5. Lima

148 42 50
                                    

Maafkanlah aku, jika ku tak sempurna...
Maafkan jika kau terluka.....
Mungkin engkau tersiksa, namun mengertilah caraku memang tak biasa....

Aku bukanlah dewa......
Aku hanya manusia
Aku takkan pernah sempurna

Bukan Dewa

🍁

"Alvaro," panggil seorang gadis dari arah pintu kamarnya. Entah tak sadar, budek atau apa Alvaro tetap pada posisinya yaitu berbaring di ranjang.

Gadis itu memanggilnya sekali lagi dengan suara yang lebih keras," Alvaro Humania Arsen"

Alvaro yang akhirnya sadar dengan adanya suara langsung menengadah dan menoleh ke arah sumber suara. Pupil matanya membesar, menandakan kalau ia terkejut dengan sosok gadis yang kini tengah berdiri di bibir pintu kamarnya. Namun seketika senyumnya mengembang sempurna.

"Kapan lo dateng? Kok nggak ngabarin gue sih? Kalo lo ngabarin, pasti gue jemput ko di air port." Alvaro bangkit dari posisinya dan berjalan menuju gadis yang masih mematung di bibir pintu. Lalu memeluknya.

"Gue kira lo sekolah hari ini. Jadi ya gue nggak ngabarin lo," jawab gadis itu lalu meletakan kopernya di sofa.

Alvaro menoyor kepala gadis itu sampai ia meringis kesakitan," Sejak kapan lo jadi bego? Emangnya ada ya guru yang ngajar hari Minggu gini? Gurunya juga pengin refreshing kali." Gadis yang di panggil Tasya itu menepuk jidatnya.

"O iya ini hari Minggu ya?"

"Makanya, sering sering tu bawa kalender kalo pergi! Biar nggak salah nyebutin hari. Anak TK aja tau kalo ini hari Minggu. Mendingan lo minta ajarin nyanyi nama nama hari deh sama mereka."

"Apaan sih?" Alvaro duduk di sofa biru dongker yang ada di kamanya. Begitupun gadis itu.

"Dimana nyokap lo? Belum pulang?" tanya gadis itu sambil melepas jaket kulit yang masih menempel di tubuhnya.

"Sibuk. Biasa lah ngantor. Paling pulang malem. Gue masih suci nyet. Nggak usah munculin nafsu gue. Gue belum mau jadi bapak bapak." Alvaro bangkit lalu mengambil ponselnya yang ada di atas ranjang tempat tidurnya sambil terkekeh.

"Sejak kapan lo jadi porno gini? Sering nonton bokep ya? Gue mau lepas jaket. Panas kamar lo. Kayaknya lo kebanyakan dosa deh," Cibir gadis itu lalu berdiri.

"Mau kemana?"

"Gue mau ke bawah bentar." Gadis itu menepuk pundak Alvaro lalu pergi.

"Tasya," Panggil Alvaro. Gadis itu menatapnya.

"Hmmm."

"Gue kangen lo," Kata Alvaro singkat. Dan dibalas senyuman manis oleh gadis yang bernama Tasya itu.

Tasya Anandia. Dia adalah sahabat dekat Alvaro sejak kecil. Tapi beberapa tahun ini dia tinggal di Surabaya karena harus ikut ayahnya yang berprofesi sebagai TNI AD yang bisa dibilang kerjanya sering berpindah pindah. Tapi kali ini ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan meneruskan sekolahnya di sini. Sekalian juga kangen kangenan dengan teman masa kecilnya.

"Udah punya mantan berapa sekarang selama di Surabaya?" tanya Alvaro saat melihat Tasya kembali memasuki kamarnya.

"Apaan sih? Lo pikir gue cabe? Harusnya tu gue yang tanya sama lo. Udah berapa spesies cewek yang lo pacarin selama dua tahun ini?"

"Nggak ada," jawab Alvaro singkat.

"Kenapa gitu? Lo belum bisa move on dari gue? Apa nggak laku? haha," ledek Tasya menepuk pundak Alvaro.

LEN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang