#1

4.1K 125 0
                                    

"ALVARO SAMUDERA!!! BERHENTI GUE BILAAAAAAANG!!!"

Semua murid SMA Garuda sudah tidak asing lagi mendengar teriakan dari seorang murid teladan ini. Bagi mereka, melihat dua orang yang sekarang sedang kejar2an itu menjadi hal yang biasa. Atau bisa dibilang, sudah menjadi rutinitas tiap pagi.

"ALVIRA CANTIKA, Cantiknya Alvaro.. harusnya lo yang berhenti, ga capek apa main kejar2an mulu? Abang lelah dek"

"LO YANG BERHENTI ANJIRRR!! BALIKIN IKAT RAMBUT GUE!!!!"
Alvira masih mengejar Alvaro dengan perasaan ingin mencabik2 muka tampannya itu.

"Lo itu cantikan digerai gini rambutnya Al, jelek kalau diikat"
Ucap Alvaro santai

"Gue ga butuh saran dari lo! Mau gue iket kek mau gue gerai kek, bukan urusan lo!! Sini cepet balikin!!!"

"Jangan marah2 mulu dong Al.. nanti cepet tua, nanti keriput kulitnya, nanti gue ga suka lagi sama lo, gimana?"
Kata Alvaro sambil mengedipkan sebelah matanya.

Alvira berhenti mengejar Alvaro, napasnya terengah2
"Al?" Ucap Alvira berusaha sabar.

"Iya sayang"
Alvira menatap tajam Alvaro
Sayang2 mbah mu

"Lo belum pernah ngerasain nih sepatu melayang kena muka lo ya?" Ucap Alvira sambil membuka sebelah sepatunya.

"Wah belum tuh, emang gimana sih rasanya? Cobain dong?" Ucap Alvaro pura2 antusias.

"Nih rasain!!"
Sepatu yang dilemparkan Alvira melayang ke arah Alvaro, namun saat sepatu itu hampir mengenai kepalanya, Alvaro menunduk.

"Ga kena wleeee"

Plukk

Sepatu itu pun meleset dan mendarat di kepala seseorang.
"Waduhhh???? Mampusss gue!!"

"ALVIRA CANTIKA!!! ALVARO SAMUDERA!!!"
Alvira dan Alvaro memberi kode lewat mata sebelum akhirnya

"KABOOOOOOOOOOORRRRRR!!!"
Alvira dan Alvaro berlari ke kelasnya.

...

Saat ini, Alvira dan Alvaro sedang berjemur di lapangan sambil hormat bendera. Sebagai bentuk hukuman yang diberikan oleh Bu Sarah, karena kejadian sepatu melayang tadi pagi.

"semua ini gara2 lo tau ga?!" Ucap Alvira kesal.

"Lah ko lo nyalahin gue? Yang lempar sepatu kena muka bu Sarah siapa? Lo kan?"

"Ya itu kan gara2 lo, kalo aja lo ga nyari masalah ke gue, ga bakalan gue dihukum kaya gini! Dan kalo aja lo ga nunduk,sepatu gue ga bakalan kena mukanya bu Sarah. Pasti kenanya ke muka lo, dan kita ga bakalan panas2an kaya gini! Jadi tetep lo yang salah!!"
Alvaro menghela napas, kenapa tiap kali berdebat dengan Alvira, Alvaro selalu kalah?

"Untung cantik lo Al, dan untung juga gue sayang. Coba kalo ngga?" Gumam Alvaro yang masih terdengar samar oleh Alvira.

"Apa lo bilang?!?!"

"Iyaiya, ini semua emang salah gue"

"Iyalah, semua ini emang salah lo, Al! Emang lo pikir semua ini salah gue? Iya?"

"Salah lagiiii"

¤¤¤

"Yaampun muka lo Al ! ! !" Teriak Arvita (temannya Alvira yang bernama lengkap Arvita Rahayu) saat melihat Alvira datang dengan muka yang sangat merah kaya tomat kematengan.

Alvira langsung menghabiskan jus jeruk milik Rani.
"Diem lo Vit! Gue lagi kesel nih!!"

"Woy! Kesel sih kesel! Tapi ya ga pake ngabisin minuman gue juga kali Al"
Alvira baru sadar saat melihat cup yang ada di tangannya sudah habis tak bersisa. Lantas Alvira hanya memamerkan sederetan gigi putihnya itu.

"Sori deh Ran, nanti gue ganti, suer" Alvira mengangkat dua jarinya itu.

"Lagi lo kenapa bisa dihukum gitu si?" Tanya Rani (temannya Alvira yang bernama lengkap Maharani Adhijaya) penasaran.

"Males gue ceritainnya. Pokonya, semua masalah pasti muncul kalo gue berhadapan sama tuh curut satu"

"Alvaro maksud lo?" Tanya Arvita

"Plis deh Vit, gausah sebut namanya bisa kan? Kesel gue"

"Iyaiya Al. Tapi ko gue heran ya? Kenapa lo sebut dia curut? Dia kan ganteng Al.."
Alvira dan Rani menatap Arvita jengah.

"Untung temen"

¤¤¤

Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Alvira menghela napas lega
akhirnya..

Alvira segera merapikan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas miliknya. Alvira sudah tidak tahan berlama2 berada di satu tempat dengan Alvaro. Kalian tau? Rasanya selama pelajaran tadi, Alvira ingin sekali menyumpal mulut Alvaro dan menggantungnya di puncak himalaya.

Selama pelajaran berlangsung, Alvaro terus saja mengoceh di samping Alvira. Ya, Alvaro memang duduk bersebelahan dengan Alvira. Karena tempat duduk mereka diurut sesuai absen. Haha poor you Alvira.

"Oke anak2.. jangan lupa PR nya dikerjakan. Sampai bertemu lagi minggu depan"
Ucap bu Sarah sebelum keluar dari kelas, tepatnya dari kelas xii ipa 1.

"Buru2 amat sih cantiknya gue? Mau ke mana sih?"
Tanya Alvaro pada Alvira, namun Alvira mengabaikannya.

"Vit! Ran! Yuk pulang!! Males gue di sini lama2.. banyak aura negatif"
Ucap Alvira sambil berjalan ke luar kelas lalu disusul oleh Arvita dan Rani.

"Ga lo kejar Al?" Tanya Pandu dan Adit bersamaan.

"Kompak banget lo berdua Pan? Dit? Jangan2 jodoh? Hahaha" ledek Putra

"Iiih amit2 amit2.."

"Tapi Al, bener pertanyaan Pandu sama Adit tadi, kenapa lo ga kejar si Vira? Biasanya lo mepet terus?"

"Kali ini biarin aja dia bebas. Tapi jangan harap besok2 gue bakal biarin dia bebas berkeliaran. Karena sampai kapan pun, Alvira Cantika hanya milik gue seorang. Ga boleh ada yang milikin dia selain gue."
Ucap Alvaro dengan senyum miringnya.

"Alvira kan masih milik emak bapaknya Al"
Pandu dan Putra menoyor kepala Adit.

"Emang gue salah ya?"

"Ah udah2.. capek ngomong sama Adit. Otaknya udah kadaluwarsa. Masih perlu diperpanjang" ucap Alvaro sebelum akhirnya keluar dari kelas kemudian disusul oleh Pandu dan Putra.

"Emang Otak ada kadaluwarsanya ya?"

I am YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang