Sejarah Berlanjut

71 0 0
                                    

Petir menggelegar di langit nusantara, kilat bercahaya silih berganti, Suara gemuruh angin yang seakan siap menyapu dan meluluh-lantakkan seisi bumi yang menghalangi nya. Dari kejauhan terdengar suara gaungan benturan, dan sontak teriakan memecah suasana mencekam pada hari itu, teriakan itu bersumber dari sosok tinggi besar yang sedang bertarung yaitu Bima. Bima berteriak "wahai saudara ku, Hanoman, dan juga Sinta, serta Gatotkaca. Mari kita selesaikan peperangan ini segera, aku khawatir bumi tidak akan kuat bertahan jika kita berlarut-larut"

Dari kejauhan Yudistira pun menjawab Bima "Bima kita semua pun sudah mencapai batas kita, selesaikan atau bumi hancur dan jatuh kepada para makhluk makhluk mitologi ini" Makhluk Mitologi ini sering disebut dalam dongeng dengan nama JUROZ sang PEMBAWA PERTANDA. Dari kejauhan Arjuna, Nakula, Sadewa, Sinta, serta Hanoman dan Gatotkaca seakan tahu apa maksud dari perkataan Yudistira, Sekejap Gatot Kaca terbang secepat kilat mengumpulkan semuanya di tempat Yudistira.

Setelah Mereka berdelapan terkumpul dalam satu tempat, Yudistira pun meminta Sinta membuat lapisan pelindung untuknya "Sinta berikan aku lapisan pelindung, aku tidak ingin mati sia sia seperti Rama karena terserang saat melakukan ajian ini" Sinta Tersentak kaget dengan pernyataan Yudistira. Sesegera mungkin sinta membuatkan lapisan pelindung untuk Yudistira, "Janganlah Kamu membuatku menyesal kedua kalinya, aku percaya akan kekuatan kamu dan kita semua" Yudistira pun tersenyum seakan memberikan Sinta harapan.

Sementara Yudistira sibuk mempersiapkan Ajian nya. GatotKaca, Bima, Nakula, Sadewa, serta Arjuna dan Hanoman bekerja Sama menjauhkan para Juroz itu agar menjauh dari Yudistira, karena dalam keadaan itulah Yudistira dalam keadaan terlemahnya.

Yudistira pun memberikan sinyal kepada Sinta, Sinta pun mengerti. "BUAT SEMUA JUROZ MENJAUH DARI KITA SEKARANG", teriak Sinta kepada teman teman. Bima dengan kekuatan fisik nya yang luar biasa, melempar jauh Juroz yang dia hadapi, Gatot Kaca dengan kecepatan terbang nya, membawa terbang Juroz menjauh dan kembali kedalam formasi secepat kilat, Nakula dan Sadewa bekerja sama dan berhasil memukul jauh Juroz dari formasi, Hanoman melakukan ajian pengganda diri, dan muncul lah 30duplikat Hanoman, sehingga duplikat Hanoman dapat mengangkat dan menjauhkan juroz dari formasi.

Yudistira pun sudah pada persiapan akhir untuk melakukan ajian yang hanya dapat dikeluarkan satu kali selama setengah masa hidup nya, "Bumi, keramat luhur suci penjaga kehidupan, pinjamkan kekuatan untuk melindungi mu" terlihat kilatan cahaya keluar dari tubuh Yudistira, Lapisan pelindung dari Sinta pun terpecah belah menjadi kepingan kecil, Sinta terkejut. "Aku tak pernah melihat satu kekuatan pun yang dapat memecahkan lapisan pelindung ku dalam satu kali percobaan, jadi inikah kekuatan yang guru dulu pernah bilang kekuatan sang SATU, yang juga telah merenggut Rama karena keterlambatan ku melindunginya" pikir sinta dalam Hati.

Nakula, Sadewa, Gatot Kaca, Bima, serta Hanoman pun memasang kuda kuda bertahan seiring Yudistira mengangkat tangan kedepan kearah para Juroz, lalu merenggangkan tangan, seiring Lingkaran energi besar yang tiba tiba muncul, dan melebar serta mengecil mengikuti gerakan tangan Yudistira. Para Juroz pun masuk kedalam lingkaran besar itu. Dan Yudistira pun berkata "wahai semesta, hancurkanlah para Juroz ini, sisakan pemimpinnya, karena aku sendiri yang akan menghabisinya" Para Juroz pun hancur menjadi debu. Hanya tersisa satu Juroz terkuat dengan keadaan tubuh tertidur seakan ditimpah beban berat satu bumi.

Dengan sigap semuanya berjalan mendekati Juroz yang sedang tidak berdaya. "Apa tujuan kalian menyarang nusantara? Selama ini kami hanya mendengar kalian melalui cerita turun temurun" seru Yudistira. Juroz tersenyum sinis "hehehe, apa kalian tahu julukan yang diberikan oleh para kaum manusia dan dewa? Kami di juluki para PEMBAWA PERTANDA" jawab Juroz sambil menahan sakitnya, "utarakan saja apa maksud kalian, kami tidak butuh apa panggilan kalian, jika tidak, anak panah ku akan membuat mu berpikir untuk lebih baik mati daripada tersiksa" arjuna pun menyahuti Juroz dengan sambil membidik kepala Juroz. Gatot kaca pun tidak tinggal diam, segera dia menggenggam tangan arjuna dan memberi isyarat untuk sabar "sabar wahai saudara ku, bukan begini caranya" ungkap Gatot Kaca. Sementara bima berlipatkan tangan dan berpikir serta menerka nerka apa maksud Juroz, Sinta dengan Khawatir tetapi waspada memanggil Garuda kesayangan nya, Spizatelsi itulah nama burung garuda Sinta, Nakula Sadewa pun bertanya kepada Sinta "Untuk apa memanggil Spizatelsi? Agar dia yang mengintrogasi juroz" sinta hanya tertawa kecil dan menjawab "ihihi, aku memanggil spizatelsi untuk membawa kita semua nanti jika interogasi nya telah selesai" nakula sadewa pun mengangguk tanda mengerti, sementara Hanoman sibuk membersihkan tongkat emas nya sehabis bertarung tadi.

Yudistira masih belum mendapatkan apa maksud dari juroz, "gatot kaca, kamu merupakan ahli strategi, apa menurut mu Maksud Juroz dan tujuan nya menyerang" Yudistira menanyakan Gatot kaca, "Mudah, biasanya karena mereka mendaptkan kabar atau mengetahui bahwa akan ada satu kekuatan jauh diatas mereka. Sehingga mereka mencoba menguasai terlebih dahulu dan menjaga apa yang mereka miliki" jawab gatot kaca sambil memegang dahunya.

Juroz pun tertawa dan melihat Gatot Kaca dengan tatapan memburu, "tidak heran engkau satu satunya Ksatria dari delapan yang diberikan keistimewaan terbang" cibir Juroz "loh apa hubungan nya dengan terbang?" Tanya Gatot Kaca "untuk bisa terbang dibutuhkan kecerdasan yang tinggi agar dapat menjaga keseimbangan di atas sana" juroz menjelaskan. Tiba tiba Yudistira pun merunduk dan menatap juroz tajam seakan memaksa Juroz menjelaskan. "Hmmm, baiklah sebenarnya kami Juroz bila memberikan peringatan suatu pertanda hidup kami akan selesai, kami akan menjadi debu, tapi itu semua tidak penting lagi. Kami semua telah kalah dan hanya tersisa aku, dimasa depan jiwa jiwa juroz yang gugur akan menjadi seorang manusia penerawang pengganti kami, tujuan kami menyerang bumi nusantara ialah benar seperti yang gatot kaca bilang, agar kami menguasai nusantara dan nusantara menjadi lebih kuat, karena, jauh di masa yang akan datang nanti, akan datang suatu makhluk yang kekuatan nya melebihi kita sekarang, bahkan kekuatan kalian berdelapan di satukan pun belum ada apa apa nya, musuh kalian sebenarnya bukan lah kami, tapi makhluk makhluk itu yang sekarang sedang mengawasi kita, suatu saat nanti dia akan menyerang nusantara" terang juroz sekaligus menjadi kata kata terakhirnya dan menghilang menjadi debu.

Delapan ksatria itu saling bertatapan dan tidak mempunyai petunjuk sama sekali siapa dan seperti apa makhluk yang Juroz beri tahu. "Saudaraku sekalian, kita sama sekali tidak tahu siapa makhluk itu, baiknya sekarang kita coba ke rumah Pakde Semar untuk menanyakan hal tersebut, beliau bijaksana arif serta cerdas, mungkin beliau tahu" seru Sinta kepada ketujuh satria sekaligus sudah ia anggap seperti kakak dan adiknya. "Baiklah, ayo semua naik ke atas punggung Spizatelsi. Kita terbang kerumah Pakde semar" ucap Yudistira, "bagaimana dengan aku?" Tanya Gatot kaca. "Kamu naik kuda saja tak perlu naik spizatelsi, haha" kelakar Bima. Sontak semuanya pun tertawa.

Akhirnya mereka bertujuh menunggangi Spizatelsi dan terbang ke rumau Pakde Semar, di dampingu disebelahnya Gatot Kaca yang terbang sampai terkantuk kantuk, karena dia biasa terbang secepat kilat.

NUSANTARA GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang