15 - Little Talks

12.2K 970 126
                                    

15 - Little Talks 

Secara perlahan-lahan Derek membantu putrinya menuruni mobil yang mereka kendarai menuju rumah sakit. Sebenarnya, dia bisa saja meminta Liam untuk datang ke rumah mereka. Namun, dia tidak ingin merepotkan Liam. Maka dari itu, Derek memutuskan untuk membawa Juliet ke rumah sakit tempat Liam bekerja.

“Dad, kepalaku sakit,” keluh Juliet meringis sembari memegangi kepalanya. Dengan penuh kasih sayang, Derek mengecup puncak kepala Juliet. Berharap dengan cara itu dia bisa mengurangi rasa sakit yang kini Juliet rasakan. Tangan kiri Juliet melingkar di leher Derek, sementara tangan kanan Derek melingkar di pinggang Juliet.

“Tunggu sebentar. Dad yakin Liam sebentar lagi datang,” Derek mencoba membuat Juliet tenang. Juliet yang keadaannya sedang lemah hanya bisa menganggukkan kepalanya. Dibalik sikapnya yang sedikit menyebalkan kepada Courtney akhir-akhir ini, dia tetap lah seorang Juliet yang lemah. Lemah dalam fisik.

Liam mengeluarkan handphonenya sekedar mengcheck jam yang ada di handphone canggihnya. Dia baru saja sampai di rumah sakit. Perjalanan dari rumahnya menuju rumah sakit menghabiskan waktu selama 30 menit. Sebenarnya jika ditempuh menggunakan kendaraan, dia bisa menghemat waktu. Tapi karena dia sedang ingin berolahraga, dia memilih untuk menggunakan kedua kakinya.

Matanya menangkap sosok Juliet dan Derek yang sedang memasuki rumah sakit. Melihat pemandangan itu, dia sontak mempercepat langkahnya mengakhiri dua sosok yang sudah sangat familiar baginya. Dia menepuk pundak Derek membuat laki-laki yang hampir paruh baya itu menolehkan kepalanya.

“Ahh Liam, akhirnya kau datang,” Derek menghela nafas lega. Liam tersenyum simpul lalu melirik Juliet yang terlihat lemah tak berdaya. Gadis itu secara perlahan-lahan menutup kedua matanya. Tubuh mungilnya terjatuh begitu saja. Namun dengan sigap Liam ikut membantu Derek menangkap tubuh Juliet.

Tanpa basa-basi, Liam menggendong Juliet menuju ruang kerjanya. Rumah sakit tempat dia bekerja adalah rumah sakit kepunyaan keluarganya. Maka dari itu, Liam memang sedikit lebih fleksibel untuk menggunakan ruangan-ruangan di rumah sakit ini dibanding dokter lainnya. Dia menaruh tubuh Juliet di atas tempat tidur dan mengambil alat-alat medisnya. Derek menyenderkan punggungnya di tembok dekat pintu sembari memperhatikan Liam yang sedang memeriksa keadaan Juliet.

Dia memejamkan matanya berdoa agar putrinya itu baik-baik saja. Liam menghela nafas memperhatikan Juliet yang tak sadarkan diri. Juliet, gadis itu sudah dia anggap seperti adik perempuannya sendiri, begitu pun dengan Courtney.

Melihat Liam sudah selesai memeriksa putrinya, Derek beringsut menghampiri laki-laki berumur 23 tahun itu. “Bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja kan?” tanyanya membelai lembut kepala Juliet. Liam menganggukkan kepalanya pelan kembali memperhatikan Juliet.

“Dia baik-baik saja, Derek. Tubuhnya hanya sedikit lemah dan itu hanya pusing biasa. Tidak ada yang serius. Apakah akhir-akhir ini dia kehilangan nafsu makannya?” Liam mendongakan kepalanya melirik Derek yang berdiri di sampingnya.

Derek menggelengkan kepalanya, “Entahlah. Aku juga tidak tau. Akhir-akhir ini aku lebih sibuk dengan pekerjaanku. Mau ku tanyakan pada Harry, bodyguard yang ku sewa untuk menjaga Courtney dan Juliet, juga tidak bisa. Dia sudah mengundurkan diri.”

Liam diam sejenak mendengar nama Harry keluar dari mulut Derek. Tentu saja dia tau tentang Harry yang mengundurkan diri. “Kenapa dia mengundurkan diri? Bukannya aku ada apa-apa. Hanya saja, aku pernah bertemu dengannya waktu itu dan dia terlihat seperti laki-laki yang baik,”

Kali ini Derek mengedikkan bahunya menanggapi pertanyaan Liam. “Dia bilang ada urusan yang harus dia kerjakan sehingga dia memilih untuk mengundurkan diri. Aku juga tau dia laki-laki yang baik. Aku sudah lama mengenalnya, mungkin sangat lama,” Derek menepuk pundak kiri Liam. Liam mengangkat alis kanannya bingung dengan perkataan Derek.

handsome bodyguard → harryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang