Kau menghela napas panjang menyadari bahwa tidak ada hal yang bisa kau sembunyikan dari namjoon, kekasihmu. Langkahmu gontai menuju pintu depan. Kau membuka pintu berwarna coklat di depanmu hingga menciptakan sebuah celah kecil untuk mu melihat ke arah luar. Benar saja, kau menemukan sosok yang kau rindukan selama beberapa bulan ini sedang berdiri di sisi lain pintu apartemenmu. Namjoon memakai sebuah t-shirt abu-abu polos dengan bomber jacket berwarna biru gelap, serta brown beanie hadiah pemberianmu. Ingin kau membuka lebar pintu di depanmu dan berhambur kepelukannya. Jika saja kondisinya tepat.
"Jadi kamu nggak berniat bukain aku pintu?", tanya Namjoon dengan wajah bingungnya
Kau menggelengkan kepalamu.
"Yakin kamu nggak mau ketemu aku?"
Kau terdiam, tak mampu memberi jawaban.
"Kamu kenapa sih? Ngomong dong Y/n. Atau aku perlu masuk dengan paksa?"
Sekali lagi kau diam tertunduk.
Raut wajah Namjoon seketika berubah, "Apa ada laki laki lain di dalam sana?"
Kau tersentak karena pertanyaan Namjoon, kau memberikan gelengan begitu yakin kepadanya.
"Ohh...shiitt"
Namjoon tak tahan lagi dengan sikap diammu. Ia mendorong paksa pintu apartemenmu untuk membuka jalan baginya. Menyadari tenagamu tak sebanding, kau berjalan mundur menghindari benturan dengan daun pintu. Kau bisa menangkap amarah pada kilatan mata Namjoon. Intimidasi tubuh bidangnya membuatmu semakin beringsut ke belakang, hingga sebuah tembok menghentikan langkahmu.
Kini Namjoon mengunci langkahmu pada sebuah dinding dan di antara kedua lengan kokohnya.
"Persetan dengan apa yang kamu pikirkan, tapi aku merindukanmu"
Namjoon semakin mengikis jarak diantara wajah kalian. kau menikmati aroma mint yang keluar dari setiap helaan nafasnya. Sungguh bagaikan candu. Hampir saja Namjoon membawamu ke alam nikmat, saat kau menyadari satu hal. Segera kau mendorong tubuh kokohnya menjauh darimu
"Wae, Y/n-ah? Apa yang sebenarnya terjadi. Aku bukan dukun yang bisa membaca pikiranmu. Please say something".
Namjoon mengikuti langkahmu menuju kamar dengan wajah frustasi. Kau hempaskan tubuhmu di atas ranjang dan menggulungkan diri ke dalam selimut.
"Ayolah, sudah berbulan bulan aku nggak ketemu kamu, dan cuma ini yang aku dapat? Aku sungguh merindukanmu, Y/n ah", rengek Namjoon dari tepi ranjang, memandangi tubuhmu yang membelakanginya dari balik selimut.
"Y/n-ah...." Namjoon mencoba mendapatkan perhatianmu dengan membuka selimut yang menutupi tubuhmu. Ia menyibakkan rambut-rambut yang menutupi wajahmu, saat ia mendapati ada yang salah dengan dirimu. Ia membuka seluruh selimut dan membalikkan tubuhmu. Bergantian Ia meletakkan tangannya pada dahi dan telapak tanganmu.
"Astaga sayang, badanmu panas sekali. Kenapa nggak bilang kalau kamu sakit", tersirat rasa khawatir pada wajah Namjoon.
Kau menyunggingkan sebuah senyum tipis. Kau beringsut menegakkan tubuhmu pada senderan ranjang. "Aku nggak mau kamu khawatir. Kamu sudah banyak pikiran karena konser dan persiapan album barumu. Aku nggak mau menambah beban pikiranmu hanya dengan bilang aku sakit", akhirnya sebuah suara serak meluncur dari dalam mulutmu.
"Jadi itu alasan kamu melarangku datang ke sini?"
Kau tertunduk sambil mengangguk mengiyakan. "Dan aku juga nggak mau kamu tertular", ucapmu lirih.
Namjoon mengacak rambutmu dan tertawa kecil.
"Kenapa kamu tertawa", kau mendongak menatapnya dengan bingung
"Sekarang aku semakin tahu alasanku begitu mencintaimu"
"Apa?", tanyamu penasaran
"Karena kau begitu mencintaiku"
Namjoon meraih leher jenjangmu, membawamu semakin mendekat pada kenikmatan. Sapuan lembut bibirnya membelai bibirmu dengan begitu indah. Lumatan demi lumatan berhasil membangunkan kupu-kupu yang selama beberapa bulan ini tertidur dalam dada.
"Sudah kubilang, nanti kamu bisa tertular, kalau kamu sakit gimana?", rengekmu saat tautan nikmat diantara kalian akhirnya terlepas.
"Gampang saja, kamu hanya perlu merawatku, dan aku berani bertaruh kamu begitu menikmatinya bukan?", goda Namjoon.
"Isshh... sotoy, dari mana kamu tahu, huh?", kau berani bertaruh untuk wajahmu yang kini semerah kepiting rebus karena malu.
Namjoon kembali mengikis jarak diantara kalian, dan berbisik kepadamu, "Aku tahu, karena aku begitu menikmatinya". Membuat wajahmu semakin terasa panas.
Namjoon menarik dirinya menjauh darimu, membuatnya berdiri di samping ranjang.
"Baiklah aku akan mencarikanmu obat", Namjoon menanggalkan bomber jacket yang ia kenakan.
"Pakai jaket mu sayang, di luar angin tidak begitu bagus, apoteknya jauh"
"Memang siapa yang mau ke apotek?"
"Kamu bilang mau mencarikanku obat?", tanyamu bingung.
"Ngapain ke apotek, kalau obatnya ada di sini", Namjoon memberikan sebuah senyuman nakal sembari melepas t-shirt abu abu yang ia kenakan. Sebuah tubuh bidang dengan abs sempurna kini telah berdiri dihadapanmu.
"Kamu tahu, berolahraga sangat baik bagi kesehatan tubuh, apalagi berolahraga di ranjang bersamaku"
Namjoon melumat kembali bibirmu. Kini tidak dengan lembut, begitu rakus, namun begitu menghanyutkan. Kau sangat menikmati sapuan lidahnya pada setiap jengkal langit langit mulutmu. Sapuan bibirnya kini beralih pada leher jenjangmu, meninggalkan jejak jejak kenikmatan. Bukan hanya bibirnya saja yang bergerilya, kedua tangannya menyelinap masuk kebalik t-shirt putih terlalu longgar yang kau kenakan. Dari balik punggungmu, ia mencoba membuka kaitan bra yang menyangga kedua payudaramu. Ia menanggalkan t-shirt yang kau kenakan, dan membuang bra hitam polos milikmu ke sembarang arah. Benar saja, ia seketika menyerbu gunungan di dadamu dengan ciuman ciuman rakus. Lenguhan demi lenguhan kecil tak tertahankan meluncur dari bibir indahmu.
"I love it to hear you moan like that babe"
Dan malam itu berubah menjadi malam panjang penuh nikmat diantara kalian.
-bellatha-
YOU ARE READING
La la land with BTS (imagine BTS)
FanfictionMain girl cast is Y/n Enjoy warning! some of them are rated with [18+] .