Setelah mengantarkan Disya dan Tari pulang, Aji melajukan mobilnya menuju rumah seseorang.
Sesampainya disana, Aji tau bahwa orang yang dia cari tidak ada. Aji akhirnya menunggu di depan pagar rumahnya.
Tak lama kemudian orang yang Aji datang dengan mobil.
"Mau ngapain lo kesini?" tanya orang itu sambil keluar dari mobilnya
"Abis dari mana lo?" tanya Aji balik dengan tatapan tajam
"Bukan urusan lo" jawabnya
"Abis jalan sama mantan lo?"
"Mau gua jalan sama mantan gua atau siapapun itu bukan urusan lo"
"Kenapa lo gak jadi pulang bareng Disya?" tanya Aji pada Dika
"Gua ada urusan dan itu lagi-lagi bukan urusan lo" jawab Dika
Bug!
Tonjokan Aji tempat mendatar di pipi Dika, Dika tersungkur jatuh di aspal.
"Lo apa-apaan sih?" tanya Dika
"Gara-gara lo gak jadi pulang bareng Disya dan malah pulang sama mantan lo itu Disya hampir celaka. Puas lo" jawab Aji dengan menatapnya tajam, tangannya mengepal siap untuk menonjok Dika lagi.
"Celaka kenapa?" tanya Dika heran, tangannya memegang ujung bibirnya yang berdarah karena tonjokan dari Aji.
"Lo tanya sendiri sama Disya" jawab Aji lalu pergi meninggalkan Dika yang masih tersungkur di aspal.
Dika lalu bangkit dan naik lagi ke atas motornya lalu Dika menstater motornya dan melajukannya.
Dika melajukan motornya melewati perumahan sederhana dan tak lama tiba lah di sebuah rumah sederhana dengan pekarangan yang tidak begitu luas.
Dika turun dari motornya.
"Assalamualaikum. Permisi" ucap Dika yang sudah berdiri di depan pager rumah tersebut.
Tak lama keluar wanita paruh baya namun masih terlihat cantik dan muda.
"Waalaikumsalam" jawabnya sambil menghampiri Dika
"Tante ada Disyanya?" tanya Dika
Nita mengangguk "Ada di dalam. Dengan siapa ya?" tanya Nita
"Saya Dika tante, temennya Disya. Saya denger dari Aji kalau Disya abis kecelakaan ya. Saya mau jenguk" jawab Dika
"Oh temannya Ica. Hayuk masuk, Ica lagi ada diruang tamu" ucap Nita sambil membuka pintu pagar rumahnya dan mempersilahkan Dika masuk.
Lalu Dika masuk kedalam rumah Disya.
Baru saja Dika berjalan selangkah masuk kedalam rumah Disya, Dika sudah bisa melihat Disya yang sedang tiduran diatas sofa yang ada di ruang tamunya sambil memainka ponselnya. Dika lalu menghampiri Disya dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan sofa Disya.
"Dis" panggil Dika.
Disya menoleh ke arah suara.
"Dika" ucap Disya sambil bangkit dari tidurnya, tapi terlalu sulit karena kakinya masih sakit.
"Lo gak apa-apa?" tanya Dika.
Disya menggelengkan kepalanya dan menaruh ponselnya di atas meja yang ada di depan "Gak apa-apa"
"Sorry Dis, karena gua lo jadi kaya gini" ucap Dika merasa menyesal.
"Gak perlu minta maaf" ucap Disya datar dan membuang mukanya.
Saat itu juga Nita masuk kedalam rumahnya.
"Bentar ya nak, tante buatin minum dulu" ucap Nita ramah.
"Gak usah mah, Dika udah mau pulang kok" ucap Disya datar.
"Loh cepet amat udah mau pulang" ucap Nita
"Iya, dia ada janji sama MAN-TAN nya" ucap Disya dengan menekankan kata MANTAN.
"Ya sudah tante ke dalam dulu ya" ucap Nita lalu pergi meninggalkan Disya dan Dika.
"Lo marah sama gua?" tanya Dika.
"Gak" ucap Disya datar "Udah mending lo pulang aja" ucap Disya mengusir Dika.
"Lo cemburu sama gua karena gua pulang sama Lusia?" tanya Dika.
"Buang-buang waktu gua aja buat cemburuin lo" ketus Disya.
"Udah mending lo pulang aja, gua mau istirahat" ucap Disya lagi.
"Yah masa cintanya gua marah sih. Nanti yang ngisi hati gua siapa kalau lo marah" ucap Dika menggoda Disya.
"Udah deh Dik, gak usah gombal" ucap Disya sedikit menaikkan nada bicaranya.
"Ya udah deh gua pulang kalau itu buat lo gak marah lagi" ucap Dika dan bangkit dari duduknya.
"Bye Disya! Jangan kangen ya" ucap Dika lagi sambil mengedipkan matanya sebelah.
Disya tidak menjawab apa-apa, Disya malah membuang mukanya kesal kepada Dika.
Disaat seperti ini Dika masih aja bersifat manis pada Disya. Mau Dika apa sih.
Dua kali Dika membatalkan janjinya pada Disya tapi masih saja tingkahnya seperti manusia tidak bersalah.
***
Motor Dika melaju melewati perumahan elit dan tak lama motornya berhenti di depan sebuah rumah mewah.Lalu ada seseorang yang membukakan pagar rumah tersebut. Dika lalu memasukkan motornya di pekarangan rumah tersebut.
Dika turun dari motornya dan berjalan memasukin rumah tersebut.
"Assalamualaikum" salam Dika
Keluarlah wanita paruh baya yang cantik.
"Waalaikumsalam, jam segini kok baru pulang sekolah" ucap wanita itu.
"Iya mah, tadi aku abis jenguk temen" ucap Dika.
"Perempuan apa laki-laki?" tanya Ana, mama Dika.
"Perempuan" jawab Dika.
"Cantik?"
"Cantik"
"Pacar kamu?"
"Bukan, dia temen aku mah"
"Dulu mamah sama papah kamu sebelum pacaran juga jadi temen dulu kok"
"Aku tuh gak suka sama dia"
"Masa kalau gak suka sampai jenguk gitu"
"Kan dia lagi sakit makanya aku jenguk"
"Ya udah, kapan-kapan ajak ke rumah ya. Mama mau liat temen kamu itu" pinta Ana.
"Gak usah mah" tolak Dika.
"Udah pokoknya besok mamah tunggu kamu bawa temen kamu itu kerumah ya" ucap Ana tersenyum dan meninggalkan Dika.
Ana dulu tahu Dika pernah berpacaran dengan Lusia bahkan sampai Dika dan Lusia putus pun Ana tahu. Ana begitu menyukai Lusia, yang cantik dan sopan. Makanya saat Dika mendekati perempuan lain selain Lusia, Ana begitu penasaran.
Dika mengacak rambut, bingung. Tujuan Dika mendekati Disya kan hanya untuk menjadikannya pelarian. Tapi Ana, mama Dika malah menyuruhnya membawa Disya ke rumahnya. Seolah-olah hubungan sudah serius dan jauh dengan Disya. Dika harus berkata apa pada Disya untuk mengajaknya datang kerumahnya. Sedangkan Disya saat ini sedang marah dengan Dika.
================================
VOMMENT!!!
Maaf ya kalau ceritanya kependekan hehe.
Apa nanti Dika bakal membawa Disya kerumahnya atau gak ya?
Follow juga ya
Instagram : mahdiyyahnabila
KAMU SEDANG MEMBACA
Disya Dika : "ESCAPE" [COMPLETE]
أدب المراهقينGimana rasanya saat kamu dibawa terbang tinggi ke awan oleh seseorang yang tidak di duga-duga bakal kamu sukai. Lalu, dia menjatuhkanmu begitu saja ke tanah. Hancur, pedih, kecewa. Disya, perempuan yang sangat jutek, galak bahkan jauh dari kata semp...