Losing You~

54 0 0
                                    

    Apa yang menjadi kebiasaan para siswi SMP yang sedang jatuh cinta ? Pada siswa tampan di kelas sebelah, atau mungkin di kelas seberang ? Apa mereka hanya mampu memandang pintu yang tertutup itu dari jendela kaca yang transparan ? Atau mungkin, mereka akan mencuri waktu untuk menggunakan toilet ditengah pelajaran, modus dari hati mereka yang berharap melihat sekilas paras tampan yang selalu terbawa mimpi itu. Jika sedang beruntung, mereka mungkin akan melihat senyum manis di wajah lelaki yang sedang duduk di depan kelas. Atau mungkin, jika saling mengenal, mereka akan saling menyapa, berbicara basa – basi diselingi tawa – tawa hasil candaan yang terkesan hambar. Namun, jika dewi fortuna sedang tidak memihak, mungkin mereka akan dihampiri seorang guru dengan wajah killernya dan dihantam dengan seribu pertanyaan yang membuat sesak nafas.

            Jujur saja, aku tidak pernah melakukan hal segila itu. Bukan karena aku menganggap mereka yang melakukan hal gila itu berlebihan. Ya, setidaknya aku mengerti bahwa mereka sedang dilanda demam cinta monyet yang merubah penderitanya menjadi lebih bodoh, lebih kekanak – kanakan. Oh, juga bukan karena aku tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal nekat itu. Hanya saja, aku tidak menyukai siswa tampan di kelas sebelah, atau di kelas seberang. Hanya saja, aku menyukai teman sekelasku.

Namanya, Aldi. Sahabat karibku, sejak delapan belas bulan yang lalu.

Aku juga tidak tahu apa yang membuatku suka padanya. Ya, kuakui, oh, seluruh sekolah akui bahwa lelaki itu memiliki paras yang tampan, senyum manis yang dingin, gaya yang tidak mudah akrab dengan orang lain, jago olahraga, suaranya yang merdu, pintar, cerdas, dan ahli bermain gitar. Dia juga enak untuk dijadikan tempat cerita, dia pengertian, dan memiliki selera humor yang tinggi. Hanya saja, itu akan kau dapatkan ketika telah menjadi sobat karibnya, seperti aku. Disisi lain, disisi yang banyak tidak orang lain ketahui, Aldi adalah sosok lelaki yang usil, nakal, dan menyebalkan. Ketika ia merasa kalah debat, ia akan diam. Tidak menghiraukan. Seolah tidak terjadi sesuatu dan kembali dalam sikapnya yang tenang, cool.

Bagaimanapun dirinya, ia tetap dapat membuat diriku terpikat karena pesonanya. Ia terlalu luar biasa untuk seorang gadis yang sedang mencari dambaan hatinya. Pernah sekali, kala jam pelajaran biologi aku melamun, menatap dirinya yang sibuk mengerjakan tugas di depan sana. Bu Nay, yang sadar akan lamunanku, segera menjitak kepalaku dan mengomeliku habis – habisan. Mengundang gelak tawa menyebalkan dari teman – teman sekelasku. Dan sebagai hukumannya, aku diperintahkan untuk mengerjakan seratus soal biologi yang menurut mereka susahnya setengah mati. Untung saja, Bunda memaksaku untuk belajar kemarin malam. Sedikit bermanfaat.

Terkadang, sehabis mandi aku suka berkaca. Menatap diriku sendiri, membandingkanku dengan pria di seberang sana. ‘Siapa dirimu ? Untuknya ? Selain sahabat baiknya ? Cocok saja tidak, Siska. Dia tampan, sedangkan dirimu,, dilirik saja ogah. Suaranya merdu, sedangkan dirimu,, ah, orang lain akan menutup telinganya ketika kamu bernyanyi. Dia jago bermain gitar, sedangkan dirimu,, mungkin senar akan menolak untuk kau petik. Senyumnya manis, misterius, penuh teka – teki,  sedangkan senyummu,, hambar, membosankan. Cukuplah berandai untuk menjadi kekasihnya, Siska.’ Itu yang diriku katakan padaku. Sedikit menyebalkan, namun memang begitu nyatanya, menurut perspektifku.

Sudahlah, aku lelah untuk mengharapkannya. Lelah..

[***]

Losing You~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang