Rasa penat dan lelah masih terasa oleh diriku, di tengah berjalan dengan lesu sambil sedikit menunduk memikirkan apa yang menimpa ku hari ini.
"Kalau bisa tolong secapatnya lunasi uang kuliah kamu, saya beri waktu seminggu lebih dari itu terpaksa saya harus men D-O kamu" kata pegawai Tu dengan tatapan tajam nya
"I-iya..." ucap gadis itu gemetar
Aku hanya mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan itu, masih terdengar olehku jika orang itu bicara
"Sudah nuggak kuliah 5 bulan masih mau minta diberi keringanan lagi"
"Orang miskin saja belagu mau kuliah di universitas ternama lagi"tambah nya yang membuatku sakit
Dan disitu lah letak permasalahan yang ku hadapi sampai tidak sadar butiran air mata jatuh membasahi pipiku
Nafisa Revalina, itulah namaku. Nama yang di berikan oleh orang tua ku 21 tahun yang lalu.
Awalnya semua baik-baik saja semenjak ibuku masih sehat, tapi beberapa bulan ini ibu terus saja sakit-sakitan, mungkin karena kelelahan bekerja atau karena penyakit yang selama ini di sembunyikan oleh nya, sampai akhirnya ia terbaring koma di rumah sakit hampir 6 bulan lamanya.
Ibu yang selalu memberiku motivasi dan dia juga yang selalu berusaha menyekolahkan anak nya hingga ke perguruan tinggi. Sampai ia rela banting tulang tak mempedulikan penyakit yang di derita nya.
Sedangkan aku, siapa aku? Aku hanya gadis bodoh berpenampilan culun yang selalu jadi bahan bulliyan dimana pun aku berada. Belajar saja tidak becus apalagi harus bekerja keras membanting tulang untuk membiayai hidupku sendiri, aku ini hanyalah beban bagi ibuku, mereka selalu meledek ku dan menghina ku karena prestasi ku yang selalu mendapat juara terakhir di kelas, bahkan sampai kuliah pun, tetap aku tidak bisa apa-apa. Aku sudah meminjam uang untuk biaya rumah sakit ibu pada banyak orang dan sampai sekarang pun aku belum bisa untuk melunasi nya. Mereka setiap hari selalu menggedor- gedor rumahku dan menanyakan kapan aku akan membayarnya
Sekarang kemana lagi aku harus mencari uang? Aku masih berjalan perlahan di pinggir jalan masih memikirkan cara apa yang dapat membantu ibuku yang harus di operasi besok lusa, dan itupun dengan bayaran yang sangat mahal
Aku masih dalam lamunanku tak sadar jika mobil dengan kecepatan sedang lewat dan membuang minuman kaleng kosong ke arah ku dan mengenai kepala ku membuat kening ku terasa sedikit sakit
"Aww..." rintihku memegangi kepalaku seperti nya sedikit memar, mobil itu belum cukup jauh dan aku berusaha mengejar nya
"Hey tunggu, kamu harus tanggung jawab hey ..."teriak ku, tetap saja mobil itu melaju, aku tidak bisa menerima nya. Ku lihat batu yang berukuran sedang di pinggir jalan tanpa berpikir panjang aku lemparkan batu itu ke arah mobil dan
"Pranggg" suara pecahan kaca mobil berhasil terdengar dan mobil itu berhenti. Aku hanya bersorak bahagia "yes yes berhasil juga ..."ujar kubahagia.
Kebahagian tak berlangsung lama, mobil itu mundur dan berhenti tepat di arah ku berdiri. apa yang harus aku lakukan sekarang? Dia, laki-laki itu keluar dari mobil dan menuju ke arahku, sedangkan aku hanya bisa meremas kedua bagian sisi kemeja ku, dia mulai mendekat dan aku semakin gugup saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penakluk Hati
RomanceAku mengenalmu dalam bayang-bayang yang selalu mengikuti arah kehidupan diriku. Awalnya aku tak mengenalmu, yang ku tahu kau hanyalah pria sombong yang suka berbuat seenaknya, entah mengapa takdir terus membawa ku pada dirimu, mendekatkan ku pada j...