[1] 01.00 am

5.8K 155 6
                                    

01.00 am

I talk about you like you put the stars in the sky

☄🌟☄

Kalian tau apa yang sebenarnya terjadi pada pukul satu tengah malam menuju dini hari?

Ada seorang gadis, rambutnya pendek bergelombang, mukanya muram, matanya memancarkan kesedihan. Yang ia lakukan ketika jarum jam bergerak menuju angka satu adalah memutar sebuah lagu, lagu apapun beritme pelan yang dimulai dengan petikan gitar.

Kemudian gadis itu akan bergerak menuju jendela, ia berdiri sepanjang lagu berputar. Sampai ketika akhirnya lagu itu berhenti, dia akan kembali duduk di tempat tidurnya.

Sekarang, posisinya adalah menghadap sebuah radio kecil. Ia mengambil sebuah kaset, memasukkannya ke dalam radio, dan menekan tombol record.

Lima detik pertama, ia tidak akan berbicara apa-apa. Dan semua perjalanannya malam itu, dimulai dengan sebuah panggilan lirih, “Selamat Malam, Ovin.”

Memperbaiki posisi duduk, aku mulai menyimak patahan kalimat yang ia utarakan.

Apa kau memikirkanku? Seperti aku yang setiap pukul satu malam memikirkanmu.

Kau tahu, hari yang tidak spesial tanpamu terus saja berlalu. Aku terus saja hidup. Tapi, rasanya ini bukan hidup tanpa ada jiwa.

Paling tidak, kembalikan jiwaku yang kau bawa bersamamu.

Aku sudah berdoa pada Tuhan, agar Dia mengembalikan kamu beserta jiwaku yang hilang.

Dia sakit. Apa kau dengar apa yang mereka katakan di belakangku?

Tidak, Ovin. Aku tidak marah sama sekali. Mereka hanya salah karena telah membicarakanku di belakang.

Kenapa tidak memarahiku? Kenapa tidak berteriak padaku? Aku memang sakit. Jiwaku hilang dan aku tidak punya lagi tujuan hidup.

Karena seluruh hidupku berubah sejak kamu pergi.

Ovin, aku masih ingin berbicara denganmu.

Mengapa kamu tidak memunculkan dirimu di hadapanku? Supaya aku bisa memutuskan dua hal: terus gila tanpamu atau mencari makna hidup yang lain.

Kemudian, suasana kembali sunyi. Bukan karena gadis itu tidak berbicara lagi. Teman-teman, aku melihatnya menangis. Mukanya ditenggelamkan dan pundaknya sesegukan.

Gadis ini, yang mereka sebut sakit jiwa masih aja terus menangis.

Sepertinya itu sekitar lima belas menit berlalu, saat kulihat tangan dengan tulang kurus gadis itu mulai menyeka air matanya. Lalu ia akan duduk diam, merenung di depan radio selagi mengumpulkan kata-kata untuk mengakhiri rekamannya setiap malam sejak enam bulan yang lalu.

Selamat Malam Menjelang Pagi, Ovin.

Semoga harimu menyenangkan, seperti harimu di dunia.

Walaupun alam kita kini berbeda.
Meskipun aku tidak tahu apa kau menyimak ceritaku setiap malam.

Aku harap, kau tau bahwa aku merindukanmu.

Tepat ketika tombol record dimatikan, gadis itu akan mengambil kaset. Menyimpannya dalam sebuah kardus coklat yang disembunyikan di balik tumpukan baju yang bergelantungan. Tanpa banyak bicara lagi, ia menatap bintang di langit malam, tersenyum, dan menutup tirai.

Lampu tidur dimatikan. Mungkin, ia akan menarik selimut sampai habis batas kepalanya, menyembunyikan mata lembab dan lingkaran matanya.

Selamat malam menjelang pagi juga, Sa.

🌟☄🌟

🔜 Keep Reading To Know The Boy’s POV

5/8/17 13.46

01.00 amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang