Laki-laki itu memutuskan telepon secara sepihak. Kemudian arah tujuannya berbalik kearah dia datang. Wajahnya tampak datar tak berekspresi. Namun dilihat dari rahang nya yang mengeras, lelaki itu sedang marah.
"Sialan!" Dinding di sebelahnya menjadi sasaran amarahnya. Tangannya terlihat mengeluarkan darah dan membiru si sekitarnya.
Bruk...
Dia menoleh kearas sumber suara. Ada orang jatuh disana. Lelaki itu menghampiri orang tersebut. Dirinya sejenak menatap bingung orang itu. Seorang gadis tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari hidungnya.
Tangan di letakkan di bawah lutut dan dibawah leher gadis itu. Kemudian membopong gadis itu ke UKS. Sebelumnya dia sempat berpikir. Menolong atau membiarkan. Tapi entah gerangan mana yang merasukinya membuat nya memilih untuk menolong.
===
"Uh.. Sial sakit banget kepala gue." Melodi memijat pelipisnya setelah bangun dari tidurnya.
Tangannya memegang benda yang disumpal dihidungnya. Tisu dan ada darah. Tangannya mengambil tisu yang menyumpal di hidungnya dan membuangnya di tempat sampah.
"Udah bangun?" Suara maskulin itu menggema di ruangan UKS. Melodi menoleh dan sedikit terkejut dengan kehadiran laki-laki tersebut.
"Si-siapa lo?! Lo jangan macem-macem!" Ujar Melodi sambil menyilangkan tangan di depan dada.
"Gue manusia. Kenapa emang kalo gue macem-macem sama lo?" Laki-laki itu menatap datar gadis didepannya.
"A-awas lo kalo macem-macem!" Peringatan dari Melodi tak membuat laki-laki itu gentar.
"Tadi lo pingsan di koridor, jadi gue bawa ke UKS aja."
"Oh.. Sori gue gak tau." Lirih Melodi. Mukanya amat sangat bersalah. Membuat siapa saja gemas melihatnya. Sudut bibir laki-laki itu terangkat. Membentuk suatu senyuman tipis.
"Tapi, tunggu gue kok, ngerasa pernah ketemu sama lo?" Tanya Melodi. "Oh, lo yang nabrak gue di koridor deket kelas 10 C kan?" Melodi menunjuk cowok itu dengan tatapan yang polos.
Lelaki itu sedikit terkejut kemudian memalingkan mukanya ke arah lain. Melodi masih terus menatapnya bingung dan juga tatapan kagum. Lalu gadis itu terkekeh geli melihat laki-laki itu memalingkan mukanya.
"Btw, makasih ya." Sontak lelaki itu menoleh dan membeku melihat Melodi tersenyum kepadanya. "Nama lo siapa?" Sambungnya.
"Fari." Jawab yang lelaki itu yang memperkenalkan dirinya sebagai Fari.
"Melodi," gadis itu tetap mempertahankan senyumnya sampai lelaki yang bernama Fari itu pergi dari ruang uks.
"Sifatnya mirip dia." Gumam gadis itu kemudian beranjak dari tempatnya dan menuju kelas nya.
====
"Eh, darimana aja lo?" Tanya Hana saat Melodi baru akan duduk di kursinya.
"Pusing." Kemudian gadis itu menelungkupkan wajahnya diantara lipatan tangannya.
"Tadi lo di cariin ibu tiri."
"Sejak kapan gue punya ibu tiri?" Melodi menatap bingung Hana.
"Kenapa lo mendadak amnesia?" Tanya Hana dengan nada seperti mengintrogasi orang.
"Lo ngomong biasa aja! Gue bukan narapidana yang mau kabur." Ujar Melodi dengan muka malasnya.
Ada yang tidak beres dengan sahabatnya, tangan Hana menyentuh kening Melodi. Sektika matanya langsung membulat lebar. Kemudian, ia juga menyentuh tangan gadis itu. Hana masih tak percaya apa yang baru saja ia alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Novela JuvenilAwalnya, mimpinya menjadi seorang violinis berhenti setelah kejadian dimasa lalunya. Setelah meninggalnya orang yang ia sayang dan di khianati orang yang ia cintai, merubah hidupnya 180 derajat. Mungkin diluar ia tampak ceria dan tak ada beban sama...