2. Manis

402 61 7
                                    

Chanyeol POV

" Park Chanyeol." teriak seseorang seraya melambaikan tangganya.

Aku arahkan wajahku ke sosok orang yang memanggil namaku. Aku lihat sesosok lelaki mungil , berkulit putih dengan rambut berwarna coklat hazelnut yang sedang menggunakan stelan jas berwarna biru dongker melambaikan tanggannya.

" Itukah Baekhyun? Cantiknya." tuturku seraya tersenyum dengan sejuta pemikiranku.

Aku berjalan menuju tempat duduk Baekhyun. Jujur mataku sedari tadi tidak dapat lepas dari pemaandangan indah didepanku itu.

'Cantiknya. Apa dia benar benar seorang lelaki. Kalau begini aku bisa saja melanggar janjiku pada Yoora. Astagah apa yang aku pikirkan. ' batinku seraya menggeleng gelengkan kepala.

" Kenapa Chan? " tanya seseorang memecahkan pemikiranku yang dari tadi berkecambuk.

" Oh, tidak apa hanya sedikit pusing efek jetlag. " bohongku.

Aku benar benar merasa gila sekarang. Aku rasa mungkin ini yang namanya kualat. Kemaren, aku begitu menolak ide gila Yoora untung menjaga tunangannya. Bahkan aku berpikir akan menghadapi hari hari yang membosankan. Namun, jika mahluk manis seperti dia yang harus aku. Ehm, jangankan tujuh bulan, selamanya juga aku mau.

" Merebut tunangan kakak sendiri tidak dilarang kan ya? " pikirku gila, oh ya biarkan aku gila untuk sementara, tetapi tak lama langsung terhenti ketika terasa sentuhan lembut di keningku, " Kamu tidak deman Chan. Apa jetlag mu begitu parah? "

'sialan dia menyentuh keningku'

" Hah? " jawabku seperti orang bodoh.

Aku lihat dia tertawa pelan. Pipinya terangkat dan membuat matanya terlihat hanya segaris. Ternyata tadi ketika aku sedang memikirkan hal gila untuk merebutnya dari kakakku. Dia memperhatikanku bingung dan menempelkan tangannya pada dahikiu karena mengira ku sedang deman. Padahal aku sering melamun sedari tadi disebabkan olehnya yang membangkitkan sisi menyimpangku.

" Kamu sering sekali melamun Chan. Aku belikan kopi saja ya, agar jetlag mu mendingan. " tawarnya.

" Tidak usah, biar aku saja yang membelinya. Apa hyung mau menitip sesuatu? " tanyaku.

Sebenarnya aku ragu untung memanggilnya dengan sebutan hyung. Bagaimana tidak lihat saja wajah nya yang lebih pantas aku panggil sayang eh maksudku saeng. Benar wejangan Yoora, hati hati terpikat olehnya. Dia begitu sempurna diluar dugaanku.

" Tidak Chan, aku tidak minum coffe. Lagipula aku sudah memesan minuman matcha latte selagi menunggumu tadi." jawabnya yang seketika terhenti dikarena terdengar nada dering dari ponsel Baekhyun.

"" Ne namja anijiman..

Jogeumman jikyeobwa jwo..

Neoui geu saram anijiman.. ""

" Ah, kakakmu ternyata yang meneleponku Chan. " tuturnya setelah melihat layar ponselnya.

" Hallo sayang. Ia adikmu sudah bersamaku sedari tadi. Tidak dia tidak nakal seperti katamu." obrolnya manis dengan kakakku di ujing telepon sana.

Entah kenapa aku merasakan sedikit tidak suka ketika mengetahui kakakku meneleponnya. Padahal itu adalah hal wajar dikarenakan dia adalah tunangannya dan sekarang sedang diberi tugas untuk menjemputku di bandara. Aku putuskan untuk melangkah pergi memesan coffe untuk jetlagku. Sebenarnya lebih tepatnya aku menghindar melihatnya bertelepon dengan Yoora takut pikiranku jadi lebih gila.

" Aku pergi membeli minumanku dulu ya hyung. " jawabku dan aku lihat dia membalsnya dengan anggukan manis.

" Arghh, aku benar benar bisa gila ini. " kesalku dalam hati seraya menuju kasir.

Saat menunggu pesanan Americano Latte ku di dekat kasir, mataku tak bisa melepaskan pandangan dari sosok manis di pojok ruangan yang sedang sibuk bertelepon dengan kakakku.

" Yoora benar benar memberiku tugas apa membuatku menjadi adik yang lebih durhaka dari sebelumnya sih. Bagaimana bisa dia menyuruhku tinggal dan menjaga tunangannya yang bisa dibilang idaman banyak seme setelah dia tau adiknya ini adalah seme. Arghh,dia terlalu menggoda kalau tidak disentuh " runtukku dalam hati.

" Maaf tuan, ini pesanan anda. " tutur kasir memecahkan gulatan pikiranku seraya menyerahkan pesananku.

Aku kembali berjalan ke arah tempat duduk lelaki yang sudah berhasil mencuri perhatianku hanya dengan 3 detik melihatnya.

" Baik Yoora kami akan segera kembali. Ini Chanyeol juga sudah selesai mengambil pesanannya. Ia tidak akan makan diluar, kami akan menunggumu untuk makan malam bersama." tuturnya menjawab rentetan pertanyaan kakakku di ujing telepon sana.

" Dasar Yoora, tidak tekecuali dengan siapapun jika mengobrol pasti seperti seorang wartawan. Mengapa Baekhyun betah dengannya. Aku saja adiknya tidak betah. Mending Baekhyun denganku saja yang tidak secerewet Yoora. " ungkapku dalam hati.

Aku merasa aku benar benar akan jadi gila dan perlu berkonsultasi dengan kakakku sebagai pasien dan psikaternya. Bayangkan saja dalam beberapa waktu aku sudah sering bertutur aneh dalam hatiku. Selain bertutur aneh aku juga berpikiran gila untuk merebut tunangan kakakku sendiri.

" Baik sayang. Kami segera pulang. Aku juga mencintaimu. Bye! " jawabnya mengakhiri telepon dengan kakaku.

" Chan, jika kamu melanjutkan minumanmu di mobil tidak apakah? Ini kakakkmu begitu berisik menyuruh kita pulang hhee."  tanyanya.

" Oh, tidak apa hyung. Daripada Kak Yoora berisik dan meneleponku terus. Kasian kupingmu akan sakit mendengar omelannya. " jawabku.

" Hahahahahaha. " tawa kami berdua

" Ayo Chan, akan aku bantu dirimu membawa barang barangmu. " serunya seraya bangkit dan hendak membawa koperku.

" Tidak perlu hyung. Aku saja yang membawanya sendiri. " sanggahku.

" Baiklah, ayok. " jawabnya seraya menepuk pelan pinggulku mengisyaratkan agar aku meninggalkan tempat.

Akupun mulai melangkahkan kaki mengikuti langkah kakinya yang berjalan disampingku.

" Maafkan adikmu Park Yoora. Adikmu benar benar sudah gila sekarang. "kataku dalam hati sembari menyunggingkan bibirku sedikit.









TBC


Well double apdet? haha sebenernya ini udah lama diketik sama ka @mrs_choi18 tapi karena akunya yang sok sibuk ini akhirnya malah menelantarkan ff project ini ah.. mianhae ka :(

Last,Mind to give us some Vomment?

My Beautiful Mistake [CHANBAEK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang