"Tut tuuuuut... tut tuuuuuuut" hp aila berdering. "Hallo andre... gimana kabar kamu...?" tanya aila melalui hp-nya. "Kabar saya baik sayaaaang... oh iya sayang. besok pagi aku akan bertandang kerumahmu untuk menemui kedua orang tua kamu" jawab andre melalui jaringan telponnya.
Hati aila sangat berbunga-bunga karena besok orang yang paling di cintainya akan bertandang kerumahnya untuk menemui kedua orang tuanya.
"Pah... mamah... besok andre akan datang kesini untuk menemui papah dan mamah" ucap aila dengan wajah yang sangat ceria.
"Andre itu siapa?" tanya pak Handoyo sambil menikmati kopi hitamnya.
Aila tersenyum malu mendengar pertanyaan dari papahnya.
"Dia pacarku pah... dia datang kesini untuk berkenalan dengan papah dan mamah" ujar aila.Pak Handoyo dan istrinya saling bertatap mata, terlihat dari wajah sepasang suami istri yang mulai udhur usia itu tidak suka dengan ucapan putrinya itu.
"Aila... sebaiknya kamu lupakan dia!" sahut bu Ratna.
Aila cukup terkejut dengan ucapan mamahnya itu. "Mah... kenapa aila harus melupakanya?" tanya aila penasaran.
"Pokoknya kamu harus melupakan dia, karena papah dan mamah sudah punya calon buat kamu" ujar bu dewi.
Aila sangat terkejut kepalanya terasa sangat berat setelah mendengar jawaban kedua orang tuanya itu,
"Mamah gak bole gitu dong, main jodo-jodoin, emangnya ini zaman siti nurbaya" sahut. aila.
"Mamah dan papah gak perduli lagi, pokoknya kamu harus menikah dengan pemuda pilihan papah dan mamah" ujar bu Ratna.
"tapi mah..." Aila mencoba membanta tapi tapi ucapanya terpotong.
"Gak ada tapi-tapian, uda berapa kali kamu pacaran, tapi semuanya putus di tenga jalan, maka kali ini kamu gak usa pacaran lagi, papah dan mamah yang akan menentukan jodomu" sahut bu Ratna sedikit emosi.
Aila kali ini benar-benar tak berkutik didepan kedua orang tuanya yang selama ini memanjakanya, karena kali ini kedua orang tua Aila bertindak tegas kepadanya. Aila hanya bisa mengerutu didalam hatinya, dia tidak perna menyangka, kalau ke inginannya kali ini ditolak mentah-mentah oleh kedua orang tuanya. "kenapa sih.. sikapa mamah dan papah tiba-tiba beruba, pusiiiiiinnnng...!!" teriak Aila di dalam kamar sambil memegang kepalanya yang terbalut jilbab putihnya.
"Aku harus menemui Andre secepatnya, Aku harus menjelaskan semua ini kepadanya, sebelum semuanya terlambat" ujar Aila dalam hati.
*******
Dengan menaiki sebuah mobil fortuner berwarna gelap bikinan jepang, Aila memacu kendaraanya menyusuri jalanan beraspal untuk menemui sang pujaan hati di tempat yang telah di janjikan, anak bos pemilik sarang burung walet itu kelihatan bingung dan gelisa, dia tidak ingin kisah asmaranya kali ini terkandas lagi, sehingga tak terasa Aila sudah sampai di sebuah kafe tempat pertemuan mereka.Gadis berjilbab itu berjalan gontai, terasa nafasnya sesak menahan sebak di dada mendekati seorang pria yang telah menunggunya didalam kafe itu.
"oh Aila... silakan duduk sayang...!!" ucap lelaki itu sembari tanganya pada sebuah kursi kosong didepanya.
"makasi dre..." sahut Aila dengan berwajah kusam.
Tak lama kemudian terlihat seorang pelayan kafe mendekati mereka. "mas mau pesan apa?" tanya pelayan. "capucino" sahut andre.
"terus mbaknya pesan apa?" tanya pelayan pada Aila. "jus oren" jawab Aila singkat."Ai... emangnya ada apa tiba-tiba kamu menyuru saya datang ketempat ini?" tanya Andre setelah memesan minuman kesukaanya.
"Dre... ternyata kedua orang tuaku gak merestui hubungan kita" ucap Aila.
"Apa...!!" sahut andre sembari kedua tanganya memegang kepalanya.
mereka terdiam seketika, seolah-olah mereka kehabisan kata-kata. "maaf mas... mbak... ini pesananya" suara pelayan kafe seolah-olah menyandarkan mereka sembari meletakkan pesanan mereka diatas meja. "oh iya. terimakasi mbak" sahut Andre pada pelayan itu.
"Betul dre... sebab itulah aku mengajakmu datang kesini" ujar Aila menyambung ucapanya.
"terus apa yang harus kita lakukan, padahal besok aku berencana bertandang kerumahmu sayanng..." ucap Andre sembari memegang tangan Aila.
"Aku sendiri bingung dre..." sahut Aila.
"Sayang... bagaimanapun kita harus mencari cara untuk merayu pada kedua orang tua kamu, Aku gak mau kehilangan kamu sayaaaang" ucap Andre.
"sayaaang... Aku juga gak mau kehilangan kamu, tapi Aku sendiri bingung harus berbuat apa" ujar Aila dengan pasra.
cukup lama mereka membisu untuk mencari jalan keluar permasalahan mereka, dan terlihat juga sesekali andre menyeruput capicinonya untuk menghilangkan rasa kcapicino pada dirinya.
"Hmmmm, gimana kalau kita temui bima sekarang juga" ucap Aila mengusir kebisuan.
"Bima... siapa Bima?" tanya Andre sembari mengerutkan dahinya.
"Bima adalah Sahabat Saya, dia jugalah yang berhasil membuang keraguanku untuk menerima cintamu, pokoknya Bima adalah seorang sahabat yang selalu menolongku dalam kesusahan dan kedua orang tuaku juga sangat percaya setiap ucapan Bima, karena sejatinya dia orangnya sangat jujur dan kata-katanya bisa dipegang" ujar Aila.
"kalau begitu kita temui aja dia, siapa tau dia ada solusi buat kita" sahut Andre.
"sebaiknya kita berangkat sekarang, karena nanti malam dia akan melaut"
"Baiklah saya setuju" sahut andre.
Andre dan Aila segera bergegas meninggalkan kafe itu untuk segera menemui Bima yang sedang melalukan persiapan segela keperkuanya untuk melaut nanti malam.