BAGIAN LIMA

238 14 1
                                    

Kalau ceritanya ngebosenin dan gak jelas maafkan ya. Masih amatir buat nulis cerita.

================================

Hari ini kantin tidak begitu ramai, mungkin sebagian siswa tidak masuk sekolah atau mereka membawa bekal dan makan di kelas.

"Kayanya gue berhenti jadiin Disya pelarian deh" ucap Dika tiba-tiba saat Daniel dan Caesar sedang menikmati makan siangnya

"Lho, kenapa?" tanya Caesar heran

"Kayanya Disya tau kalo gue deketin dia cuma gue jadiin pelarian" jawab Dika

"Lo tau dari mana?" tanya Daniel

Dika pun menceritakan perkataan yang di ucapkan Disya tadi pagi.

"Ya elah Dik, itu kan baru asumsinya Disya, dia belom tau sebenernya. Semasih Disya gak tau lo cuma jadiin dia pelarian ya lo deketin Disya terus. Buat dia baper sama lo sampe lo bener-bener move on dari Lusia. Setelah itu terserah lo mau gimana" kata Daniel sambil menyuap somay ke dalam mulutnya

Jahat memang saran yang di berikan oleh Daniel. Tapi ini demi Dika bisa move on dari Lusia. Daniel dan Caesar selalu muak dengan tingkah Dika yang tiba-tiba menyendiri sambil menatap layar ponselnya yang ada foto Lusia, itu Dika lakukan karena Dika masih belom bisa move on dengan Lusia. Dika masih rindu kenangan bersama Lusia.

"Udah Dik, lu lanjutin aja deketin Disya" ucap Caesar setelah selesai menghabiskan makanannya

Dika hanya mengangguk mendengar saran dari kedua sahabatnya itu. Mungkin saran itu yang terbaik untuk Dika atau memang akan menjadi bumerang untuk Dika.

***
Ponsel Disya tiba-tiba menerima pesan. Disya langsung membuka pesan yang diterima dan membacanya

Andika Atmajaya Saputra : Keluar.

Disya Andaresta : Ngapain?

Andika Atmajaya Saputra : Udah keluar aja dulu

Disya hanya menghela napas panjang. Rasanya malas untuk bangkit dari sofa untuk berjalan keluar rumahnya.

Saat Disya sudah berada di luar rumah, Disya melihat Dika sudah ada di depan pintu pagarnya.

"Ada apa kerumah gue?" tanya Disya heran

"Jalan yuk" ajak Dika

"Gak udah malem" tolak Disya

"Lo kaya bocah aja deh, ini kan malem minggu"

"Gue gak boleh keluar sama nyokap" alibi Disya

"Yaudah gue yang minta izin ke nyokap lo deh biar di bolehin keluar"

Disya tidak mau kalau sampai Dika bertemu dengan mamanya. Bukan karena Disya tidak diperbolehkan dekat dengan laki-laki. Hanya saja Disya tidak mau di intograsi dengan mamanya di tambah dua kakaknya yang ikut mengintograsinya karena ada laki-laki yang mengajaknya pergi selain Aji.

"Eh gak usah" jeda Disya "Yaudah bentar, gue ganti baju dulu" ucap Disya lalu berlari ke dalam rumahnya untuk berganti baju.

Dika hanya menangangguk dan tersenyum mendengar Disya setuju dengan ajakannya

Setelah beberapa menit Disya berganti baju, Disya langsung keluar kamar dan pamit dengan mama dan kakaknya.

"Ma, aku pergi dulu ya" pamit Disya

"Mau kemana?" tanya Nita

"Mau jalan tuh ma sama cowok barunya Ica" ceplos Tasya yang ada di samping mamanya

"Apa sih, mau main" kata Disya berbohong

"Yaudah, jangan malem-malem ya pulangnya" kata Nita memaklumi

"Aku pergi ya, Assalamualaikum" pamit Disya sambil mencium tangan mamanya.

Sesampainya di luar Disya langsung menghampiri Dika.

"Cantik" ucap Dika setelah melihat Disya.

"Modus" cibir Disya

"Gue gak modus tapi beneran lo cantiknya natural"

Ucapan Dika membuat pipi Disya merah merona dan membuat jantungnya berdetak kencang lebih dari biasanya.

Disya selalu berpenampilan natural saat berpergian dengan siapapun termasuk dengan Dika sekarang. Tidak berdandan hanya menggunakan bedak dan lipgloss agar mukanya tidak terlihat pucat.

"Udah ayo naik" ujar Dika sambil menunjuk jok belakang motornya yang kosong dengan kepalanya

Disya hanya mengangguk lalu naik ke atas motor Dika

Selama di perjalanan antara Disya dan Dika tidak ada yang berbicara mereka hanya saling diam.

Tak lama mereka berada di perjalanan, Dika menghentikan laju motornya tepat di depan warung kopi, dari luar terlihat warung kopi tersebut terlihat sedehana.

"Ayo masuk" ajak Dika

Disya hanya mengangguk dan mengikuti langkah Dika masuk kedalam warung kopi tersebut.

Terlihat dari dalam warung kopi tersebut sangat sederhana bahkan tidak terlalu luas.

"Eh Dik, kemana aja baru nongol" panggil pemilik di warung kopi tersebut

"Iya bang"

"Siapa tuh Dik? Pacar?" tanya pemilik warung kopi tadi

"Temen, tapi lagi otw" jawab Dika

"Oalah"

Disya hanya terdiam mendengerkan percakapan antara Dika dan pemilik warung kopi tersebut. Sepertinya Dika sudah sering ke warung kopi itu, bahkam Dika terlihat akrab dengan pemilik warung kopi tersebut

"Mau pesen apa Dis?" tanya Dika

"Terserah, samain aja sama lo" jawab Disya

"Oke"

"Bang bejo, kaya biasa dua ya" pesan Dika

"Siap Dik"

Disya melihat seisi dalam warung kopi tersebut. Disya bingung kenapa Dika mengajaknya ke warung kopi ini, padahal warung kopi ini tidak terlihat mewah.

"Kenapa? Gak suka ya gue ajak kesini?" tanya Dika tiba-tiba

"Gak kok" jawab Disya sambil menggelengkan kepalanya

"Kalo gak suka bilang aja, gue bisa ajak lo pergi"

"Gak, gua cuma bingung aja kenapa lo ngajak gua kesini?" tanya Disya

"Gua lebih suka makan di warung kopi kaya gini, daripada harus makan di mall atau cafe yang isinya cuma anak-anak nongkrong yang numpang update sosmed doang" jawab Dika

Dika memang beda dari anak laki-laki biasanya yang suka ke mall atau ke cafe. Dika memang cukup sederhana hidupnya, padahal dia bisa dibilang terlahir dari orang tua yang berada. Ayahnya mempunyai perusahaan di Jakarta. Tapi dari penampilan Dika sangat sederhana, bahkan Dika sekolah hanya mengendarai motor matic biasa. Tidak seperti yang lain, ada yang mengendarai mobil dan ada juga yang mengendarai motor besar saat sekolah.

================================

Mohon maaf kalau ceritanya gak jelas, penulisannya gak jelas, tanda baca serta kata-katanya acak-acakan.

Kalau kalian suka cerita ini kasih vote ya, kalau ada masukan silahkan komentar

Follow juga ya
Ig : mahdiyyahnabila

Disya Dika : "ESCAPE" [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang