[1] SPRING DAY [RM]

18 1 0
                                    

||Kim Nam-joon and You (Y/N), All BTS Members||Romance, Friendship, Slice of Life||15+||Oneshoot (1.613 words)||

[ATTENTION: Cerita ini pernah di poskan oleh OA LINE Creamy Kookies. Disini saya mengepos kembali cerita ini namun dengan teks asli/naskah asli yang belum diubah/diedit oleh pihak Creamy Kookies. Saya sendiri sudah mengkonfirmasikan dan bertanya lebih dahulu sebelum mengepos cerita ini kepada pihak yang bersangkutan. Karena itu, ini bukanlah tindakan plagiat karena saya sendirilah yang menulis cerita ini. Selamat menikmati.]

||•||

Angin berhembus kencang pagi ini. Langit begitu biru dan cerah, namun tidak menyilaukan sama sekali. Malah, suasana disekitarku semakin hangat saat genggaman tangannya menguat dan bertautan erat dengan jemariku. Aku menoleh kearah wajahnya-mendongak lebih tepatnya, karena sadar pandanganku hanya akan bertemu pundak gagahnya-dan menemukan dirinya tersenyum padaku.

-Astaga, senyum itu benar-benar sempurna dimataku. Bertahun-tahun aku melihatnya, namun tak ada rasa bosan saat aku sadar bahwa senyum itu hanya ditujukan padaku. Aku balas tersenyum lebar saat tangannya menuntun tanganku masuk kedalam saku jaketnya, membuat jarak kami semakin dekat. Kami terus berjalan, hingga langkah kami terhenti didepan sebuah bangunan besar yang sangat menarik perhatian. Disampingku, aku mendengarnya mengehela nafas.

"Astaga, aku benar-benar rindu tempat ini!" ucapnya sambil menatap bangunan itu kagum. Cukup lama dia memandangnya, lalu mengalihkan pandangannya kepadaku.

"Kau tahu? Aku selalu membayangkan bagaimana kalau tempat ini akan menjadi sangat besar, dan sekarang aku berdiri didepannya" katanya.

"Maksudmu gedung Big Hit? Tentu saja, sayang. 'Nama adalah doa', kau tahu itu" jawabku lembut. Dia mengangguk paham.

"Ya, kau benar. Mereka memang 'Big Hit'" sahutnya sambil tertawa. Dia menundukkan kepalanya, lalu menyandarkannya di dahiku.

"Mari kita lanjutkan perjalanan kita," katanya lembut. "Kita punya jadwal padat hari ini". Aku mengangguk dan tersenyum padanya.

"Tentu. Mari kita lanjutkan jalan-jalan kita".

Kamipun berjalan menjauh dari gedung itu, hingga menyisakan logo 'Big Hit' untuk dilihat.

Saying this makes miss you even more.

Tak ada manusia yang dapat menghindar dari sesuatu bernama rindu. Rasa itu muncul secara alami, saat kita mengingat kembali suatu memori yang pernah terjadi dalam hidup kita, namun sadar hal itu tak akan terjadi lagi, sehingga menyisakan sebuah rindu didalam diri kita. Hari ini, semua rindu akan tersampaikan, katanya pagi tadi. Sorot matanya menunjukkan sesuatu yang amat dalam dan berarti baginya. Namun lagi-lagi, aku disuguhi senyum kau-akan-tahu-nanti saat wajahku menunjukkan kebingungan. Dan disinilah aku sekarang, berjalan kaki dengannya, menemaninya untuk melepas rindu.

Jalanan mulai ramai dengan pejalan kaki, pekerja kantoran, penjaja makanan, dan individu-individu lainnya. Kami berjalan semakin jauh, melalui padatnya manusia-manusia yang mengejar pagi hari ini. Dan manusia-manusia itu kini tergantikan dengan pohon-pohon sakura yang bermekaran indah disepanjang jalan. Musim semi memang telah tiba, dan sekarang memang adalah saat-saat yang tepat untuk menikmatinya.

Namun, tujuan kami bukanlah untuk itu.

Kami melangkah memasuki sebuah lahan melalui sebuah gerbang masuk yang terbuat dari tanaman rambat dengan bunga alamanda yang menghiasinya. Kesan pertama saat memasuki lahan ini adalah damai dan tentram.

Ya, kini kami berdua ada disebuah pekuburan keluarga umum. Kami terus melangkah, hingga sampai didepan sebuah pusara yang cukup besar, bertuliskan dalam bahasa Korea; Bang Si-Hyuk. Dia menggenggam tangganku erat, dan menuntunku mendekat ke pusara tersebut. Dia meraih sebungkus rokok disaku jaket sebelah kirinya, dan menaruhnya dipusara tersebut sambil tersenyum sedih.

BANGFICTION : BANGTAN BOYS FANFICTION [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang