Bersamanya ku lewati suka duka, senang susah bahagia selalu kita rasakan berdua, 5 tahun sudah kita lewati liku-liku cinta menahan nafsu dan segala amarah, berusaha mewujudkan cinta yang indah tapi teramat sayang dunia tak berpihak kepada kita, dunia lebih menginginkan kita berpisah, kau meninggalkankanku untuk selama-lamanya.
Aku sadar bahwa setiap yang hidup pasti akan mati dan setiap yang mati tak akan bisa kembali lagi, tapi aku berharap dalam hati aku selalu berharap, kau hadir lagi membawa sejuta cinta dan mengisi kekosongan di setiap celah hati ini.
Kecelakaan yang menimpa kamu di sudut jalan itu dengan di iringi awan yang menangis menjadi goresan luka yang paling parah yang pernah ku rasakan, semenjak saat itu aku benci hujan, dulu setiap ada hujan kita selalu merasa tenang kita berdua sama-sama merasakan ketenangan, kita nikmati setiap tetesan yang jatuh dan berusaha menyatu dengan hujan dan alam, bahagia rasanya bisa melihat hujan, tapi sekarang aku benci hujan karena hujan kamu telah meninggalkanku, meninggalkan diriku untuk selama-lamanya.
Walau sebenarnya tak mungkin dan tak akan bisa terwujud aku selalu berharap kamu bisa kembali, kembali bersamaku merajut cinta yang indah, memulai semuanya dari awal dan kita akan bahagia.
Karena bosan di rumah dan ingin menghirup udara yang segar di luar, aku memutuskan untuk pergi keluar rumah.
*Krakkkk* suara pintu rumah yang sedang ku buka, ku tengok ke arah luar sekitar depan rumahku dan tiba-tiba penglihatanku tertuju pada lelaki di samping jalan dekat rumahku, mataku yang masih memiliki keterbatasan untuk melihat, sesegera mungkin ku masuk ke dalam rumah dan mengambil kaca mata yang berada di sekitar rak buku.
"huf huf huft" desahan nafasku yang kelelahan karena harus berlari, kemudian ku tengok ke arah luar lagi dia sudah tak ada, ku coba cari di sekeliling jalan ku cari dan terus mencari, tak peduli apapun ku coba lari dan mencarinya, karena saat aku melihat dia dari belakang ku lihat dia mirip seseorang, mirip kekasihku yang tlah tiada, aku tak mungkin salah, pandanganku tak mungkin salah, walaupun mataku masih terbatas melihat jarak jauh, tapi dalam hati aku yakin bahwa itu dia, dia kembali sungguh senang terasa hati ini.
Akupun sampai di suatu tempat, tempat dimana dia mengalami kecelakaan, ku lihat lelaki itu lagi, ku lihat dia tepat disamping dimana kekasihku terjatuh sewaktu kecelakaan, dengan hati yang yakin dan irama detak jantung yang berdetak cepat, ku coba langkahkan kaki menuju lelaki itu, kulangkahkan secara perlahan ku coba dekati dia, ku ulurkan tangan kananku dan kucoba memegang pundaknya dari belakang.
Saat aku ingin memegang pundaknya, seketika itu juga dia menghilang akupun bertanya-tanya dan bingung kemana dia? kenapa dia bisa menghilang? hingga akhirnya hujan pun turun.
Air hujan tlah membasahi seluruh tubuhku, Di situ aku menangis aku sudah merasa ada yang aneh dalam diriku, sepertinya pikiranku sekarang sudah mulai kacau, sudah mulai tak terarah karena kehilangannya, ku menangis dan duduk di jalan itu sembari memegang kepalaku ku coba menenangkan diriku sendiri.
" dia telah pergi dan aku harus paham akan hal itu, dia tak akan kembali lagi dia tak akan bisa dan tak akan pernah bisa bersamaku lagi " ucapku dalam hati.
" aku ada disini untukmu jangan menangis "
hujan begitu deras tiba-tiba aku mendengar suara dari belakangku, seperti suara dia ku tengok ke belakang dan kulihat itu dia, dia kembali dan dia bisa ku lihat lagi, ini nyata dia berada tepat di depanku sekarang.
" kamu kembali sayang " ucapku dengan air mata yang penuh kebahagiaan.
" aku bahagia kamu ada disini sekarang " ucapku lagi sembari memegang kedua pipinya yang dingin.
" jangan bersedih lagi " ucap dia dan meneteslah air mata melinangi pipinya.
" kalau kamu sedih aku akan sedih, kalau kamu ingin aku bahagia, kamu harus bahagia dan lanjutkan hidupmu " ucap dia lagi.
akupun hanya menangis dan memandanginya.
" aku ingin bersamamu selalu " ucapku padanya.
" tapi aku harus pergi "
" kebahagiaanku itu kamu, kenapa kamu harus pergi lagi "
" aku akan sedih bila kamu sedih, jadi tolong bahagialah dan aku akan bahagia " ucapnya sembari memegang kedua pipiku.
Dengan air mata yang masih mengalir ku coba memeluk dia dan seketika itu juga dia menghilang lagi.
*Brakkkkk* ku pegang punggungku yang sakit perlahan ku buka mataku dan tiba-tiba aku berada di bawah kursi, akupun langsung terbangun dan berdiri.
" jatuh kan kamu, kasihan " suara kakakku yang mengejekku.
" loh aku dimana kak, dia kemana tadi?? " tanyaku yang masih kebingungan.
"dia siapa?kamu tuh dari tadi tidur,makanya jangan tidur sore hari, mimpi buruk kan kamu? "
" mimpi indah kak, mimpi yang sangat indah " ucapku sembari memperlihatkan senyum manisku.
Aku baru sadar kalau aku tadi membaca buku di kursi dan mungkin karena aku kelelahan sehingga aku ketiduran dengan buku yang masih berada di tanganku.
Sungguh aku bahagia bisa melihatnya walau hanya dalam mimpi, dia sudah pergi dan aku harus bisa merelakannya, seperti apa yang dia katakan aku harus bahagia karena aku juga ingin melihat dia bahagia di alam sana.
Aku bergegas lari keluar rumah ku lihat hujan sedang turun, aku tersenyum melihatnya ku keluar ku rasakan setiap tetes hujan yang jatuh membasahiku, sungguh aku merasa bahagia, hujan yang memisahkan kita hujan pula yang mempertemukan kita walau hanya dalam mimpi.
Dan sekarang aku harus bangkit dari keterpurukanku ini, harus bisa bahagia walau tanpa dia, dan menyadari sepenuhnya bahwa setiap yang hidup pasti akan mati dan akupun suatu saat juga pasti akan merasakannya.
YOU ARE READING
Move On
Short StoryAku sadar bahwa setiap yang hidup pasti akan mati dan setiap yang mati tak akan bisa kembali lagi, tapi aku berharap dalam hati aku selalu berharap, kau hadir lagi membawa sejuta cinta dan mengisi kekosongan di setiap celah hati ini.