Kenyataan yang Tidak Terduga

9 0 0
                                    

Setelah beberapa waktu terbang, akhirnya kedelapan ksatria sampai di kediaman Semar. Lingkungan asri di kelilingi oleh pohon dan jauh dari pemukiman lain, tetapi pernah suatu kali Gatot Kaca melihat dari ketinggian, rumah Semar terletak tepat di tengah desa, layaknya suatu pusat dari desa nya. "Permisi, Pak Semar? ada orang dirumah?" Yudistira menyapa sekaligus bertanya-tanya, "Yud, Coba lihat, ada makanan dan minuman sejumlah sesuai dengan kita, kayanya enak tuh. lapar nih abis keluar banyak energi" celetuk bima. "ah kamu bima, ngaco saja, ini rumah orang bukan warung makan yang bisa kita tunjuk dan makan, ga baik ah begitu" gerutu Arjuna melihat sikap Bima. "ah kamu Arjuna, biasanya juga kamu setuju setuju saja, lagipula aku berkelakar saja ko, ini rumah Pak Semar, tidak mungkin aku se sembarangan itu" seru Bima dengan wajah murung. melihat ini, semuanya pun tertawa dan terlihat bahagia.

Tetapi Tiba-tiba Sinta menjadi serius dan seperti merasakan sesuatu berbahaya. "diam, rasakan energi kuat ini yang berasal dari dalam rumah" seru Sinta kepada semuanya, seketika itu juga semuanya merubah tawa menjadi waspada, dan tiba tiba terdengar suara tertawa dari halaman rumah dan menepuk pundak Hanoman dengan lembut. "kalian masih harus belajar " suara Semar memecah ketegangan. kedelapan ksatria ini pun merasa lega dan menarik nafas "hufft, kami kira, kami harus bertarung lagi setelah melawan Juroz Tadi" seru Nakula dan sadewa secara bersamaan.

Semar pun tertawa sambil berjalan memasuki kediaman nya, di ikuti kedepalan satria itu. mereka duduk tepat di ruang tengah yang dimana santapan yang Bima maksud tadi tersedia "Hey kenapa seperti patung? ayo diminum dan dimakan, apa kalian tidak suka apa yang aku suguhkan?" Semar sedikit bertanya dan penasaran, "Tidak, bukan begitu. Kami hanya tidak ingin seperti tidak sopan di rumah Pakde Semar" seru Yudistira kepada pertanyaan Semar.

Hanoman pun membuka pertanyaan kepada Pakde Semar "Pakde, barusan tadi saat Sinta merasakan aura besar di dalam ruangan, kenapa pakde berada diluar? bagaimana caranya energi sebesar itu berada di ruangan kosong yang tidak ada siapa-siapa?" Semar hanya tersenyum dan berbicara "Itu tandanya kalian masih harus belajar lagi". Arjuna pun dengan tidak sabar menjawab pernyataan itu "Ayolah Pakde, Beritahu Kami. untuk belajar besok deh kami habis bertarung sengit nih". semua nya hanya bingung untuk tersenyum atau khawatir, karena Arjuna terkenal dengan pribadi yang manja, dan juga tidak sabaran.

Semar memberitahu bahwa semua tentang trik yang barusan, Semar hanya memberitahu bahwa dasarnya ini seperti ajian yang dimiliki oleh Hanoman, yaitu menggandakan diri, tetapi ini merupakan tingkat selanjutnya dibanding ajian Hanoman yang sekarang. Hanoman hanya terdiam dan berpikir lalu bertanya "Pakde, Apa berarti ajian pengganda diri ku ini tidak bagus? tidak keren?" Semar menjawab sambil terkekeh kekeh "hehehe, bukan begitu Hanoman, Ajian mu itu sudah hampir sempurna untuk tingkatan awal, ajian mu akan sempurna jika kamu dapat mengeluarkan seratus ganda dalam satu waktu, saat ini kamu hanya dapat mengeluarkan tiga puluh ganda dalam satu waktu bukan?" Hanoman hanya dapat menggangguk terdiam sambil menggigit paha ayam yang sedang dimakan, sedangkan yang lain pun sama sambil melahap makanan ringan tanpa henti mata mereka menatap dan memperhatikan Semar.

Semar pun melanjutkan lagi bahwa bila Hanoman dapat menguasai seratus ganda dalam satu waktu, Hanoman dapat dengan mudah melakukan ajian yang Semar lakukan tadi, dan untuk sisa nya yaitu Bima dan kawan kawan, mereka dapat menguasai itu walau tanpa harus menguasai ajian seratus ganda, tetapi dengan syarat perlu melakukan kebajikan berturut-turut sampai waktu yang tidak ditentukan dan itu semua akan di beritahu oleh Semar kapan mereka dapat menguasai nya. Lalu bima pun dengan sedikit menggerutu mengajukan pertanyaan "Yahh, pakde, masa sampai harus segitunya, bukan kami tidak ingin melakukan kebajikan tetapi juga kan kami mempunyai kegiatan lain" semua nya pun hanya bersorak kepada bima, diiringi senyum Semar. "Bima, aku bilang kan ada waktunya nanti aku akan bilang "kalian dapat menguasai" perhatikan baik baik anak ku".

Gatot kaca berteriak kecil sambil memukul kepalan tangan nya sendiri "Oh iyaaa" Teriak Gatot kaca. serentak semua menoleh kearah nya dan bertanya ada apa? "Kita kesini kan untuk bertanya kepada Pakde apa yang di maksud Juroz tadi" Nakula Sadewa pun serentak menjawab "benarr, sampai lupa" Yudistira langsung mengambil alih percakapan dan menanyakan kepada Semar "Jadi Pakde tadi itu kita..." Sebelum Yudistira melanjutkan, Semar langsung memotong dan memberitahu semuanya "Ya kalian mau bertanya bukan, apa yang dimaksud oleh Juroz Sebelumnya", semua orang yang ada di dalam ruangan itu terdiam dan tercengang, bagaimana Semar bisa tahu yang mereka tuju. "KEREEEEN" pekik Hanoman secara spontan, lalu Yudistira dengan bijak pun bertanya bagaimana maksud yang di utarakan oleh Juroz. Semar pun dengan bijaksana serta sigap menceritakan kepada delapan anak didiknya itu.

Seketika seluruh ruangan menatap Hanoman dan mengisyaratkan Hanoman untuk diam terlebih dahulu, Gatot Kaca hanya bisa tersenyum kecil melihat Pakde Semar, dan mengangguk mengisyaratkan Pakde Semar untuk menjelaskan lebih awal. Pakde Semar pun mulai bercerita "Dahulu sebelum Bumi sehijau ini, sebelum bumi seindah ini, dan jauh sebelum manusia ada di Bumi, Bumi merupakan tempat yang tidak stabil, dan dapat hancur setiap saat dikarenakan panas inti bumi yang tidak pernah dapat stabil. dan uniknya Bumi dalam keadaan tidak stabil itu, Bumi seperti dalam status siaga, Bumi selalu mengirimkan sinyal meminta tolong kepada alam semesta. oh ya sebelumnya, alam semesta ini luas, bukan hanya Bumi dan langit serta Matahari saja, tetapi banyak lagi planet lain bahkan tata surya lain" Semar Menjelaskan. lalu dengan penasaran Sinta bertanya "Pakde, apakah itu berarti diluar sana kemungkinan ada Makhluk lain selain kita Pakde, dan apakah mereka bisa jadi lebih Pintar, lebih kuat, dan lebih hebat dari Makhluk Bumi?". Semar menjawab dengan nada lembut dan senyum terukir di wajahnya "Benar Ananda Sinta, semua yang kamu bilang benar, maka dari itu kita semua, bukan hanya kalian ber delapan, tetapi Pakde juga. perlu selalu berlatih dan berlatih agar kelak kita bisa melampaui batas kita" lalu semar pun menjelaskan lebih lanjut. "dengan adanya sinyal permintaan tolong dari Bumi, ada satu entitas yang sampai sekarangpun saya tidak mengetahui nama mereka, bentuk mereka dan juga seperti apa sifat mereka. entitas tersebut datang ke bumi, melakukan berbagai cara untuk menstabilkan bumi dan membuat kemungkinan adanya makhluk hidup yang akan tercipta. mereka cukup bijaksana tidak ikut campur dalam evolusi makhluk hidup di bumi, namun disaat makhluk hidup sudah berevolusi cukup beragam dan mampu menerima pesan dari mereka. 

Mereka berpesan bahwa suatu saat nanti mereka akan ambil alih lagi bumi jika makhluk hidup hanya bisa menyakiti bumi dan menghancurkan nya secara perlahan" Yudistira pun bertanya kepada Semar "Pakde jadi apakah maksud Pakde selama Makhluk Bumi melestarikan alam dan menjaga keseimbangan nya, sama saja dengan menunda kedatangan mereka?". Semar dengan senyum lebar nya hanya menjawab singkat "Benar, maka dari itu jagalah bumi, tetapi juga jangan lupakan latihan kalian, bagaimanapun juga banyak diluar sana yang menjadi ancaman bukan hanya entitas itu saja".

Sesaat setelah Pakde Semar bercerita, Gatot Kaca pun berdiri dan berkata "Pakde, saya ingin sekali berlatih dengan Pakde, tetapi izinkan saya untuk berlatih mandiri dahulu, saya izin pamit Pakde mau berlatih dahulu" Hanoman berkata kepada Gatot Kaca "bukankah kamu baru saja bertarung habis habisan seperti kita semua, istirahatlah dulu, besok kita lanjutkan latihan". dengan senyum yang ringan Gatot kaca hanya bisa menjawab bahwa ia ingin membuka potensi dirinya sendiri dengan berlatih sendirian, dan suatu saat dia akan kembali dan berkumpul, berlatih dengan mereka semua. Yudistira yang mendengar hal itu akhirnya menengahi dan berkata kepada Gatot Kaca "Pergilah saudara ku, jika memang engkau ingin seperti itu, ingatlah kami akan selalu ada untukmu, kita semua masih dapat bertelepati untuk menghubungi satu sama lain" Gatot kaca pun mengangguk tanda setuju lalu berpamitan kepada Pakde Semar sekaligus meminta restu agar dapat melampaui batasan pada dirinya.

Sesaat setelah berpamitan, Gatot Kaca berjalan pelan keluar rumah lalu dengan sigap iapun lompat dan terbang secepat kilat. "Gatot memang gatot, selalu bersemangat untuk hal yang seperti ini, baiklah Pakde Izinkan aku mencuci semua piring piring ini dan sehabis itu aku akan pulang dan beristirahat dahulu, saudara ku sekalian besok kita mulai berlatih agar tidak ketinggalan dengan gatot kaca" seru Sinta kepada Pakde Semar dan Ke 6 saudara nya. serentak mereka semua bersemangat dan kompak menjawab "lampaui batasan kita".

NUSANTARA GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang