part 2

19 0 0
                                    

Setelah sampai di rumah Yuna. Dava menggendong Yuna masuk, dia tidak tega membangunkan Yuna, mengingat Yuna sedang sakit.

Dava langsung membawa Yuna ke kamarnya. Dava dengan hati hati meletakkan Yuna di ranjang.

"Apa gue berat?"
Dava menoleh ke arah Yuna, matanya tertutup. 'Apa dia mengigau' gumam Dava.

Yuna tertawa melihat raut wajah Dava yang kebingungan. Yuna langsung duduk menghadap Dava.

"Jadi lo pura pura tidur biar gue gendong?" tanya Dava mencubit pinggang Yuna.

"Aaaaa Dava lepasin... Sakit bego... Ampun ampun..." rengek Yuna sama Dava.

"Sempak jenglot manja banget ihh" ucap Dava mencubit hidung Yuna, lagi. Yuna kembali meringis. Kebiasaan Dava kalo nyakitin gak nanggung nanggung. *Tapi Dava gak pernah bikin hati Yuna sakit yaa.

"Gue kan lagi sakit, masa lo tega nyuruh gue jalan" ucap Yuna dengan muka sedihnya. Walaupun Yuna gak minta, Dava pasti bakal gendong dia. Kan Dava sayangnya awet sama Yuna.

"Ihh gemesss" Dava mencubit kedua pipi Yuna. Dava sangat sayang sama Yuna. Dava merasa hidupnya indah jika bersama Yuna. Yuna seperti pelengkap untuk Dava. Walaupun sebenarnya Dava udah sempurna tampa celah. Ganteng, baik, setia, humoris, semua ada sama Dava, fix sempurna. Kayak yang dihisep keluar asap gitu.

"Udah mendingan?" tanya Dava lembut.

"Belum sih, lo bisa ambilin kiranti gue gak di dapur?" Yuna memang punya persediaan untuk tamu bulanannya, untuk jaga jaga.

Dava langsung bangkit menuju dapur, dia sudah hafal rumah yuna. Dava juga sering main ke rumah Yuna.

Dava mengambil kiranti di dalam lemari makanan yang ada di dapur Yuna. Lalu dia menuju kulkas dan melihat lihat mana tau ada makanan. Yap, Dava malihat beberapa makanan milik Yuna, karna yang paling suka ngemil ya cuma Yuna doang. Dava mengambil beberapa coklat dan minuman soda lalu dia kembali ke kamar Yuna.

Dava membuka pintu kamar Yuna tanpa mengetuk terlebih dahulu. Yuna tidak ada dikamarnya. Lalu Dava mendengar percikan air dari kamar mandi, pasti Yuna ada di dalam. Sambil menunggu Yuna Dava melihat lihat kamar Yuna. Dava tidak pernah bosan melihat apa yang ada di kamar Yuna. Disana banyak sekali foto mereka berdua. Dari foto merek yang bagus sampai foto aib mereka aliat foto mereka yang naudzubillah.

Dava menuju meja tak jauh dari dia berdiri sekarang. Dia mengambil satu bingkai foto dia dan Yuna. Dava masih ingat foto itu diambil 2 tahun yang lalu. Disana mereka saling berhadapan dan saling mencubit pipi mereka berdua. Tanpa disadari Dava tersenyum melihat kebahagiaan mereka dulu yang sekarang semakin bertambah. Rasa sayang Dava kepada Yuna semakin bertambah.

"Lo liat apa?"
"Gue liat foto kita dulu" jawab Dava dan senyum tulus khas Dava.

Dava menaruh kembali foto tersebut. Lalu dia menghampiri Yuna yang sudah kembali dan duduk di tepi ranjangnya. Dava ikut duduk di samping Yuna dan memberikan pesanan Yuna tadi.

"Una"
"Hmm?"
"Gue cinta sama lo" ucap Dava memamerkan deretan gigi putihnya.
"Gue tau" jawab Yuna dan Dava mencium pipi Yuna singkat.

Dava memang seperti itu. Dava penuh kejutan. Dava yang sayang sama Yuna. Dava yang mengerti Yuna. Dava yang suka membuat Yuna kesal disaat Yuna PMS.

"Unaa.."
"Apaan?"
"Dava lindu" ucap Dava seperti anak kepada induknya.
"Iyaa... Una tauu" jawab Yuna seperti bicara dengan anaknya.

Lalu Yuna mengacak rambut Dava, sekarang rambut Dava berantakan. Tapi Dava tetap sexi di mata Yuna. Dimata cewek lain juga pasti begitu.

"Ihh Una jangan jahat sama Dava, nanti mama Dava marah kalo ada yang jahatin Dava" Dava merengek seperti anak kecil yang disakiti.

"Ihhhh gemessss" Yuna mencubit kedua pipi Dava. Dava sangat bisa menghibur Yuna. Membuat Yuna tersenyum.

"Ihh unaa... Bilangin mama Dava nih, una jahat" Dava semakin memasang wajah kekanak kanakannya itu.

"Cup cup cup Dava jangan nagis ya, nanti Una beliin coklat deh" bujuk Yuna sambil mengelus elus kepala Dava dan mereka tertawa bersama.

Sederhana memang, tapi mereka menikmati itu semua. Saling melengkapi.

"Sakitnya udah mendingan?" tanya Dava menatap Yuna. Yuna balas menatap Dava.

"Udah terobati sama lo" ucap Yuna tersenyum.

"Hehehe... Mending lo tiduran aja dulu, gue gak bakal ninggalin lo. Gue duduk di sofa sana" ucap Dava menunjuk sofa yang ada dekat jendela kamar Yuna.

Yuna mengangguk dan berbaring, Dava menyelimuti Yuna dan duduk di samping kepala Yuna. Dava mengelus kepala Yuna agar Yuna tertidur dengan nyaman. Dava tidak akan pergi sebelum Yuna tidur.

"Dava"
"Iya Una?"
"Apa lo bakal ninggalin gue?"
"Gue gak bakal ninggalin lo Una, lo tau kan gue sayang banged sama lo, bangednya pake 'd' gak pake 't'. Lagian gue kan cinta sama lo" kata Dava sambil mengelus kepala Yuna. Itu yang membuat Yuna bahagia dengan Dava, Dava bisa membuat suasana menjadi hangat dengan kekonyolannya.

Dava gak akan ninggalin Yuna. Dava sangat cinta sama Yuna. Gak ada alasan Dava akan meninggalkan Yuna.
"Apa alasan lo cinta sama gue?"
"Una.. Cinta itu gak butuh alasan. Kalo gue mencintai lo. Karna lo cantik, nanti kalo misalkan lo tabrakan terus muka lo hancur, akan jadi alasan gue untuk berhenti cinta sama lo. Jadi gak ada alasan gue untuk cinta sama lo, yang jelas gue nyaman dan gue cinta sama lo."

Yuna tersenyum dia bangkit untuk duduk dan dia memeluk Dava, Dava balas memeluk Yuna. Disinilah posisi yang paling nyaman untuk Yuna. Didada Dava. Dipelukan orang yang dia cintai.

Dava melepas pelukan Yuna, dia tersenyum. Dan menatap Yuna lembut.

"Mulai manja deh" ucap Dava mencubit hidung Yuna gemas.

Yuna hanya tertawa malu. Pipinya sekarang udah kayak tomat rebus.

"Udah, sekarang kamu tidur aja ya. Aku gak bakal pergi kok"

Yuna hanya mengangguk setuju dan Yuna mulai menarik selimutnya. Dava melangkah keluar untuk mengambil hpnya yang ketinggalan di mobil.

Dava tidak akan meninggalkan Yuna sendirian dirumah. Walaupun ada bibi yang akan manjaga Yuna, tapi Dava tidak akan melakukan itu.

***
Vomment

seNior giLa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang