah itu tidak akan bertahan lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/117065305-288-k198694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Tanpa Cinta (Sudah terbit)
RomanceSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS, KARENA PENERBITAN Apakah berada dalam pernikahan tanpa cinta akan membuat hidup mereka bahagia? "Duh, salah. Kenapa juga aku harus kenalin dia ke Mama sebagai pacarku. Mama sakit parah dan ingin kalau aku cepat menikah...