You Better Know

Good Luck

"Kau datang" pria itu sungjae berdiri dari duduknya, ketika ia melihat joy didepannya.

"Annyeonghaseyo" salam joy yang hanya direspon oleh senyuman sungjae, pria itu menyuruhnya untuk duduk lalu membukakan kaleng bir untuk joy dan menaruh di samping sosok joy.
"Ada apa kau menyuruhku kesini? Kurasa dijadwalmu yang sangat padat dan menyisihkan waktu  luangmu untuk bertemu denganku, sangat menggelikan" serunya dan menyesap bir dengan tenang. Sungjae pun melakukan hal yang sama, ia teguk bir itu dan membuang nafasnya kasar sebelum berkata

"Hanya ingin mengajak teman yang bisa menemaniku minum bir, hanya itu saja"

Joy semakin tersenyum meremehkan, apa dia bilang tadi? Mencari teman untuk minum bir bersamanya, yang benar saja.. memang ia temannya? Tidak sama sekali!!

Mereka, sungjae dan joy terdiam cukup lama. Dengan suasana sungai han yang hening dan sunyi, tentu saja mereka berada ditempat ini Pada Pukul 23.30 malam. Siapa yang mau repot-repot datang ke sungai han pada waktu tersebut ditengah dinginnya malam.

Sejujurnya bagi sungjae sendiri, ia memilih mengajak joy untuk minum bersamanya juga ia tak tahu alasannya. Hanya tiba-tiba hanya joy yang ia pikirkan untuk orang yang bisa ia ajak.

"Bagaimana perasaanmu sekarang? Setelah acara kita sudah berakhir" sungjae menatap joy ketika wanita disebelahnya tersebut menannyakan sesuatu padanya. Pria itu menunduk sejenak.

"Sejujurnya aku sempat kaget karena kita baru 11 bulan melakukan acara itu, jujur saja aku menginginkan agar sedikit lebih lama. Akan tetapi harapanku tak terkabulkan" jawab sungjae menatap lurus kearah sungai.

"Aku yang meminta untuk menghentikannya" begitu kalimat tersebut keluar, sungjae menoleh cepat padanya, menatap kewajah joy yang tak pernah meliriknya sama sekali.
"Kenapa joy-ah?

"Aku hanya ingin privasimu tak semakin terganggu, aku tahu kau tertekan melakukannya" joy menyesap dengan pelan isi kaleng itu, dan tersenyum lirih .

"Tertekan? Sepertinya kau salah joy, aku tidak tertekan sama sekali"

"Sudahlah tak perlu dibahas. Bukankah kau mengundangku kesini untuk menemanimu minum" tak mau terlalu membahas masalah acara sialan itu, joy berusaha tenang agar setiap kata yang ia ucapkan tak akan membuatnya menyesal kemudian .

'Krekk' bunyi kaleng terbuka, joy menatapnya sekilas ketika sungjae kembali membuka minuman kaleng itu, dan itu sudah kaleng ke 6 sungjae meminumnya . Dan ia berbohong berkata 2 kaleng ditelfon tadi, nyatanya ia membeli kurang lebih 1O kaleng.

Ia hanya menggeleng melihatnya. Ia sendiri satu kaleng belum habis dan masih tersisa setengah kaleng lagi. Benar-benar menyusahkan batinnya.

"Sooyoung-ah kau ta"
"Berhenti memanggilku dengan nama asliku sungjae-ssi" selanya

Sungjae tertegun, kemudian ia melanjutkannya kembali "ekhem, baiklah maafkan aku"

"Aku akan pergi sekarang, terimakasih telah mengundangku" joy berdiri dan membungkuk pada sungjae lalu ia berbalik hendak pergi, akan tetapi..

"Tunggu" sungjae langsung menghentikannya dan memegang salah satu tangan joy, ia balikan tubuhnya agar menghadap dirinya.

Sungjae bisa melihatnya, melihat bagaimana joy menatapnya dingin, dan itu membuatnya sedih.

"Kenapa? Apa suaramu tiba-tiba hilang hingga diam seperti ini?" Dan suaranya pun menjadi sinis padanya. Bukan ini yang sungjae ingin kan, ia hanya ingin dirinya dan joy seperti orang lain lihat dan tahu seperti di TV bagaimana keakraban mereka, apa ia salah?

"Ahh ya aku ingat, kau pasti ingin mengatakan ini 'kau tahu joy-ssi aku sekarang sudah sangat dekat dengan soo hyun, bagaimanapun ia adalah prioritasku saat ini' benar bukan? Kalau begitu Good Luck! Sungjae-ssi setidaknya akan ada kelanjutan cerita tae kwang - eun byul mu itu. Aku pergi, selamat tinggal"

Joy segera pergi menjauh, ia sudah tak tahan melihat orang yang sangat muak baginya berada terus dihadapannya.

"Oh shit!!" Suara kaleng berjatuhan dari sebuah kursi akibat tendangan yang dilakukan sungjae barusan. Ia tak peduli tentang itu. Ia mengacak rambutnya dan kembali menendang kursi yang tadi ia dan joy duduki , tak peduli jika nanti kakinya akan sakit akibat ini.

Ia terengah-engah, matanya menatap arah jalan joy pergi tadi, sepertinya ia salah selama ini. Ia yang salah dan bodoh dengan keadaan ini. Bisakah ia meminta waktu kembali mundur, dan memulainya dari awal lagi ...

»»»»»»»»»» ※ «««««««««««