Remuknya hatiku

251 24 15
                                    

Entah apa yang kurasakan sekarang, seakan akan aku sudah tidak sanggup mengingat peristiwa itu lagi. Disaat dirinya sangat tersenyum senang karena mengingat gadis pujaan hatinya. Kalian pasti tidak tahu apa yang aku rasakan bukan? Jika kalian menjawab iya aku tidak percaya. Kalian pernah mengalami hal yang sama? Berarti kita senasib. Ya, aku menyukai orang yang menyukai orang lain. Aku tahu, itu bukanlah salahnya... Tapi kenapa hatiku? Selalu menyalahkannya?

Zifeng segera menghapus air matanya ketika melihat Junkai Yang berjalan memasuki kamarnya.

Zifeng POV

Tiba tiba saja Junkai masuk kekamarku, jadi yang dari tadi ketuk ketuk itu Junkai. Aku kira Mama, apakah Mama memberitahu Junkai? Ah, sial. Aku mengurung diriku dikamar dan menangis seharian karena Junkai. Aku tahu aku tidak dapat melakukan apa apa tentang perasaan Junkai. Ah, entahlah Tuhan. Aku berharap bisa menjauh dari Junkai. Karena aku pikir, itu akan menjadi lebih baik. Jika aku tidak dekat lagi dengannya. Akupun segera menghapus air mataku ini.

"Hey, Zifeng..." panggil Junkai ulang

"Apakah kau baik baik saja?" sambungnya, wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

Aku tidak bisa menjawab dan hanya membuang mukaku darinya. Aku berharap dia tidak melihat mukaku yang sembab akibat menangis dari tadi. Rasanya aku ingin memarahinya dan memukuli dadanya :v tapi kurasa tubuhku tidak sanggup melakukannya, aku membeku ketika dia ada dikamarku.

author pov

Junkai yang merasa dikacangi oleh Zifeng berjalan mendekati sahabatnya sejak kecil itu. Lalu perlahan lahan memeluknya dari belakang dan berbisik "Zifeng, janganlah terus terusan menangis, jika kau menangis maka aku juga akan iku menangis lho"

Entah kenapa Zifeng tidak sanggup lagi menahan air matanya itu dan kemudian air matanya mengalir begitu deras. Junkai yg melihat keadaan sahabatnya itu bingung harus berbuat apa. Akhirnya Junkai hanya memeluk Zifeng dan berusaha menenangkannya.

"Tak apa... Menangislah sampai kamu merasa bebanmu berkurang." kata Junkai sabar sambil mengelus punggung Zifeng.

"Ka... Ka.. I... A.. A.. Ku.. Ku.." ucap Zifeng sesenggukan

"Coba bicara lebih pelan dan jelas" pinta Junkai

"Ja.. Jadi, A.. Aku ma.. Ma... U berterima Kasih untuk semuanya" kata Zifeng, kini tangisannya mulai mereda.

"Ya, sama sama Zifeng" kata Junkai sambil tersenyum

Zifeng hanya membalasnya dengan senyuman, yang masih bisa dibilang sebagai senyuman terpaksa

"Kenapa kau menangis?" tanya Kai

"Aku merindukan seseorang, kurasa dia sudah berubah" kata Zifeng

"Siapa orang itu? Rasanya inginku beri pelajaran karena telah menguras air mata berharga milikmu itu" kata Junkai

"Entahlah, aku tak yakin kau bisa menghajarnya" kata Zifeng tidak percaya

Sebenarnya orang itu adalah kamu kai, bagaimana? Apakah kau sanggup menghajar dirimu sendiri?? Batin Zifeng

"Yasudah lah, sekarang kau makanlah dulu. Kalau tidak nanti kau akan sakit" kata Junkai

"Baiklah, ayo kita turun kebawah." kata Zifeng sambil menarik tangan Kai.

"Kau harus menemaniku makan, Tuan Wang" sambung Zifeng

Setelah Zifeng dan Kai memunculkan Batang hidung mereka didepan Mama Zifeng. Mama Zifeng segera berlari menuju Xiaokai dan memeluknya.

"Terima Kasih Xiaokai! Kau memang paling bisa membuat hati Zifeng luluh" ujar Mama Zifeng gembira

Yang dipuji hanya bisa tersipu malu, Zifeng hanya menatap Mamanya seolah mengatakan "Bagaimana Bisa tahu?"

WHAT I SEE? [ TFBOYS WJK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang