Rachel tengah duduk di halte dengan tangan mengibas ngibas di depan wajahnya.
Siang itu matahari cukup terik, dan membuat Rachel mendengus kasar, ditambah lagi dia harus menunggu Gio yang dari tadi tak menjemputnya di halte.
Rachel sudah berusaha menghubungi handphone Gio, namun tak kunjung di jawab oleh Gio, mengirim bom whatsapp namun tak di balas Gio, jangan kan di balas di baca saja tidak.
Rachel mendengus kasar lagi dan lagi, sekarang dia hanya pasrah menunggu Gio dengan earphone yang terpasang di telinga nya, Rachel mendengarkan lagu lagu k-pop.
Di parkiran Gio tengah berbincang dengan seorang perempuan, sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang serius, terlihat dari raut wajah Gio.
"Gimana lo setuju kan sama rencana gue?" tanya Zira kepada Gio, ya perempuan tersebut adalah Zira sahabat Rachel.
"Oke gue setuju, jangan lupa nanti malam kita diskusikan lagi" jawab Gio dijawab anggukan oleh Zira.
Gio mengambil handphone dari saku celana nya, dan melihat ada banyak notifikasi yang masuk.
25 panggilan tak terjawab, dan 37 whatsapp yang belum terbaca, dan itu semua dari Rachel.
Gio segera menepuk jidat nya ketika melihat berapa banyak notifikasi itu.
"Eh Ra, gue pulang duluan yaa, kasian Rachel tadi gue nyuruh dia nunggu di halte"
"Ohh, eh Gi gue boleh nebeng sampe perempatan di depan ga? Nanti sampe sana gue bakal cari taksi" ucap Zira.
Gio mengizinkan Zira untuk ikut pulang bersama dirinya dan Rachel.
Zira pun tersenyum lalu duduk di sebelah Gio, dan Gio langsung tancap gas menuju halte tempat Rachel menunggu Gio.
Di halte earphone Rachel masih Setia di telinga nya, Rachel memejamkan mata nya sambil menikmati lagu yang ia dengarkan.
Tak lama kemudian mobil Gio berhenti tepat di depan Rachel.
Gio keluar dari mobil dan berlari kecil menghampiri Rachel, Rachel tersenyum melihat Gio.
Seketika senyumnya memudar saat Zira keluar dari mobil Gio, kini raut wajah Rachel berubah menjadi bingung.
"Duhh, Hel gue kelamaan ya?" tanya Gio.
"Ah enggak, kok lo bisa sama Zira?" Rachel balik bertanya.
"Emm gue mau nebeng sampe perempatan depan aja Hel, soal nya di sini taksi jarang lewat, ga papa kan Hel?" ucap Zira.
"Ga papa kok, yuk pulang" ajak Rachel.
"Siap ibu bos" ucap Gio lalu menggandeng tangan Rachel.
Rachel hanya terkekeh, mereka pun masuk ke mobil Gio, kini Rachel yang duduk di samping Gio, sementara Zira duduk di belakang.
"Eh Hel, lo mau beli kue dulu kan buat mama?" tanya Gio.
"Iya, kita anter Zira sampe rumah nya aja, kan ada toko kue di deket rumah Zira"
"Iya Hel, beli di toko kue yang deket rumah gue aja, kue nya enak loh haha" timpal Zira.
"Yaudah iyaa" ucap Gio.
Hening tercipta di antara mereka, Zira terlalu sibuk mengecek akun instagram milik nya, dan Gio dia hanya fokus menyetir, sementara Rachel sibuk bergulat dengan pikiran nya, entah apa yang dipikirkan nya.
Tak lama mobil Gio berhenti di depan rumah mewah yang memiliki pagar berwarna abu abu, yaitu tumah Zira.
"Heh Ra, udah sampe nih" ucap Gio menyadarkan Zira dari dunia nya.
"Eh udah sampe, duh makasih yaaa" ucap Zira lalu keluar dari mobil Gio.
"Iya sama sama" ucap Rachel lalu tersenyum, Zira membalas senyum Rachel dan melambaikan tangan nya.
Gio dan Rachel hanya perlu maju beberapa meter mereka sudah tiba di toko kue.
Mereka telah sampai di toko kue, banyak pembeli yang datang ke toko ini karena kue nya memang terkenal dengan rasa yang enak.
Mereka masuk dan langsung membeli kue, setelah membeli kue Gio dan Rachel segera menuju rumah Gio.
Bersambung...
Haiiii haaiii
Aku updateee hihii, makasih yaa yang udah baca..
Maafkan cerita nya emang jelek, harap maklum yaa
Yang baca jangan lupa vote dan coment
Samapai jumpa di part berikutnya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Contrition
Teen FictionSebuah cerita cinta klasik dengan permainan semesta dan ini cerita aku, kau, dia, dan dirinya, cerita yang tak pernah menjadi kita.