Chanyeol POV
Aku rasa otakku mulai menggila sekarang. Ini baru hitungan jam aku bersama tunangan si nenek lampir Yoora. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika keseharianku penuh dengan dirinya. Mulai dari aku membuka mata yang pertama kali aku lihat dia. Sampai akhirnya aku memejamkan mataku sebelum aku tidur juga terakhir yang aku lihat dia. Tunggu bangun tidur sampai sebelum tidur. Aku benar - benar gila sekarang, bahkan aku sudah mengharapkan bukan hanya sekamar melainkan sekamar.
"Tidak - tidak." Seruku tidak sadar sambil menggelengkan kepalaku.
"Apa kau baik - baik saja Yeolli." Tegur sosok yang berhasil membuatku hilang akal dalam hitungan jam.
"Apa dia memanggilku dengan nama Yeolli ? Astagah, kenapa ada lelaki seimut dia dan kenapa dia harus menjadi milik kakaku bulan diriku." Keluhku dalam hati.
" Tampaknya jetlag mu belum sembuh ya." Khawatirnya seraya menggenggam tangaku lembut.
"Aku tidak apa - apa hyung hehe." Jawabku bohong seraya tertawa menahan kegugupanku.
"Tapi aku khawatir padamu Yeol. Tidak tidak Chan. Maaf jika panggilan itu membuatku tidak nyaman." serunya seraya menggigit bibir mungilnya.
"Ah, tidak apa hyung senyamanmu saja panggilannya. Chan boleh Yeol juga boleh. Yang mana yang membuatmu nyaman saja hyung." Tuturku seraya melanjutkannya dalam hati.
"Mau kau panggil dengan chagi juga tidak apa apa itu bahkan lebih baik."
"Bagaimana jika Yeollie saja. Itu terasa lebih dekat bukan. " Serunya seraya mengusap usapkan ibu jarinya pada punggung tanganku.
" Call. Owh ia hyung mobilmu yang mana." Tanyaku mengalihkan kegugupan karena sentuhannya.
"Itu yang berwarna putih." Serunya seraya menunjuk sebuah mobil Audi series terbaru.
Benar benar beruntung sekali Yoora. Dewi fortun mana yang mau berpihk kepadanya. Sudah berpras manis, bersikap lembut dan manis bahkan dia seorang CEO. Yoora benar - benar aku penasaran dewi fortuna mana yang khilf berpihak kepadamu.
"Ayo masuk." Serunya seraya menekan sensor pembuka.
"Hyung, kau mengendarai tanpa supir?" Tanyaku heran karena tidak ada tanda - tanda keberadan supir.
"Iya. Untuk apa ada supir, aku masih bisa mengendarainya sendiri. Masuklah, Yeol percayakan aku bisa mengendarai dengan baik." Serunya seraya tersenyum manis.
"Ehmm, percayalah hyung. Bukan begitu, maksudku apa kau tidak lelah sehabis bekerja seharian tetapi masih mengendarai sendiri sampai ke rumah." Jawabku hati hati takut salah perkataan.
"Ya mau tidak mau Yeol. Apa kamu mau menjadi supirku heh? Sudah masuklah, kakamu sudah menunggumu." Serunya seraya masuk kedalam mobil.
"Jangankan menjadi supir pribadimu. Menjadi pengganti Yoora dihatimu saja aku bersedia Baekhyun." Runtukku sendiri.
"Hei termenung lagi heoh." Serunya menyadarkanku dari dalam mobil.
"Maafkan aku hyung." Sadarku dari lamunanku seraya masuk kedalam mobil.
Akhirnya dia menjalankan mobilnya meninggalkan airport. Selama perjalanan hanya terdengar alunan sebuah lagu yang sama diputar berulang ulang.
"Yeol, kamu jenuh dengan lagunya? Maafkan ya aku lagi suka lagu ini. Oleh karena itu, aku memutarnya berulang ulang." Tuturnya yang seolah tahu isi pikiranku.
"Ah tidak apa apa hyung. Ini lagu apa judulnya? Maafkan aku selama ini aku jarang mendengarkan lagu dari sini hehe." Tutur ku malu.
"Oh ini lagu judulnya Tender Love. Aku suka sekali Yeol mulai dari lirik sampai arrangement music nya. Oh ia kita sudah sampai. Itu didepan apartemenku." Jelasnya.
Akupun langsung melihat kearah depan yang dia maksud sebagai apartemennya. Apartemen yang kelak akan aku huni berdua dengannya.
"Semoga semua akan baik baik saja." Tuturku dalam hati yang mulai berpikiran tidak tidak.
Mobil kamipun masuk ke kawasan apartemen yang menurutku termasuk katagori mewah ini. Setelah mobilnya terpakir rapih di basement, kami pun berjalan menuju lift untuk mengantarkan kami ke lantai ruangan apartmennya berada.
" Yeol apart kita berada di lantai 6 ya dan nomor kamar kita nomor 614. Jangan sampai lupa. Susah sampai, ayo." Serunya ketika lift sampai pada lantai yang dimaksud.
"Password nya sudah aku ganti menjadi 2711. Sebelumnya kombinasi tanggal dan bulan lahirku. Berhubung kata Yoora kau pelupa, maka dia menyarankan untuk menggantinya dengan kombinasi tanggal dan bulan lahirmu." Serunya seraya menekan password pembuka pintu.
Dan ketika pintu kebuka terlihat dengan jelas sosok nenek lampir Park Yoora.
" Ahh adikku yang manis sudah pulang." Serunya seraya memelukku erat.
"Ya ya yaa. Aku tidak bisa bernafas nenek lampir." Berontakku dalam pelukannya.
"Sudah sayang kasihan dia. Tampaknya dia masih kena jetlag." Seru Baekhyun seraya mencoba memisahkam pelukan erat Yoora.
"Heol. Kenapa aku kesal sekali mendengar panggilan sayang darinya untuk si nenek lampir ya." Gerutuku dalam hati.
"Yaampun Yoda nya Yoora jetlag ya? Kasihan utututu." Seru Yoora seraya mencubit pipiku.
"Yaaak!!" Teriakku kesal.
"Haha ia ia. Aku kan kangen sama adikku satu satunya ini. Oh ia Chan, setelah aku dan Baekhyun pertimbangkan. Tampaknya kalian tidur satu kamar saja. Karena, kondisi belakangan ini hujan kencang dan petir. Dan kau ingat kan yang aku ceritakan?" Tanyanya.
"Maafkan aku Yeol. Aku benar benar takut akan itu karena .." Belum selesai Baekhyun melanjutkannya pembicaraannya sudah dipotong oleh Yoora.
"Sudah sayang tidak usah diceritakam. Itu tidak baik untuk psikismu. Semua akan baik baik saja ada Chanyeol sayang dan Chanyeol tidak berjak menolak apapun." Seru Yoora seraya melotot kepadaku.
"Iya semua akan baik baik saja menurut kalian. Tapi, menurutku semua akan berubah cerita Park Yoora menjadi tidak baik baik saja." Takutku dalam hati.
Tbc~
H
ello guys? Long time no see~~ setelah melewati beberapa fase akhirnya ff kita update nih~
Ada yang nunggu? /gaaak hehe, and whos excited kalo kita bakalan rajin up?? -abaikan.
Pokonya selalu kasih kita permen yaa biar bisa dan semangat update nyaaa ^^
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Mistake [CHANBAEK]
FanfictionTak pernah terfikirkan oleh Park Chanyeol lelaki berusia 18 tahun ini, jika ia harus rela meninggalkan negara kelahirannya Amerika, hanya untuk menjaga dan memperhatikan tunangan sang kakak yaitu Byun Baekhyun. Disaat sang kakak, Park Yoora terpaksa...