seventh

19 2 0
                                    

Davin memutuskan untuk pergi ke ruang theater untuk menemui kekasihnya,  sebelum beranjak tiba-tiba handphone nya bergetar menandakan ada pesan yang masuk

Shailene

she's not ok,  its ur fault,  jerk.

what the hell is going on? Batin Davin,  ia tak mengerti. Bagaimana bisa ia tiba-tiba disalahkan atas kesalahan yang tidak jelas seperti ini.

Davin B.  Putra

Damn.  ada apa sih?

Shailene

Lo tau dia terluka?  dia bener2 sakit pas tau lo jadian sm felis. lo tau dia nangis semaleman?  dia nangisin lo,  dia ngeliat lo jalan sm felis kemarin.

Davin B. Putra

ketemu gue skrg, koridor perpus.

Davin memilih koridor perpus karena cuma disana satu-satunya tempat yang jarang dikunjungi oleh siswa,  bahkan tidak ada satupun siswa yang kesana.

Davin frustasi, ia mendecak sambil mengacak rambutnya. "Salah apa lagi sih gue?"  teriaknya.

"puas lo? " Tanya Shailene saat melihat Davin tiba di ujung koridor,"Apaansih?" Davin yang baru saja tiba di koridor perpus langsung ditodong pertanyaan seperti itu,  "Lo udah gila ya? Mau sampe kapan lo nyakitin dia terus? Stop memberi harapan ke dia, kalau pada akhirnya lo sendiri yang ngehancurin harapan itu."  Shailene mengatakannya dengan penuh amarah, perkataan Shailene barusan menohok hati seorang Davin Bara Putra.  Davin menggeleng keras,  seakan ia menolak mentah-mentah omongan Shailene barusan.  "Lo tau gak?  dia nangisin lo dari kemarin,  hati dia terluka untuk kesekian kalinya gara-gara lo,  Dav!"  Shailene menunjuk wajah Davin,  disaat seperti ini Shailene sudah tidak peduli dengan kedudukan Davin yang notabene nya adalah seorang kakak kelas. Kesabaran Shailene sudah habis, Shailene menunggu Davin untuk menjawab. 

Saat Davin ingin mengeluarkan suara,  ia mendengar suara tangisan,  ia menoleh ke arah suara itu.  Shailene mengikuti arah pandangan Davin,  dan mendapati Natasha disana

"Kenapa? Sakit hati liat Natasha dipeluk sama cowo lain? Peduli apa lo sama dia?" Shailene beranjak meninggalkan Davin yang masih terpaku. "Dia yang nenangin Natasha dari kemarin,  dan lo,  jangan berani buat ganggu Natasha lagi!"  Ancam Shailene sambil menuruni anak tangga,  sedangkan Davin masih terpaku disana dan pandangannya terkunci, pandangan yang membuat hatinya hancur. Dia melihat Natashanya menangislebih oarahnya lagi ia melihat Natashanya menangis dalam pelukan seseorang.

Daffa yang sedang membawa Natasha dalam pelukannya merasa sedang dijadikan tontonan oleh seseorang,  Daffa menoleh ke arah tangga dan mendapati seseorang sedang menonton mereka.  Natasha yang merasa ada sesuatu yang terjadi ikut menoleh, Natasha tau siapa laki-laki yang berada di depan tangga tersebut.  Dia adalah Davin Bara Putra, laki-laki yang membuatnya hancur seperti ini,  ada sebersit rasa kebencian di mata Natasha. 

Dan Davin dapat merasakan itu,  Davin menatap Natasha untuk sesaat kemudian pergi dengan hati yang terluka.  Daffa yang memahami kondisi itu,  langsung menggandeng Natasha untuk pergi dari sana,  mengantar Natasha sampai tepat di depan kelasnya. 

"Nanti pulang sama gue ya," Pesan Daffa sebelum Natasha masuk ke dalam kelasnya, "Tumben,"  jawab Natasha jahil dengan suaranya yang serak,  "Gue gak mau liat lo kayak gini,  badan kurus,  mata bengkak,  ingusan lagi,"  Daffa menyebutkan ciri-ciri fisik Natasha saat ini, "Kayak kurang gizi dah,"  ledek Daffa.  Natasha malas menanggapi karena moodnya sedang tidak baik untuk protes ke Daffa, ia memilih untuk tersenyum saja.

"Kok terima sih gue katain kurang gizi? " Tanya Daffa heran, "Bawel ah,  udah sana.  Bye"  Natasha mendorong Daffa untuk pergi dari kelasnya,  karena bel masuk sudah berbunyi.  Tanpa sadar,  senyum mengembang di wajah Natasha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PLEASE STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang