Capter 1

17 3 1
                                    

Sudah 3 hari dari kepergian kekasihku, aku masih tetap mengurung diriku di kamar tanpa makan hanya beberapa gelas air putih saja yang menghuni perutku tapi anehnya aku tidak merasa lapar sama sekali, hanya saja wajahku kini yang memucat, tubuhku lemas dan mataku sembab karena terus menangis berhari-hari sambil memeluk dan mengelus lembut foto kekasihku yang telah pergi meninggalku. Iya dia meninggalku tapi bukan karena wanita lain tetapi dia pergi untuk selamanya karena penyakit yang dideritanya.

Tok tok tok *

suara pintu terus saja terdengar dan hampir saja membuat gendang telingaku pecah, tidak henti-hentinya ibuku,ayahku dan adikku mengetuk pintu kamarku, mereka sangat khawatir akan keadaanku

"Kim Yuri, anakku tolong buka pintu kamarmu ini, kami semua sangat mengkhawatirkanmu nak" ucap ibuku dengan lirih yang sejak pagi tadi sudah berada didepan pintu kamarku, dan nampaknya ibuku sedang menangis karena suaranya terdengar serak

"Noona kajja keluar, sudah lama kau tidak mengajakku membeli novel baru, kini aku sudah tidak punya novel lagi untuk kubaca. Aku sudah selesai membaca semua novelku ini" ucap adikku pula, dia membujukku untuk keluar kamar



Namun, aku tetap merasa enggan untuk keluar dari kamar ini, setelah kepergian kekasihku rasanya hidupku pun sudah pergi bersamanya. Bagaimana tidak dia adalah cintaku, cinta pertama dan terakhirku karena aku memiliki moto "Cinta sejati itu hanya datang satu kali, selebihnya hanya nafsu" . Tetapi aku sangat merasa kasian kepada ibuku, ayahku, dan adikku yang begitu mencemaskan keadaanku ini, bagaimana jadinya perasaan ibuku jikalau akupun mati karena kekonyolanku ini. Setelah berpikir lama, akupun berdiri dan membukua pintu kamarku.

*clekkkkkk

Suara pintu kamarku yang kubuka dengan sangat pelan dan setelah kubuka, aku melihat ayahku yang sedang berdiri menangkan ibuku yang sedang menangis, mata mereka pun terbelalak melihatku yang sedang berdiri didepan kamarku menatap mereka kosong dengan wajah pucat dan lemas

"sayangku kau terlihat begitu pucat dan lemas, apa kau baik-baik saja?" tanya ibuku dengan wajah yang begitu khawatir seraya memelukku erat


"ayo kita ajak makan dulu, pasti dia sangat lapar" ajak ayahku pada ibuku


"ayo cepat tuntun dia" ayahkupun menompang badanku dengan siaga, aku berjalan dengan sempoyongan menuju meja makan, nampaknya aku sudah benar-benar kehilangan tenagaku

Sesampainya di meja makan, akupun duduk namun tetap dengan tatapan kosong. Ibuku menyodorkan sendok yang berisi sup kearah mulutku, tapi aku tidak meresponnya

" ayolah buka mulutmu nak? Ibu tidak mau kau sakit, ibu juga pasti akan depresi seperti kau saat ini jika ibu kehilanganmu nak" ucap ibuku dengan terisak tangis, tangisnya pecah tidak kuat melihat keadaanku saat ini, air matanya memenuhi pipinya. Memdengar ucapannya itu akupun terserentak menatapnya dan mulai merespon sendok yang berada didepan mulutku, setelah itu akupun melihat garis seyum dibibir ibuku dan dia terus bersemangat menyuapiku sampai semangkuk sup buatannya ibu habis.



Setelah makan semangkuk sup, wajahku tidak begitu pucat dan tenagapun mulai datang kembali sedikit demi sedkit

"kau sudah 3 hari tidak mandi, sekarang ibu antar kau ke kamar mandi, ayo mandilah agar badanmu tetap segar"

akupun mengangguk



Setelah mandi, benar kata ibuku tubuhku kini kembali segar tetapi tetap saja pikiranku masih tetap sama, masih sangat kusut seperti benang kusut wkwkwk



***

4 hari berlalu aku masih depresi tetap berada dikamar dan tidak ingin keluar rumah tetapi aku tidak mengunci pintu kamarku dan ibuku selalu membawakan makanan kekamarku untuk menyuapiku, aku seperti orang yang sedang sakit. Iya benar aku sakit, Sakit hati !


Sesekali adikku masuk kekamarku dan menghiburku dengan menceritakan tentang novel-novel yang dibacanya, maklum adikku ini adalah seorang novel lover, dia tidak pernah bosan membaca novel berhari-hari dan akulah orang yang selalu menemaninya membeli novel baru,itulah mengapa dia sangat merindukanku.

"Noona, berhentilah bersedih karena menurut novel yang aku baca cinta sejati itu tidak datang hanya satu kali tetapi akan datang kembali ketika cinta sejatimu telah pergi meninggalkanmu..............."ucap adikku dengan menatap wajahku, dia berusaha membuatku yakin pada novel yang dia baca itu

Awalnya aku tidak memperdulikan apa yang dia bicarakan padaku tetapi mendengar ucapan yang ia lontarkan tepat didepan wajahku ini, serantak membuat wajahku berbalik menatap wajahnya, dan otakku mulai mencerna peraktaannya dan hal hasil aku percaya akan perkataannya barusan

"sini berikan novel yang kau pegang itu padaku" akupun merampas novel itu dengan siaga

"aaaaa noona kau mulai bicara padaku sekarang" cetus adikku dengan seyum semeringah

Akupun langsung membolak balik lembaran isi novel tersebut mencari-cari kalimat yang dibaca adikku barusan

"saeng, halaman berapa yang kau ceritakan barusan padaku?"

"halaman 59"

Akupun mulai membaca novel itu dengan serius


Cinta sejati itu tidak datang hanya satu kali tetapi akan datang kembali ketika cinta sejatimu telah meninggalkanmu untuk selamanya, dia akan datang kembali dengan wujud orang lain yang akan menggantikannya untuk hidup bersamamu


Akupun merasa tersentuh setelah membaca novel itu, dan berkata didalam hatiku *apa benar kau akan datang kembali Jaejoong*



***

Aduh kasihan sekali ya hidupnya kim Yuri 😭
Maap ye, kalo ceritanya Gaje, maklum masih pemula hehe

Baca terus ya dan jgn lupa vote dan komentarnya ya chingudeul 😊😊

He or Him ?Where stories live. Discover now