1

313 18 5
                                    

00.00
Peluh membasahi kening Rana. Rana tersentak terbangun dari mimpi buruknya. Perut Rana bergejolak, gejolak yang tak sanggup ditahannya.
Rana berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutnya.

Setelah puas memuntahkan isi perutnya, Rana terkulai lemas dan memaksa dirinya untuk melangkah kembali menuju ranjangnya. Rana terjaga, kilasan ingatan-ingatan kabur tentang masa kecilnya terus terngiang dalam benaknya. Mimpi buruk yang selalu dialaminya jika ia tertidur. Itulah sebabnya Rana lebih senang menghabiskan waktu malamnya untuk syuting Stripping sinetron yang dibintanginya, yang sialnya malam ini sedang dihentikan karena ada beberapa masalah teknis.

Iya, Rana, Arana Kanaya adalah aktris muda multitalenta yang sangat sering wara-wiri di berbagai acara televisi dan majalah-majalah kecantikan. Semua tentang Arana Kanaya pasti menarik perhatian semua orang.

Iya, mungkin juga orang-orang tertarik akan kehidupan pribadi Arana Kanaya. Namun Rana sangat tertutup mengenai hal ini. Rana sebisa mungkin menutup akses masyarakat luas mengenai kehidupan pribadinya, bahkan ia tidak mempunyai akun-akun social media seperti yang dimiliki artis muda lainnya.

Drrttt....Drrttt...
Getaran handphone mengalihkan perhatian Rana. Ia meraih handphonenya yang berada diatas nakas di samping tempat tidurnya.

Short message dari Dara, sahabatnya yang kebetulan merangkap menjadi asisten pribadinya .

'Rana, tidur lu nyenyak kan? Gua harap lu gak mimpi buruk dan gak bales sms gua.'

Rana tersenyum miris dan tidak berniat membalas sms yang dikirimkan Dara. Ia tidak ingin membuat sahabatnya itu khawatir. Rana kembali meletakkan handphonenya di nakas. Ia berdoa dalam hati, berharap agar dapat kembali tidur tanpa mimpi yang tidak diinginkannya itu. Rana memejamkan matanya, tapi tetap saja kilasan itu menganggunya. Tapi Rana tak akan kalah, ia memaksakan matanya serta pikirannya untuk tenang. Dan lama kelamaan pun kilasan itu menjadi abu abu dan akhirnya hilang diikuti dengan terlelapnya Rana.

***
"Cut! Cut! Semua istirahat dulu 10 menit." teriak sutradara bertopi hitam.

Sinar matahari yang terik tak menyurutkan niat para fans untuk melihat bagaimana jalannya syuting. Dan hal itu cukup membuat Arana terganggu, bayangkan saja, adegan yang seharusnya mudah untuk dilakukan menjadi terhambat dikarenakan membludaknya jumlah fans ini.

"Serasa fanmeeting ih. Ganggu banget seriusan" kata Dara,asisten Rana. Rana yang mendengar keluhan Dara hanya bisa tertawa kecil.

"Itu karna Arana Kanaya yang terkenal pakek banget Dar, hehe. Kalo gak ada mereka juga gabakal gua bertahan jadi artis gini." Tawa renyah Rana terhenti ketika melihat seorang pria tampan berjas mewah berjalan ke arahnya.

"Shit Rana, datang lagi itu cowok hot. Gila dadanya 'pelukable' banget Ran." Dara berkomentar menanggapi ekspresi Rana yang langsung berubah ketika melihat pria 'pelukable' tersebut.

Rana diam tak menanggapi kalimat yang dilontarkan Dara. Ia memilih fokus pada naskah sinetron yang tak tahu kapan telah berada di tangannya. Rana perlu pengalih perhatian. Melihat hal itu, Dara memilih pergi dan tak ikut campur lebih jauh dalam hubungan kedua orang itu.

"Arana Kanaya, apa kabar?" kata pria itu sambil duduk di kursi sebelah Rana. Jari-jari kokohnya berusaha melepas kacamata hitam yang mulai mengganggunya untuk menatap wajah cantik Rana.

Perhatian Rana teralih. Ia menatap singkat wajah tegas pria itu, Arnav. Rana sudah mulai jengah atas segala tindakan menjengkelkan Arnav.

Merasa tak ditanggapi, Arnav pun hanya bisa tertawa renyah sambil berusaha meraih tangan Rana. Rana pun sontak menghindar.

"Lepasin saya,pak! Disini banyak orang dan saya gak mau terlibat skandal sama pengusaha kaya beristri" kata Rana penuh penekanan. Arnav berhenti dan tertawa.

"Gini dong, saya cuma butuh dengar suara merdu kamu kok."

The Actress' Secret Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang