"Makasih, Pak Arman. Nanti aku pulang naik bis saja." Ujar seorang gadis setelah turun dari mobil yang ditumpanginya.
"Eh, iya. Jaga diri, ya, Non." Jawab seorang pria yang akrab dipanggil Pak Arman.
"Iya, pak. Hati - hati di jalan, ya." Gadis itu tersenyum dan melambaikan tangan ketika mobil tersebut berlalu.
Raut wajahnya yang tersenyum manis tiba tiba berubah sendu. Kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya menuju gerbang. Tak selang berapa detik. Ada seseorang yang mengejutkan dirinya.
"Eh, lo ya, Hana. Untung gue gak punya penyakit jantung." Gadis yang dipanggil Hana itu hanya menatap gadis di depannya dengan cengirannya yang khas. Mendengar kekesalan temannya itu, adalah suatu hiburan bagi dirinya.
"Amin, amin." Celetuk laki-laki yang berada di samping gadis tadi. "Adaaww!" Tangannya mengusap bekas pukulan gadis di sebelahnya.
"Eh, lo ya! Amin, amin. Ngaminin apa lo?!" Ujar gadis yang telah membuat dahi laki-laki di sebelahnya memerah.
"Mel, lo jadi cewek jangan garang-garang amat napa! Kek singa aja." Gerutu laki-laki itu.
"Bodo, emang peduli gue, apa?" Ujar gadis yang akrab dipanggil Melodi itu. Gadis itu pergi meninggalkan Hana dan laki-laki di sampingnya, menuju ke kelas yang akan menjadi tempatnya belajar selama 2 tahun.
***
Setelah mengikuti pelajaran olahraga yang membosankan itu, Melodi memilih kembali ke kelasnya. Hana dan Rio yang mengejarnya kewalahan, lantas Melodi tak memperdulikan mereka.
"Mel, bener ya, kata Rio. Lo kek singa. Larinya cepet banget." Ujar Hana sambil mengatur pernapasannya.
Melodi duduk di kursinya dengan tampang tak peduli. "Hana, Rio. Jelaskan apa itu CO2 dan O2!" Balas gadis itu tak terima setelah dirinya dikatakan seperti singa.
"Eh, Ri. CO2 apaan? Gue suka kebalik-balik kalo antara CO2 dan O2." Bisik Hana kepada laki-laki disebelahnya.
"O2 keknya Karbondioksida deh.. eh bukan oksigen deh..." Jawab Rio tak yakin.
"Ah, lama bet dah, jawab doang." Ujar Melodi seraya berdiri dan keluar kelas untuk menuntaskan konser di dalam perutnya. Hana dan Rio masih diam, kemudian mengejar Melodi yang sudah jauh.
Karena ini free time a.k.a istirahat MOS jadi siswa diperbolehkan kemana saja tetapi masih di lingkungan sekolah.
Sebenarnya Melodi ingin makan ke warung pecel lele di sebelah warung Bu Gilang diperempatan sekolah, tetapi perutnya yang sudah berdemo ingin diisi, ia terpaksa makan di kantin yang ramai itu.
Persetan dengan keramaian disana, gadis itu sempat menyela barisan manusia yang mengantri mie ayam Mang Ujang.
"Mang, mie ayam 1 mangkok dan es jeruknya." Ujar Melodi setelah sampai pada gilirannya.
"Oke, neng geulis. Tapi kunaon atuh? Mukanya kok pucat." Tanya Mang Ujang pada Melodi.
"Pada demo, Mang." Jawaban Melodi mudah di mengerti oleh Mang Ujang. Karena Melodi adalah langganan Mang Ujang tiap hari di rumahnya.
Setelah mendapat sesuatu yang diinginkan oleh perutnya, gadis itu mencari tempat duduk kosong. Kemudian duduk dan melahap semangkok mie ayam dan meneguk segelas es jeruk favoritnya.
"Eh, Mel. Kita udah cariin. Ternyata disini lo." Keluh Rio sambil mengelap keringat di dahi nya. Kemudian Hana dan Rio duduk di sebelah Melodi yang asik makan.
"Lagian jawab gitu aja lama bet. Perut gue udah konser duluan tau!" Gerutu Melodi kemudian melanjutkan kegiatan menyudahi konser di dalam perutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/117382513-288-k31549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen FictionAwalnya, mimpinya menjadi seorang violinis berhenti setelah kejadian dimasa lalunya. Setelah meninggalnya orang yang ia sayang dan di khianati orang yang ia cintai, merubah hidupnya 180 derajat. Mungkin diluar ia tampak ceria dan tak ada beban sama...