6.

760 62 17
                                    

Sakura mengernyit ketika pintu manshion besar itu tidak dikunci. Ia malah makin curiga jika ada jebakan di balik pintu tersebut.

"Mundur nona. Aku yakin pasti ada sesuatu di balik pintu itu. Sebaiknya biar aku yang membukanya."

Sakura mengangguk kemudian melangkah mundur.

Ketika sasuke memegang kenop pintu, sebuah kapak besar mengayun kearah sasuke dengan cepat. Tetapi demon guard itu kebal terhadap senjata tersebut. Dengan santainya ia menangkap kapak itu menggunakan dua jarinya.

Sakura melotot melihat aksi sasuke. Bagaimana tidak? Ia sungguh shock melihat kapak itu takut terkena kepala sasuke. Tapi sasuke malah melirik kearahnya dengan tampang polos.

"Untung kau setan. Kalau bukan sudah mati buntung kau," geram gadis itu melenggang duluan.

Sasuke menyeringai kemudian menyusul nonanya. "Aksi ku keren 'kan? Ya 'kan?"

Perempatan siku mulai muncul di dahi gadis itu. Ia menggeram kemudian berbalik menatap wajah tampan sasuke.

"Apa?" kernyit sasuke.

Sakura menggeleng sambil tersenyum manis. "Jika kau berkata seperti itu lagi, habis lah kau." setelah itu ia kembali melangkah.

"Duh, nona memang kejam."

-oOo-

"Bagaimana ini? Sakura dan demon guard nya itu mulai mendekat. Kita tidak bisa lagi kabur," keluh shikamaru menatap layar cctv yang ia pasang.

Pemuda disebelahnya menatap tuannya itu dengan seringai khas miliknya. "Tenang saja tuan. Aku memiliki ide untuk kabur. Kita pakai rencana kedua saja."

Seseorang yang memiliki rambut berbentuk nanas itu mendelik tak suka ketika pelayannya santai-santai saja sedangkan dia sendiri panik bukan main.

Bagaimana tidak? Rencana kedua yang ia maksud itu kemungkinan kecil tak akan berhasil. Jadi begini, manshion nara itu terkenal dengan besarnya ruang bawah tanah. Itu berarti banyak jalan pintas untuk dirinya dan sang pelayan kabur.

Tapi yang menjadi masalahnya adalah sasuke, karena pemuda itu adalah demon guard.

Ini yang membuat shikamaru panik bukan main. Jika ia mati sekarang, ia akan merasa sedih karena harus meninggalkan temari sendirian.

"Kau gila. Tak sadarkah bahwa kita berhadapan dengan demon guard? Kita tak bisa kabur," tegas shikamaru. Pemuda itu mengambil beberapa senjata api dari dalam lemarinya.

"Tak ada cara lain selain membunuhnya. Ambil ini." shikamaru memberikan sniper pada pelayannya.

"Saat aku mencoba melawan sasuke, kau tembak dia. Harus tepat pada jantungnya."

Si pelayan itu mengangguk meraih sniper besar tersebut. Warnanya berwarna silver menandakan bahwa itu bukan sniper biasa. Khususnya untuk membunuh demon guard.

Shikamaru menatap penuh harap pada pelayan satu-satunya yang masih hidup. Semua para pekerja di kediaman Nara telah tewas terbunuh oleh Sasuke dan Sakura.

"Cih, kenapa harus aku yang kena?" gerutu pemuda itu dengan keringat di pelipisnya. Ia mengintip sedikit kearah lubang kecil di tembok.

"Itu dia. Yuki, bidik dia dari sini," tukas shikamaru pada yuki.

Pria dengan pakaian butler itu mengangguk lalu membidikan snipernya pada kepala Sasuke.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demon GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang