BAB V

2.5K 189 11
                                    

Walaupun gak ada komentar ini cerita bagus atau nggak, aku tetep lanjutin yah :D biar cepet selesai juga sih.. terimakasih buat yang udah mau voment atau sekedar mampir buat baca aja :D jangan bosen bosen baca "Lihatlah Aku" ya walaupun ceritanya juga ngebosenin :D

Lanjut....

Saat sudah sampai di rumah Sandi mencoba membangunkan adiknya yang sedari tidur, raut wajahnya masih pucat. Sandi tersenyum, bagaimana bisa adiknya masih bisa terlihat tampan walaupun dengan wajah pucat seperti itu.

"Dek bangun, sudah sampai" ucap Sandi sambil menggoyang pelan bahu Noval.

Namun noval hanya melenguh dan masih saja memejamkan matanya.

"Dek, ayo tur... awss panas banget badannya" Sandi meraba leher adiknya dan memegang keningnya. Bener-bener panas pikirnya.

Lalu ia segera turun dari mobil dan membuka pintu mobil sebelahnya, lalu menggendong Noval di pundaknya. Sandi merasakan tubuh adiknya begitu ringan, apa sebegitu tak terurusnya Noval sampai-sampai badannya jadi kurus seperti ini. Sandi berjanji dalam hatinya mulai sekarang dia yang akan memastikan adiknya itu makan atau tidak. Sandi menghapus kasar air matanya yang hampir turun dan berjalan memasuki rumahnya.

Sandi menidurkan Noval di ranjangnya, melepas sepatunya, mengganti seragamnya, setelah itu dia pergi ke dapur mengambil air hangat untuk mengompres Noval.

"Papaaa.. Maaf.." lirih Noval yang masih tetap terpejam.

"Lo adik gue satu-satunya.. kenapa gue bodoh ngebuat lo kayak gini hanya karena rasa iri.. Gue minta maaf, gue memang Abang yang gak berguna"

Sandi menenggelamkan kepalanya di samping tangan Noval lalu menggenggamnya. Ia terisak pelan, benar-benar tak ingin kehilangan Noval..adiknya

Rasa bersalah yang semakin besar ketika mengingat Ayah dan dia yang menyia-nyiakan Noval selama bertahun-tahun, rasa bersalah ketika harus Noval yang disalahkan ketika kematian Mamanya. Dia memang pengecut, kakak yang tidak berguna. Dan dia berjanji akan membayar rasa sakit yang Noval alami, Dia bahkan rela menggantikan sakitnya..

Noval mengerjapkan matanya lucu, dia terbangun dan melihat Sandi yang terlelap di sebelah tangannya yang masih mengenakan seragam sekolah, merasakan di dahinya ada sesuatu "kompresan" apa terjadi dengannya, bukankah tadi dia sedang dalam perjalanan pulang sekolah bersama kakaknya itu.. lalu mengapa? Ah entahlah..

Noval tidak tega membangunkan Sandi yang sepertinya sangat kelelahan, dia menatap wajah Sandi lekat. Terlihat ada air mata yang telah mengering di sudut matanya, apa Kakaknya menangis? Karenanya?

"Kak.. bangun" Noval menggoyang lengan Sandi pelan.

Sandi yang merasa ada yang menyentuh lengannya segera bangun.

"Ngghh.. kamu udah bangun?"

"Kenapa kakak tidur disini? Cepet balik ke kamar, ganti tuh seragam.. bau tau"

"Yee.. kakak kan disini nemenin kamu, tadi badan kamu panas" ucap Sandi sambil menoyor lengan Noval pelan dan pemuda yang di toyornya tadi hanya ber"oh" ria..

Tatapan Noval lebih melembut dengan sedikit senyum.

"Makasih ya kak, tapi lain kali nggak usah kayak gitu ya. Aku bisa sendiri kok"

Aku nggak mau ngrepotin kakak

"Apaan sih? Salah emang peduli sama adek sendiri?

"Ya bukan gitu, tapi kakak kan jadi repot sendiri ngurusin aku. Please kak, jangan bersikap seolah-olah aku bakal pergi beneran. Karena aku juga nggak pernah kepikiran itu bisa terjadi"

Lihatlah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang