Penyanyi : Shota Shimizu
Pair : Yamachii
Genre : romansu
Rating : PGRyosuke's POV
Penantian panjang ku akan berakhir hari ini. Kesepian yang selama 12 bulan memelukku erat akan berganti oleh pelukan darinya.
Terakhir kami bertemu di malam natal tahun lalu. Dan tahun ini kami akan bertemu kembali pada malam natal.
"Aku berharap natal kali ini akan menjadi White Christmas. Tahun kemarin aku dan Yuri tidak bisa melihat salju turun pada malam natal. Padahal malam itu adalah malam terakhir kami." Gumamku dengan tangan mengaduk segelas cokelat panas sambil berjalan menuju sofa didepan TV.
Aku masih menantinya sambil berkhayal tentang kencan malam natal kami.
Ting tong
Bel berbunyi.
"Yuri?" Dengan segera aku melompat dari sofa, menaruh cangkir kopiku lalu berjalan cepat menuju pintu. Tidak perlu mengintip dari lubang ataupun sejenisnya, aku langsung membuka pintu dan memeluk sosok mungil yang sudah satu tahun tidak ku temui. Yah pernah sih ketemu, tapi cuma lewat Vidcall atau hanya surat suara saja.
"Ryo chan. Sesak." Ucapnya terengah-engah menarik nafas berat.
"Ahahaha gomen ne Yuri. Aku sangat merindukanmu." Tangan kananku membelai pipinya yang dingin terkena angin malam dengan tanganku untuk menghangatkannya.
"Aku juga sangat merindukanmu. Tadaima." Senyumnya masih sama seperti saat terakhir aku bertemu dengannya. Senyum yang melelehkan hatiku dari dinginnya malam hari 24 Desember. Wajahnya pun sama, hanya saja surainya telah bertambah panjang. Ya iyalah, ini sudah 1 tahun.
"Okaeri, Dear." Aku memberikan kata sambutan sambil mempersilahkan dirinya masuk.
"Ah. Rambutmu." Aku membersihakan salju yang entah sejak kapan berada dipucuk kepalanya.
Tunggu dulu. Salju? Berarti malam ini turun salju?
"Besok akan jadi White Christmas." Seolah dia tau apa yang ada dibenakku. Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Mau cokelat panas?" Tawarku. Lalu melangkahkan kakiku ke dapur setelah mendapat anggukan dari sang tamu-yang akan menjadi nyonya dirumah ini.
Yap. Rumah ini milikku sendiri. Hasil jerih payahku dari menjadi model bayaran. Tidak cukup luas, namun cukup bila menampung aku, Yuri, dan anak-anak kami kelak.
"Kita tunggu saljunya reda. Kemudian kita pergi jalan-jalan ke luar. Setuju?" Tanyaku sambil menyodorkan secangkir cokelat panas.
"Setuju."
Untuk beberapa saat kami duduk berdempetan disofa sambil bergurau melepas rindu sekaligus mencari kehangatan satu sama lain.
Sesekali kecupan singkat menghiasi gurauan kami.
"Ne~ kau tau? Tadi aku melihat ada postermu terpampang besar dipojok jalan sana. Sangat tampan. Pasti kau memiliki fans wanita yang banyak bukan?" Suara Yuri terdengar seperti sedang menggodaku, namun aku menemukan terselip rasa cemburu didalamnya.
"Tentu saja ada. Bahkan ada beberapa dari mereka yang nge-stalk apapun tentangku. Mereka juga setia membeli majalah-majalah yang terdapat aku didalamnya. Hebat bukan?" Lihat-lihat, senyumnya mulai memudar. Senyumnya tergantikan oleh wajah manyunnya. Sunggu manis.
"Ah. Sou?" Dia menarik diri menjauh dariku dan menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.
'Bagaimana aku tidak suka menggodamu. Wajahmu sangat lucu bila sedang manyun seperti ini.' Bantinku.