Last Change

Last Change -Bagian 3-

Suasana riuh sekolah membuat Rafleta pusing sendiri. Sedari tadi ia membolak-balik buku cetak tebal pelajaran fisika dengan tidak pelan.

"Nah, kok lo jadi kesel sendiri sih, Ra."

Rafleta diam. Melirik Ellen sebentar lalu menutup buku itu dan kini ia sedang menopang diatas meja.

"Berisik, Len. Gue gak bisa nginget apapun, Ck!"

"Yaudah kita coba liat aja yuk, siapa tau menarik."

"Gak."

"Ya juga sih, palingan juga si Gery lagi olahraga terus adek-adek kelas berhamburan ngeliatin dia, persis seperti demo para karyawan yang minta gajinya dinaikkin."

Rafleta melirik Ellen dengan menautkan alisnya. "Apasih lo, gak nyambung."

Ellen cengengesan sendiri dan setelah itu mereka kembali menyibukkan diri dengan ponsel. Sampai suara riuh itu tidak terdengar lagi.

Line

JeanFero ;

Siang, Rafleta:)

Btw, gue udah pindah sekolah lho

Kayanya satu sekolah sama lo

Lalu Rafleta menghela nafasnya. Kenapa Gery harus dipertemukan lagi dengan Jean. Mereka dari dulu selalu tidak pernah akrab, Rafleta sampai bingung apa yang harus ia perbuat sekarang.

Rafleta ;

Turut seneng ya gue, hhe

Rafleta meletakkan kembali ponsel nya diatas meja. Bukan turut senang, harusnya turut berduka cita sebab setelah ini pasti akan banyak masalah yang akan dihadapi Rafleta.

"Tugas Bu El udah lo?"

Rafleta menggeleng lalu melirik Ellen.

"Tumben, biasanya awal."

"Lo selalu nyalin tugas gue, Len."

Ellen yang merasa tersinggung pun memanyunkan bibirnya. Rafleta tersenyum lalu terkekeh.

"Ketawa gausah ditahan."

"Ya apasih, Len. Geje!"

"Temenin gue ngebakso yuk, Shay."

"Nama gue bukan Shay."

Ellen tertawa. Terkadang ia suka membuat Rafleta kesal, bukan berarti kesal hati, melainkan rasa kesal yang membuat teman sebangku nya itu terhibur.

"Yaudah, yuk."

Rafleta diam tanpa jawaban.

"Kelamaan mikir, peeve!" Ucap Ellen menyilangkan tangan nya kesal.

Rafleta mendengus. "Yaudah, Hurry!"

Ellen menyeringai lalu mereka ke kantin bersama.