Ke Tiga

2.4K 49 0
                                    

Sepulang dari sekolah Tasya kembali ke rumah dan sesampai dirumah tasya langsung di sambut hangat dengan pembantunya,
Selamat sore Non, ucap pembantu
Iya, ucap tasya dengan nada kesal.
Apa ingin bibi bawakan sesuatu?
Bawakan saja air hangat untuk aku mandi, cepat jangan pakai lama!! Perintah tasya.
Iyaa non bibi akan segera kembali.

"Andai Tasya tau kalau aku ini adalah ibunya apakah dia masih tega memperlakukan aku seperti pembantu? Ucap dalam hati bu rima.

******
Non air hangat nya sudah siap, ucap pembantu itu.
Ya sudah sana cepat keluar!! Sahut tasya dengan nada keras.

Lalu sang bibi langsung keluar meninggalkan kamar Tasya dan bibi melanjutkan pekerjaan yang lain.
Ingin sekali rasanya memeluk anakku ya tuhann, ucap bi rima sambil meneteskan air mata, dan bi rima kepergok oleh bunda dari tasya,

"Bibi kenapa menangis? Apa yang sudah di lakuin oleh Tasya bi?

Non tasya ga ngelakuin apa apa kok nyoya, saya hanya sedih teringat anak saya yang mungkin jika dia di samping saya pasti tumbuh seumuran dengan non Tasya.

Anak bibi terus kemana? Sahut bunda dari tasya.

Anakku... Sahut bibi dengan gugup. Anakku sudah meninggal nyonya.

Inalilahhi turut berduka ya bii, yang sabar saja ini sudah takdir.

Iya nyonya terimakasih, ya sudah saya ingin melanjutkan pekerjaan dulu. lalu ibu rima kembali ke dapur dan mempersiapkan masakan untuk nanti pada saat makan malam.

Datanglah tasya lalu duduk di ruang tamu. Bunda Bunda... Suara tasya memanggil sang bunda. Ada apa sih nak kok teriak teriak? Lah kok udah cantik kamu mau kemana? Bunda tasya ijin mau pergi dulu ke rumah temen. Ada apa nak? Biasa bunda tugas lagi banyak nih... Ya udah jangan pulang terlalu larut malam ya nak,, Perintah bunda.  Siap bundaa...

Kepergiannya di curigai oleh sang bunda, karena tasya kini tampil lebih beda.

*****

Setelah tasya sampai di rumah temannya ternyata di sana sudah banyak teman temannya yany sedang menunggu kehadirannya.
" haii.. Maaf ya udah nunggu lama..
Udah gapapa  kok santai aja, jawab teman temannya.
Ya udah nunggu apa lagi yuk berangkat..
Ternyata benar firasat bunda tadi ternyata tasya berbohong tasya tidak ingin mengerjakan tugas melainkan tasya pergi ke suatu tempat.

Setelah sampai ke tujuan di sana tasya merasa risih karena ia baru pertama kali pergi ke tempat seperti ini tempatnya di penuhi dengan cewek seksi  banyak cowok tampan dan yang paling penting ruangan ini berbau alkohol. Jadi tasya merasa canggung entah apa yang seharusnya ia lakukan dan ia mencoba memesan minuman.

Seketika tasya di hampiri oleh pemuda yang amat sangat tampan sehinggak tasya tidak mengedipkan matanya sama sekali.
"hai cantik sendirian aja?
Eh iyaa nih...
Boleh kenalan kan? Namaku Putra.
Hmm namaku Tasya..
Kamu cantik sekali,
Ohh iya tentu kan aku perempuan haha...
Oh iyaa yaa, tapi kamu itu paling cantik dari semua perempuan yang ada di sini..
Idih kamu gombal banget,
Eh yukk kita keluar dari tempat ini rasanya kurang pantas kalau kamu memasuki ruangan ini kita cari makan aja kebetulan aku sangat lapar..
Emm tapi ? Sepertinya laki laki ini baik dia mengerti kalau tempat ini memang tidak pantas untukku fikir tasya dalam hati..
Hey kok jadi bengong sihh ayoo buruann.
Ehh iya iya ayoo..

Setelah mereka meninggalkan tempat itu, mereka menuju rumah makan dan menikmati suasana yang ada dibsitu sambil tertawa ya sepertinya mereka sudah saling akrab.

"Setelah ini kamu mau kemana?
Aku terserah kamu aja..
Aku langsung antar kamu pulang karena ini sudah malam.
Oh iyaa pastinya aku di marahin bunda.
Yasudah mari kita pulang.

Setelag Tasya sampai di rumah tasya berjalan perlahan dan mengendap ngendap layaknya seperti maling, tetapi ia terkejut ketika melihat pembantu yang sedang menghidupkan lampu,
Bibi ini apa apaan sih ngagetin aja!!
Sahut tasya. Bibi cuman nungguin nona pulang dari tadi..
Ngapain juga di tungguin..
Bibi cuman khawatir sama non tasya.
Emang situ siapa kok bisanya ngehawatirin aku, bunda mana?
Nyonya udah tidur non...
Bagusla. Udah sana ngapain masih di sini, pergi sana ganggu aja !!
Baik non. Bibi selalu saja mendapat hentakan dari anaknya ituu kenapa tasya ketika bicara dengan bibi selalu ada perasaan marah? Apa salahnya aku menghawatirkan anakku sendiri? Fikir dalam hati ibu rima.

******
Maaf yaa kalau ada kata kata yang tidak pas dan kesalahann saat nulis.
.
.
.

Ibu Maafkan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang