Desclaimer by Mashasi Kishimoto
.
.
.
Deeply in Love.
.
.Enjoy!!
Hari berlalu begitu cepat. Minggu berganti bulan. Civitas Universitas Konoha sibuk dengan urusan masing-masing. Apalagi sebentar lagi ujian semester tiba.
Namun tidak untuk gadis berhelaian merah muda sebahu itu. Dia sudah mempersiapkan apapun dari jauh-jauh hari. Jadi, tidak perlu bekerja ekstra untuk menyiapkan di hari-hari yang semakin dekat.
Gadis itu sedang membaca sebuah buku eksiklopedia di perputakaan. Sekilas dilihat, gadis itu fokus pada buku terbuka didepannya. Namun bila diperhatikan lebih dekat si merah muda itu sedang melamun.
Pandangannya kosong. Helaan nafas halus sering teralun, seperti sedang menahan beban berat di kedua bahu rapuhnya.
Tak lama, gadis tersebut beranjak setelah mengembalikan bukunya. Kali ini tidak ada jas putih khas dokter yang membalut tubuh kecilnya. Karna memang hari ini dia tidak ada kuliah, hanya mengumpulkan tugas yang sudah di berikan minggu lalu.
Kaki-kakinya melangkah pelan menuju pintu keluar. Lorong-lorong menuju kantin penuh dengan mahasiswa yang sibuk dengan urusan masing-masing.
"Hei merah muda" panggil seseorang dari arah belakang. Yakin panggilan itu ditujukan padanya, gadis itu menoleh. Seorang lelaki berambut gelap berjalan mendekatinya.
"Uta" sapa Sakura setelah teman satu jurusannya tersebut melangkah sejajar dengannya.
"Kau mau kemana?" tanya lelaki rupawan tersebut
"belum tau. Kenapa?"
"benarkah? Bisa minta tolong ngerjain tugas dari Prof. Tsunade? Aku benar-benar kesusahan mengerjakannya. Sial dia masih saja cantik di usianya yang tidak lagi muda. Wajar saja jika beliau suka ngasih tugas dengan semena-mena." gerutu lelaki berhelaian gelap tersebut.
Sakura terkekeh mendengarnya. Temannya itu sedang mengeluh apa memuji?
"apakah benar ini seorang Utakatta? Kukira dia tidak bisa mengeluh" sahut Sakura dengan senyum manisnya.
"ohh Sakura, terima kasih - " kalimat Utakatta terintrupsi suara dari ponsel Sakura.
Sebuah pesan line dari Sasuke
Kau dimana Saki? Aku dikantin bersama teman-teman.
Sakura hanya membaca sebaris pesan tersebut tanpa membalas.
"Baiklah. Nanti akan kubantu. Tapi sebelum itu, izinkan aku mengisi perut dulu." Kata Sakura sambil memegang perutnya dengan kekehan kecil. "Sudah jam makan siang bukan?" lanjutnya
"let's go! Aku traktir."
"kau membayarku hanya dengan makan siang?" raut wajah Sakura langsung datar tanpa ekspresi.
"eh eh... Bukan begitu maksudku Sakura. Aku hanya ... hanyaa .." Utakatta bingung dengan kata-katanya sendiri. Dia tahu wanita didepannya ini begitu perasa.
Sakura terkekeh. "aku hanya bercanda. Santai saja. Tapi itu tidak perlu. Teman-temanku sudah menunggu dikantin. Kau mau bergabung?"
"aku diajak? Dengan senang hati. Mari tuan putri" Uta membungkuk, tangannya mempersilahkan Sakura untuk jalan terlebih dahulu layaknya seorang putri. Sakura hanya tersenyum kemudian mereka jalan menuju kantin.
Sesampai dikantin Sakura menolehkan kepala mencari sosok teman-temannya.
"Sakura-chan... Disini" teriak seorang pria jabrik dari meja tengah yang sedang berkumpul dengan 3 orang gadis dan 4 orang lelaki rupawan.
Sakura lalu berjalan menuju bangku dimana temannya berkumpul. Uta setia mengikuti dibelakang tanpa banyak kata.
"ahh maaf. Perkenalkan ini teman sekelasku, namanya Utakatta. Uta mereka teman-temanku dari SMA." Sakura memperkenalkan mereka. Sakura mengedarkan pandangan, hanya tersisa satu tempat duduk. Lalu pandangannya bertemu dengan mata kelam Sasuke. Mereka hanya berpandangan tanpa mengucap kata.
"haii... Aku Uta, teman sekelas Sakura. Boleh aku bergabung?" sapa Uta ramah ketika Sakura memperkenalkannya pada teman-temannya.
"Tentu saja boleh dokter tampan. Perkenalkan namaku Ino, Yamanaka Ino." jawab wanita berambut panjang dengan ponitail kuncir kuda.
"hisss, dia memang seperti itu setiap melihat lelaki tampan." Gerutu lelaki jabrik yang tadi meneriaki Sakura.
Utakatta terkekeh. "salam kenal nona Yamanaka" Uta menjabat tangan gadis yang memperkenalkan diri sebagai Ino.
"kau bisa memanggil namaku saja." jawab Ino dengan senyun lebar.
"baiklah."
"Sakura-chan kau tak duduk?" itu suara Naruto, si lelaki jabrik.
Seakan kembali ke dunia nyata, melepas tatapan mata kelam tersebut. Sakura mengerjab lalu duduk di satu-satunya kursi yang tersisa.
"hai, namaku Uzumaki Naruto, sahabat Sakura-chan sejak sekolah dasar. Kau bisa memanggilku Naruto." Lelaki jabrik yang sedari tadi tidak bisa diam dibanding teman-temannya mengulurkan tangannya kepada Utakatta yang disambut dengan baik. "ahh, kau keberatan bila menarik kursi dimeja sebelah dan bergabung dengan kami?"
"tentu saja tidak sama sekali." Uta lalu mengeret kursi dari meja sebelah dan bergabung dengan mereka. Duduk disebalah lelaki kuncir nanas yang sedari tadi memejamkan mata.
Naruto lalu mengenalkan satu persatu temannya. "Kau lihat sampingmu itu? Dia bernama Nara Shikamaru, si tukang tidur. Sampingnya itu laki-lakinya juga meskipun cantik. Hahaha. Namanya Hyuuga Neji. La- ittai." Naruto menringis ketika kepalanya dilempar dengan sendok oleh pria berambut panjang yang diperkenalkan sebagai Hyuuga Neji. Pandangannya menusuk seakan ingin membunuh Naruto.
"hehehe Neji aku hanya bercanda, kenapa kau seserius itu. Oke Uta, selanjutnya itu adik sepupu Neji. Namanya Hyuuga Hinata. Sampingnya lagi Tenten. Lalu Ino. Lelaki pucat dengan senyum palsu itu namanya Sai. Dan yang paling tampan tapi sangat-sangat menyebalkan namun sangat aku sayang ini namanya Uchiha Sasuke."Cerocos Naruto panjang lebar. Utakatta tersenyum memandang teman-teman Sakura satu persatu.
"kau tidak perlu menanggapi si berisik itu, anggap saja tidak ada." celetuk Sai dengan memamerkan senyum palsu.
"apa maksudmu itu hei puc-"
Brakk
"kalian bisa diam tidak?" tidak perlu tanya itu suara siapa. Siapa lagi kalau bukan wanita tomboy dengan cepol dua, Tenten. Dan benar saja keduanya langsung diam.
Mereka terus bercetoleh membahas hal yang tidak penting untuk dipermasalahkan. Tanpa mereka sadari ada seorang lelaki yang masih nyenyak dengan tidurnya dan dua pasang mata yang beradu seakan mengungkapkan apa yang mereka rasakan tanpa kata.
"ahh Sakura-chan, kau mau pesan apa? Sekalian aku mau menambah minum" Gadis lemah lembut dengan surai lavender, Hyuuga Hinata, membuat Sakura memutus kontak mata si merah muda dan lelaki bersurai raven.
"benar Sakura, aku tadi sudah berjanji akan menantrikmu makan siang. Kau mau pesan? Biar aku pesankan" Uta memandang teman merah mudanya. "dan juga kau nona Hyuuga ingin minum apa?" lanjutnya.
"dokter tampan aku juga ingin menambah es lemon" Ino ikut-ikut.
"baiklah." Uta menyetujui Ino. "Sakura, kau mau makan apa?" Uta mengulang pertanyaannya.
Belum sempat Sakura menjawab, lelaki bersurai raven beranjak dari bangkunya tanpa kata.
"hoi Sasu-teme kau mau kemana?" teriak Naruto heboh. "Sasukee"
Naruto kembali memanggil namun yang dipanggil tidak sedikitpun berniat untuk menoleh.Sakura memandang bahu tegap yang semakin menjauh. Dan hal itu tak luput dari pandangan Utakatta.
Tbc
Hei guys, Nazu kembali lagi.
Fyuh~
Maaf jika lama. Dunia nyata menyita banyak perhatian. Ini break sebentar bisa fokus sejenak untuk ngetik cerita ini, yahh walaupun tidak panjang.
Mungkin dengan suara reader bisa menambah semangat Nazu buat nge-update lebih cepat. Hehe
Sekian dulu minna-san. ArigatoSalam SasuSaku