11. Sebelas

43 7 6
                                    

Kenapa Tuhan nggak ngasih tau siapa jodoh kita yang sebenarnya? Kalau kita sudah tau siapa jodoh kita yang sebenarnya, kita kan nggak akan menyakiti perasaan orang. Iya kan?

#N. Nabila

"Eh Dika. Lo lagi nonton ya? Pasti lo lagi nonton yang aneh-aneh gitu kan? Ngaku deh lo!"

Hari ini kelas Nata sedang ada jam kosong. Pak Gatot hari ini tidak masuk. Katanya sih, beliau sedang mengikuti diklat. Itulah alasan mengapa anak kelas XI IPS 1 heboh dengan aktivitasnya masing-masing.

"Aneh-aneh yang kayak gimana hayooo?" tanya Dika.

"Ya, emm semacam bokep gitu. Iya kan? Dasar tipe cowok mesum."

"Yaelah, kalo mau nonton, nonton aja kali. Sini duduk bareng!" kata Dika sambil menepuk-nepuk kursi di sebelahnya yang kosong.

"Iiih, na'udzubillah. Amit-amit deh gue ikut aliran-aliran sesat kayak lo. Gue aduin ke wali kelas baru tau rasa lo," kata Lilis lalu berjalan menghampiri Nata yang sedang membaca novel.

"Sok atuh. Aduin aja. Nggak takut gue. Palingan lo yang takut sama tu monster." Reno kini angkat bicara lalu duduk di samping Dika.

Suara teriakan mulai terdengar ketika anak laki-laki nimbrung di bangku Dika.

Weh weh..aduh aduh gila ni cewek..

Anj itunya keliatan. Haha

Download dimana lo Dik? Gue mau dong.

Alah, tinggal nonton doang juga, mbacot mulu. Nanti gue kasih dah...

Oke, boleh juga..

Sementara di sisi yang lain terdengar suara anak-anak yang sedang asik main game baru di ponselnya yang kini sedang nge- trend di kalangan anak tingkat SMA, yaitu game jenis AOV . Ada juga jenis game yang lain, seperti ML. Tapi jangan salah sangka. Yang dimaksud dengan ML di sini adalah ML permaian. Bukan ML anu.

Aduh, aduh gimana nih? Jangan sampe mati..

Ah payah lo, tu matiin tower musuhnya elah...

Tidak tidak jangan game over dulu, gue baru nge-kill dua...

Aaaaaargh.... fake you..

Kampreeet gue kalah sama si anak SMA sebelah...

Suasana seperti ini memang sudah tidak asing lagi bagi anak-anak tingkat SMA. Seperti halnya Nata, Lilis, Alvaro dan yang lainnya. Nata mengehela nafasnya kasar ketika ia melihat kondisi kelasnya yang seperti kapal pecah. Benar-benar riuh, berisik dan sangat mengganggu pastinya. Semua anak-anak sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mulai dari membaca novel, menonton drakor, sampai tidur karena bingung harus melakukan apa.

"Ssttt. Bisa nggak sih kalo volume suara kalian itu dikecilin? Kelas sebelah tu lagi ulangan, kalian nggak denger Bu Sri tadi bilang apa? Gue yang jadi taruhannya." Bimo yang kini berprofesi sebagai ketua kelas, turut angkat bicara. Karena itulah ia ingin segera usul ke wali kelas untuk mengganti dirinya yang menjabat sebagai ketua kelas dengan yang lain. Ia kapok dan sudah tidak sanggup lagi untuk mengatur teman-teman kelasnya yang aktif. Ralat, mungkin lebih tepatnya hiperaktif.

"Lo kayak nggak pernah main game aja deh. Nggak asik kalo nggak teriak Bim," jawab Reno.

"Tu dengerin apa kata si pesikopat," sambar Dika dan langsung mendapat toyoran gratis dari Reno.

LEN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang