4.

762 53 5
                                    

CHAPTER 4

Tubuh imut itu meringkuk lemas diatas ranjang lembut berwarna putih. Surai pink miliknya terurai panjang sehingga kasur yang ia tiduri hampir tertutupi oleh rambut panjang lebatnya. Rambut yang awalnya beraroma amis karena darah sekarang harum seharum bunga sakura.

"Engh~"

Lenguhan kecil terus terdengar dari pemilik rambut pink panjang. Perlahan kelopak matanya terbuka memperlihatkan manik Emerald yang begitu indah. Gadis cantik berkepribadian psycho itu beranjak dari kasurnya lalu melangkahkan kakinya menuju jendela besar.

Gadis itu menundukan wajahnya seolah Ada rasa penyesalan di dalam benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menundukan wajahnya seolah Ada rasa penyesalan di dalam benaknya. Melihat secangkir teh panas tertera di atas laci berkayu putih, Gadis itu meraih cangkir berisi teh hangat lalu meneguknya hingga kandas.

Seketika kepala bersurai pink itu menoleh kearah pintu besar yang terbuka sedikit menampakan kepala dark blue yang sedikit menyembul. Gadis surai pink itu melirik sedikit lalu mengangguk.

"Nona." suara baritone yang sasuke ucapkan menggema diruangan besar milik sakura. Pemuda-pengawal yang menjalin kontrak dengan sakura ini menenteng buku yang berisi data orang-orang yang sakura tulis untuk dendamnya.

Salahsatu dari orang tersebut sudah di cakra karena berhasil sakura bunuh.

"Apa nona baik-baik saja?" sasuke duduk di hadapan nonanya lalu memegang bahu rapuh itu.

Sakura menggeleng kecil. Wajah berparas imut itu mendongkak menatap manik onyx dihadapannya. "Tidak."

Sasuke menghela napas lalu mengusap rambut lembut milik nonannya.

Tangan mungil putih itu mencengkram tangan sasuke seolah memerintahkan untuk berhenti mengelus rambutnya.

"Ternyata membunuh orang itu sungguh menyenangkan ya. Kau tau? Saat aku menusuk bahu kiri sasori seketika darah yang mengalir ditubuhku mendesir cepat seolah hasrat didalam diriku bertambah."

Kikikan mulai keluar. Kamar yang awalnya sunyi mulai menyebarkan tawa mengerikan.

"Aku.. Aku sangat ingin membunuh lagi." gadis itu tersenyum menyeringai lalu tertawa kecil. "Lihat sasuke, orang ini selalu menerorku dimanapun aku berada." tangan putih itu menunjuk buku yang terbuka menampakan sosok yang dia tuju. "Dia.. Dia targetku selanjutnya."

Hasrat membunuh sakura bertambah, gadis psycho itu beranjak lalu membelakangi pengawalnya.

Sasuke ikut berdiri lalu membuka lemari besar milik nonanya. Pemuda itu mengambil jaket tebal lalu menenggerkan di bahu mungil sakura.

"Terima kasih, sasuke," ucap sakura. Gadis itu berbalik lalu menatap pengawalnya yang berwajah datar. Tak Ada ekspresi yang sasuke keluarkan saat ini.

Sasuke mengangguk sebagai jawabannya. Pemuda itu merangkul nonanya menuju ranjang.

"Nona harus istirahat lagi," ujar sasuke. Pemuda itu menyelimuti nonanya yang sudah terbaring di kasur.

Demon GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang