*04

127 17 2
                                    

***

"KAU" tunjuk Jimin kepada Yoongi, sedangkan yang ditunjuk hanya memasang wajah datarnya.

"Kau kenal dengannya hyung?" Hoseok bertanya pada Yoongi yang melanjutkan makannya.

"Tidak"

"Lalu kau kenal dengannya Jim?" Taehyung bertanya pada Jimin yang masih belum menurunkan tanganya.

"Tidak juga, tapi dia kemarin mau menabrakku."

"MWO" Semua orang yang ada di meja itu terkejut sampai-sampai semua penghuni kantin menatap mereka aneh, tapi mereka semua tidak mempedulikan.

"Kau mau menabraknya hyung." Jungkook yang pertama memecah keheningan.

"Tidak."

"Jelas-jelas kemarin kau mau menabrakku."

"Aku tidak sengaja."

"Hebat sekali kau, dengan santainya menjawab." Jimin menatap Yoongi sebal dengan pipi yang sedikit merah, bukan, bukan karena malu tapi marah.

Yoongi hanya memandang namja bantet di hadapannya dengan wajah datarnya, memang apa yang harus dilakukan Yoongi?, meminta maaf sudah, memberi tau kalau kemarin dia tidak sengaja menabrak sudah, lalu apa yang harus dilakukannya?, selain itu dia tidak apa-apa kan, dia sehat, dia masih bisa berjalan, berbicara dan lain sebagainya.

Jimin sudah tidak tahan dengan namja pucat di hadapannya ini, dia melangkah mendekati Yoongi, tapi saat dia baru dua kali melangkah tangan seseorang sudah menghentikannya dan menarikknya kembali ke tempat semula.

"Sudahlah Jimin hyung, Yoongi hyung kan sudah memberitahu alasannya kalau dia tidak sengaja, selain itu kau tidak apa-apa kan."

"Tapi___"

"Sudahlah Jimin." Jimin menutup kedua matanya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru dan menghembuskan secara perlahan dari mulutnya, setelah selesai mengatur nafasnya Jimin kembali membuka mata sipitnya dan melihat ke arah Yoongi.

"Baiklah, aku memaafkanmu."

"Memang seharusnya begitu." cibir Yoongi.

"Apa kau bilang?" Jimin menatap Yoongi dengan tatapan kesalnya, ya tadi Jimin mendengar cibiran Yoongi meskipun hanya samar-samar.

"Ah, tidak Yoongi tidak mengatakan apa-apa." Jin menjawab pertannya Jimin.

Yoongi membereskan bekalnya dan berdiri tapi sebelum dia benar-benar meninggalkan para sahabatnya dia mengucapkan.

"Aku bilang 'memang seharusnya begitu' ."

"HEI KAU KEMBALI, DASAR NAMJA PUCAT, DATAR, TIDAK MEMILIKI EKSPRESI, KESINI KAU, AKAN KU BUAT KAU MEMILIKI EKSPRESI." Jimin berteriak seperti orang kerasukan dengan Jungkook dan Hoseok yang menahannya, sedangkan Taehyung, Namjoon, Jin hanya menggelengkan kepala mereka.

"Awal pertemuan yang buruk." Ucap Namjoon yang diangguki oleh semua orang di meja itu selain Jimin yang masih kesal.

***

Jimin dan Jungkook sedang beres-beres untuk pulang, sedangkan Yoongi?, entahlah kemana namja pucat itu setelah pergi dari kantin, saat kepergian Yoongi dari kantin Jimin tidak henti-hentinya mengumpati Yoongi.

'Sudah dimaaf kan bukannya bilang terimakasih.'

'Dasar namja pucat, datar, tidak ada ekspresi'

'Awas saja jika aku bertemu dengannya lagi.'

Ya seperti itulah umpatanya tadi.

"Kau mau bawa kemana tas namja pucat itu?" Jimin memandang Jungkook yang membawa tas Yoongi.

"Aku akan berikan kepada Yoongi hyung."

"Kau tau dia dimana?"

"Eeuuummm... Aku yakin dia ada di rooftop ."

"Kenapa kau begitu peduli padanya?, sifatnya dingin seperti tidak peduli sama sekali pada sahabat-sahabatnya,"

"Dia memang dingin tapi saat kau mengenalnya lebih dalam kau akan nyaman bersamanya,"

Jimin terdiam memikirkan ucapan Jungkook, dia masih tidak mengerti apanya yang nyaman saat berdekatan dengan orang dingin seperti Yoongi?.

'Nyaman?, itu tidak mungkin tapi kalau emosi?, itu pasti.' Jimin berucap dalam hati.

"Jadi kau akan ikut aku ke rooftop atau langsung pulang?"

"Aku langsung pulang saja, aku tidak ada urusan dengan namja pucat itu, sampai bertemu besok Jungkook."

Jimin berjalan menjauh dari Jungkook, sedangkan Jungkook tersenyum kecil saat Jimin menjauh.

"Aku juga seperti itu Jim, saat pertama kenal dengan Yoongi hyung, tapi sekarang aku sangat nyaman dengannya." monolog Jungkook sambil menaiki anak tangga menuju rooftop.

Saat sampai di rooftop Jungkook melihat namja yang dicarinya sedang tertidur di sofa panjang yang sudah butut. Wajahnya yang biasanya dingin tertutupi dengan wajahnya yang polos dan cute.

'Aku tidak tega membangunkan Yoongi hyung.'

"Mau bagaimana lagi, Yoongi hyung bangun kau tidak mau ..."

"Aku tidak tidur kau pulang lah taruh tasku di kursi itu." Yoongi memotong ucapan Jungkook tanpa mau membuka matanya. Sebenarnya Yoongi sudah tau kalau Jungkook akan ke rooftop memberikan tasnya.

Jungkook berjalan ke arah kursi yang ada di samping sofa yang Yoongi tiduri.

"Hyung, cepatlah pulang."

"Hhhmmm" Jungkook meninggalkan Yoongi dengan perasaan khawatir, ya Jungkook khawatir kepada Yoongi karena dengan sifat dinginnya itu pasti ada sesuatu tapi sampai sekarang Jungkook dan para hyungnya tidak tau apa yang disembunyikan Yoongi, mereka sudah bersahabat sejak kelas 7 sampai sekarang kelas 11 dan yang mereka tau hanya Appa Yoongi yang menikah lagi, ya hanya itu.

Setelah kepergian Jungkook Yoongi membuka matanya dan memandang nanar ke arah pintu rooftop.

"Maafkan aku Jungkook."

***

Jimin berjalan ke arah parkir sambil menggumamkan seseuatu.

"Apanya yang nyaman berdekatan dengan namja pucat itu?" sedaritadi saat dia berpisah dengan Jungkook dia mengumamkan kalimat-kalimat itu, pikirannya kemana-mana membayangkan dia akan nyaman didekat Yoongi. Dia kadang menautkan kedua alisnya saat membayangkan yang aneh-aneh (jangan mikir kotor dulu). Saat dia membayangkan bagaimana Yoongi berperilaku manis padanya sama seperti wajahnya, berperilaku baik, sopan, tidak menyebalkan, tapi itu tidak akan terjadi setelah dia tau sikap Yoongi tadi meskipun kepada sahabatnya.

"Apa yang aku pikirkan, kepada sahabatnya saja dia..."

'Bruk'

Belum sempat Jimin melanjutkan kalimatnya tiba-tiba b****gnya sudah mencium lantai.

"Maaf, sini aku bantu." Tangan putih mulus terulur di hadapan wajah Jimin, tanpa basa-basi Jimin meraih tangan itu dan membersihkan celananya yang sudah dihiasi dengan debu.

"Maaf ya aku tadi terburu-buru."
Seorang yeoja membungkuk kan badannya sedikit dan memandang Jimin sedangkan Jimin melihat yeoja itu dengan tatapan memuja, bayangkan saja wajahnya cantik, putih, kulitnya yang mulus seperti bidadari.

"Sekali lagi aku minta maaf."

"E-eh iya iya."

"Seulgi mau kemana kau!, ganti dulu sepatuku!" Tiba-tiba seseorang berteriak begitu keras membuat Jimin dan yeoja itu melihat ke arah suara.

"Aku duluan ya, sekali lagi maaf." yeoja itu berlari setelah meminta maaf lagi pada Jimin, sedangkan seorang yeoja lain yang berteriak mengejar yeoja yang menabrak Jimin.

"Seulgi." Jimin tersenyum sendiri saat menyebutkan nama yeoja yang menabraknya.

"Mungkin mulai besok aku akan bersemangat ke sekolah."

***

Banyak pemborosan kata...
Maaf jelek...
Biasalah pemula...

Bagi yang suka vote atau comen...

Bagi yang gak suka tinggalkan...

You and I ( Yoonmin )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang