Let me gone, Halin. love my Lody

46 4 2
                                    

Halinda merupakan mantan dari Davven. Sekaligus anak rekan kerja ayah nya Davven.
"Kenapa lo nangis dipinggir sini? Mau dijemput ama dewi air?"
"Kenapa lo masih aja ngga nyadar. Bahkan saat kita ketemu ngga sengaja kek sekarang. Lo masih marah sama gue"
Karena tak tega, Davven pun menghapus air mata Halinda dengan tisu di saku nya.
"Lain kali jangan menangis, kuperingatkan dirimu agar tidak membuat hari ini menjadi hari anak cengeng nasional"
"Bisa ngga lo dengerin gue? Tolong anggep gue ini, kenapa lo masih marah sama gue"tanya Halin. Davven hanya tersenyum dan menganguk.
"Lo bakal bikin gue bingung sama setiap ekspresi lo, apa lo ngga inget gue yang sayang sama lo?" Ucap Halin. Davven pun tersentak kaget akan Halin.
"Cerita lah"ucap Davven menghela nafas.
"Lo bakal mau ngehindar dari gue"
"Lanjutkan yang kau mau, aku bakal denger sampe akhir"
"Lo masih marah sama gue? Disaat gue nangis kaya gini. Davven, gue sayang sama lo dan gue ga mungkin mau buat lo kaya gini"
"Kamu bisa anggep yang lalu, tapi aku ngga bisa"Lalu Davven bergegas berdiri.
"Lo mau kemana?"
"Lin, biarin gue pergi dari idup lo. Gue sayang sama lo. Jadi gue gabisa sia-sia in itu. Gue udah maafin lo"
"Gue gabakal biarin lo pergi meskipun elo sama yang lain"
"Gue sayang sama lo, walaupun... itu.. bukan cinta nama nya"sambil menundukkan kepala nya.
"Lo kenapa marah sama gue?"
"Kenapa lo sendiri ga tau? Bahkan lo sendiri yang lakuin hal itu. Hal itu adalah alasan nya"
"Ya. Tapi alasan nya apa?"
"Lo ga inget apa? Lody hampir mati gara-gara lo pas kita liburan bareng di Singapore. Kenapa lo racunin dia? Dia adik gue, lo ngerti itu"
"Gue kira dia bukan adik lo. Lagian gue cuma mau jaga harta warisan papa biar ga limpah harta ke Lody"
"Emang kalo Lody orang lain, lu tetep bakal racunin dia tanpa rasa bersalah. Dan asal lo tau, papa lo itu staff karyawan papa gue yang paling dipercaya. Dan karena itu, papa gue ngasih wewenang papa lo buat jaga cabang perusahaan nya"
"Jadi?"
"Perusahaan itu punya papa gue. Lo beruntung gue putusin daripada lo gue laporin ke polisi gegara percobaan pembunuhan"
"Gue gabakal nyerah buat dapetin lo"
"Terserah lo mau apa. Yang jelas lo inget satu perkataan gue satu ini... GUE NGGA AKAN CINTA DAN SAYANG SAMA CEWE LICIK KAYA LO"lalu melangkah pergi dengan kesal.

Camila pulang dari rumah Sindy dan tak sengaja di jalan raya dekat pantai ia menyerempet mobil hingga pelek mobil itu lecet. Dan ternyata, mobil itu milik Davven. Camila yang mengetahui nya langsung cepat-cepat mengegas motor nya karena motor itu tadi tiba-tiba mati. Dengan panik, ia mencoba menyalakan mesin. Namun terlambat, Davven melihatnya.
"Nguntit?"tanya Davven dingin.
"Geer amat lu jadi orang, pak. Pak jangan tilang saya, hehe... mau pulang"dengan wajah sedikit takut dan akhirnya motor nya berhasil dinyalakan.
"Aneh, mau apa dia?"sambil menggaruk rambut nya.
Lalu ia melihat bahwa mobil nya lecet, dengan kesal Davven berteriak
"DASAR CEWE GILA LO" lalu Camila mempercepat laju nya.
Dan seorang nenek yang mendengar nya menoleh juga menghampiri nya dengan marah. Ia mengangkat tongkat nya.
"Mentang-mentang masih muda, bisa ilokin orang tua, ga sopan banget anak muda zaman sekarang ini"
"Nek, maap. Bukan nenek tapi perempuan gila itu"
"Diem!!!"
"I-iy-iya, nek"dengan terbata-bata.
"Kamu jadi anak muda itu yang sopan toh nak. Kamu ngerti, nduk?"
"Iya nek, saya ngerti" lalu segera berlari memasuki mobil dan pergi.

Camila bingung sesampainya di rumah. Ia bingung kenapa ia bertemu dengan lelaki mesum itu lagi. Bahkan saat membuat teh, ia salah memasukkan gula menjadi garam. Akibat nya, Camila merasa keasinan. Tante yang melihat sikap nya menganggap bahwa keponakan nya kurang vitamin c.
"Tante kenapa ngeliat nya begitu? Lagi ngejek Camila di batin ya?"tanya Camila sebal.
"Keponakan tante ini cantik tapi jutek banget sih hehehe.."
"Mama, Seryl mau roti coklat"tiba-tiba anak tante muncul dan mengagetkan mereka.
"Iya sayang. Kita keluar ya. Ehmm... Camila jaga rumah. Jangan kelayapan sebelum tante pulang"tanpa dijawab Camila pun menggeleng pergi.

Di rumah Davven,
Davven menjatuhkan diri nya ke kasur sambil memegang erat bantal nya. Ia menghadapi dua masalah bodoh dalam hidup nya. Tiba-tiba....
"Davven, besok papa mau temuan sama papa nya Halinda. Kamu ikut ya, kan kamu temen nya Linda"bujuk papa.
"Temuan? Ngga deh. Lagian besok Lody pulang dari pertukaran pelajar kan. Jadi mending Davv cabut ke bandara aja. Papa sendiri aja yahh?"jawab Davven santai.
"Hayoo, kenapa ngga mau? Biasa nya kalo sama Linda langsung ganti baju"
"Udah mulai 2 tahun yang lalu Davven biasa aja"
"Ya udah papa sendiri"sambil menutup pintu kamar Davven.
Davven mengambil foto Lody(Lalodya Zerand). Ia menatap nya dan memeluk nya.
"Akhirnya, kau kembali setelah enam bulan disana. Kakak kangen sama kamu. Semoga kakak masih bisa lindungin kamu"batin Davven.
Lalu tanpa sadar ia tertidur.

Esok nya,
Davven langsung cabut ke bandara. Sedangkan papa berpesan agar Davven harus melajukan mobil nya itu secepat pesawat yang Lody tumpangi. Tanpa mendengarkan papa nya, ia langsung berjalan pergi sambil tak habis pikir kenapa papa nya menjadi seperti dewa.
Hp Davven berbunyi,"Mama?"
"Halo, ma"
"Davv, mama pesen tiket pesawat entar jemput mama di bandara ya"
"Tapi, ma"
"Bye sayang, muach"potong mama Davven(Clarent geq) langsung mematikan telpon nya.
"Kebiasaan mama kalo nelpon emang langsung to the point terus bye. Padahal sekarang harus jemput si Lody. Kecapean donk gue entar njemput dia juga sore nya"ucap Davven sebal. Ia pun melajukan mobil nya ke Bandara.

Di Bandara,
Davven menunggu Lody tampak namun Lody belum tampak juga setelah satu jam. Bahkan sampai dua jam, belum ada tanda-tanda. Lalu setelah tiga jam, tampak Lody sedang menggeret koper. Namun Davven, ia tertidur di mobil. Untung saja Lody mengetahui nomor plat nya.
"Kak Davven, bangun. Bukain, ini berat banget tau. Jan molor terus, udah mulai panas nih"sambil mengetuk-etuk jendela mobil.
"Ah..ohhpp"Davven menguap sambil membuka jendela nya.
"Kamu siapa?"tanya Davven.
"Dasar"sambil memukul jidat Davven. Davven pun tersadar dan keluar dari mobil nya.
"Kenapa kamu dateng lama amat? Udah tiga jam nungguin"protes Davven sambil meletakkan barang Lody di bagasi.
"Ehmm... pesawat ditunda dua jam. Dan aku nyari kakak. Lagian salah sendiri molor"sewot Lody.
"Masuk!"ucap Davven masuk ke mobil nya.
Lalu Davven menyalakan mobil nya.
"Apa kakak tidak mau mentraktirku?"
"Hmm"
"Kenapa begitu? Apa karena aku baru datang dan tak boleh pergi? Belikan aku steak daging"
"Kamu selalu menyiksa kakak"
"Karena kakak adalah malaikatku"
"Kenapa sikapmu masih seperti anak kecil? Padahal kau sudah kelas 10 SMA"
"Kenapa begitu?"
"Kau masih seperti bayi yang merengek meminta susu"
"Aku ngga merengek. Lagian aku minta nya steak"lalu tiba-tiba Davven menghentikan mobil nya yang membuat Lody terkejut.
"Kenapa berhenti?"
"Tataplah kedepan"
"Ahhh.... terima kasih kakak ku sayang" setelah melihat bahwa di depan merupakan restoran steak.

Di restoran,
"Kenapa kakak masih bujang?"
"Bagaimana dengan umurku?"
"21?"
"Umur yang negatif untuk hal semacam itu"
"S2-mu?"
"Aku menunggumu untuk memutuskan"
"Universitas Indonesia, jurusan ekonomi?"
"Seperti nya kamu tahu lebih banyak dari kakak"
"Bahkan aku tahu, kakak ku yang kalem hanya di depan keluarga"

Camila disuruh tante nya mengantarkan data-data ke kantor. Karena tante akan menemani Seryl ke toko roti. Lalu dia menyelipkan nya di map dan pergi.

Setelah makan, Davven mengajak Lody menuju kantor cabang papa nya yang menuju hak milik Lody. Namun, Lody belum dewasa.
"Kak, apa papa berada disini?"
"Papa met sama papa Halinda di kantor pusat. Kalo ke kantor pusat jauh. Kakak cuma mau cek pengeluaran perusahaan"

Davven disusul Lody memasuki halaman kantor dan membuka pintu. Namun setelah masuk, ia malah ditabrak oleh Camila yang sedang mengecek semua data tante yang akan diserahkan nya. Efek nya Camila jatuh dan data nya jatuh. Davven yang merasa bersalah karena menghalangi pun membantu mengambik kertas demi kertas tanpa tahu siapa yang dia bantu.
"Lo?"kaget Camila.
"Hmm"santai Davven.
"Lo mau ngapain disini? Nguntit gue ya? Lagian lo siapa lagi, masuk kantor orang sembarangan apa lo minta lowongan juga?"
"Kak, kenapa dia ngga sopan banget?"tanya Lody.
"Lagian perusahaan ini, lagi ga buka lowongan kerja. Dan lo sendiri? Mau ngapain?"jawab Davven sabar.
"Ehmm... mau nyerahin data tante gue yang kerja disini. Kenapa?"
"Tante Mira Hakila?"
"Lo kok tau?"binging Camila.
"Permisi, nak Davven. Mana mbak Camila, biar saya save di tempat nya"ucap staff kantor.
"Lho mbak, kenapa panggil dia sopan banget?"tanya Camila.
"Dia anak pertama pemilik perusahaan ini dan pusat. Dan sebelah nya, dia anak kedua"jawab staff menerangkan.
"Eta terangkanlah. Mampos gue. Maaf-maaf, gue ada kepentingan. Bye"karena takut ia berlari dan mengegas motor nya pergi. Sedangkan Lody hanya bengong melihat tingkah aneh Camila itu.

Setelah mengecek, Davven kembali ke mobil dan menemukan 4 panggilan tak terjawab dari*Malon*(mama salon). Ia pun menyuruh Lody masuk dan menelpon balik ibu nya.
"Halo, ma... Kenapa?"
"Liat jam, bedak mama udah luntur Davven sayang"
"Ohhh, jam 4 sore. Iya tunggu aja ya ma" sambil menyuruh Lody mematikan handphone nya, Davven mengegas mobil nya ke bandara lagi.

Di Bandara,
"Davven, Lody sayang"sambil memeluk kedua anak nya.
"Ma, Lody kangen banget"
"Ma, Davven cape banget"
"Ya udah, Davven ayok kita pulang. Ehmm.. bawain koper mama"
Melihat koper mama yang besar dan terlihat berat, Davven menggeleng juga mengeluh sabar.

Sesampai nya di rumah,
Papa menunggu Davven dan memarahi nya. Kenapa ia tak membawa Lody pulang, ia sudah menunggu nya lama. Namun, Davven malah ambruk terlalu lelah. Papa pun heran kenapa Davven bisa selelah itu. Papa dan Lody pun menggotong Davven ke kamar agar ia terlelap nyaman.
"Good night, my best angel"bisik Lody mengelus rambut nya.

Able Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang