"Tulalit tulalit tulalit tulalit." Suara hp Bima berbunyi dengan segera dia mengangkat hpnya.
"Hallo ai.. ada apa?? pagi-pagi uda nelpon gue"
"Bim. lo bisa kerumahku ga sekarang!!"
"iya, gue datang" ujar bima kemudian bangkit dari duduknya.
Bima segera bergegas kerumah aila dengan mengendari sebuah sepada motor antik kesayangannya. selang beberapa menit kemudian dia sudah sampai di rumah aila.
"Bim, pagi-pagi kok uda datang kerumah tante?" sapah tante rika sedang menyapu halaman rumahnya.
"iya tante, itu tadi aila nelpon saya suru datang kesini katanya" sahut bima.
"Oh itu...!! ailanya ada di taman belakang, tante ga tau deh ada apa dengan aila, akhir-akhir ini dia suka nglamun, dan senyum-senyum sendiri seperti orang kesambet" ujar bu rika.
"kalau gitu! Saya temui aila dulu ya tante!" ucap bagas sembari berganjak ketaman belakang rumah meninggalkan bu rika.
Bima melihat aila sedang duduk merenung seorang diri tersenyum-senyum sendir dan tertawa-tawa sendiri. "ini anak kayak kerasukan mak lampir, senyum-senyum sendiri, ah... gue kerjain aja dia" gumam bima dalam hati.
Kedua mata bima melirik kesana kemari mencari sesutu untuk di buat mengerjain aila, sehinggalah pandangan matanya terhenti pada sesosok mahluk mungil sedang merayap di dunding. "nah, ini dia... kecoa, hm mampus lo" kata bima sendirian.
Bima segera menangkap kecoa itu kemudian dia berjalan mengendap-endap mendekati aila dari belakang dan meletakkan kecoa itu di atas kepalanya yang di bungkus jilbab putihnya.
"ada apa? ya di kepala gue, sepertinya ada yang bergerak-gerak" gumam aila. lantas dia merabah sesuatu yang bergerak di kepalahnya dan segera mengambilnya. "hhhhhhhh kecoaaaaa brak kedubrak" aila berteriak hesteris setelah. tau mahluk apa yang merayap di kepalanya. "hahahahaha" tawa bima terpingkal-pingkal. "lo... bok bok bok" aila sangat marah dengan segera dia memukul sahabatnya itu beberapa kali dan setelah situasinya reda merekapun segera duduk di kursi di taman mini itu.
"Ai, napa lue pagi-pagi nelpon gue nyuru gue datang sini?" tanya bima.
"mau curhat saja sama lue...!" ujar aila.
"mau curhat apa?" sahut bima.
"masalah cinta" jawab aila singkat.
Bima mengernyitkan kedua alisnya sembil memandang gadis cantik didepanya dalam-dalam.
"emang napa...? lo jatuh cinta lagi?" tanya bima.
"iya bim, namanya andre, tiga hari yang lalu dia nembak gue, tapi gue ga beri jawaban, gue takut kisah asmara gue gagal dan gagal lagi" kata aila pada bima sambil pandangan matanya menatap taman bunga mininya.
"aila...!! lo uda sarjana dan lo juga sudah matang, kalau lo suka sama dia, terima aja dia, siapa tau dia itu memang jodohmu, dan menurut gue lupakan aja kegagalan cinta di masa lalumu" ucap bima memberi suport pada aila.
"emang benar lo bim, gue sebenarnya juga menyukaianya, tapi gue takut bim, gue takut gagal lagi bim" ujar aila sambil menundukkan kepala.
"Ai..! gue ini ga perna pacaran, tapi kalau soal asmara gue lebih tau dari pada lo, tadi uda gue katakan, kalau lo memang suka sama dia, terimah cintanya tapi ga usa pakek pacaran, lo terus ajak cowok lo itu untuk menemui om handoyo dan tente ratna" nasehat bima pada aila.
"maksud lo kami harus segera menikah!" ujar aila.
"iyah... dan itu lebih baik, agar cinta kalian bersatu dengan sebuah ikatan suci" sahut bima.
Aila terdiam meresapi kata-kata sahabatnya itu."benar juga kata bima, tapi gue masih ingin membujang dulu untuk merai cita-cita gue" ucap aila dalam hati penuh keraguan.
"duh ile... ini anak nglamun lagi" ujar bima menyadarkan aila dalam lamunanya.
"Ai...! gue sahabat lo dari kecil, akan tetap mendukung lo, sekarang sebaiknya lo lekas mandi dan berdandan yang paling cantik segera temuin dia, jangan sampai dia terlepas" kata penyemangat bima buat aila sembari tangan bima menggegam tangan aila.
"bim, terimakasi atas dukunganya, dan gue akan ikut kata lo" sahut aila sembari tangan kananya menepuk-nepuk punggung tangan bima yang memegang tangan kirinya.
Dengan penuh semangat dan senyum penuh kebahagiaan aila segera bangkit dari tempat duduknya dan berganja masuk kedalam rumah meninggalkan bima duduk seorang diri di taman mininya. sehinggalah terlihat oleh bima dua ekor kupu-kupu terbang mendekatinya dan kemudian kupu-kupu itu hinggap di lengan bima. "hai kupu-kupu sebenarnya gimana sih rasanya kalau sedang jatuh cinta itu...! apakah kalian tau jawabanya" tanya bima pada kupu-kupu yang hinggap di lenganya itu.