2. Awal yang Baik

270 20 0
                                    

---

As Agre---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

As Agre
---

Wartawan online berpacu dengan waktu. Mereka dikejar deadline setiap saat. Maka, di lapangan, wartawan online akan terlihat sangat sibuk. Mereka selalu tampak terburu-buru. Setelah mendapat pernyataan dari narasumber, wartawan online langsung mencari tempat duduk yang nyaman, lalu mentranskrip rekaman wawancara. Hasil liputan langsung ditulis saat itu juga.

Sebagian wartawan online bahkan tidak sempat membuka laptop. Mereka menulis berita langsung di layar handphone. Bahkan, beberapa orang melaporkan hasil liputan kepada editor via telepon. Biasanya editor akan meminta mereka mengirimkan lebih dari tiga berita dalam satu hari.

"Ra, hari ini gue yang nemenin lo buat meliput Kajian Pemindahan Ibukota."

"Siap pak! apa gue perlu membawa ini?" aku menunjuk sebuah benda mirip pulpen yang sebenarnya itu adalah alat perekam.

"Gue rasa gak perlu. Dan lo bisa panggil gue Agre aja. Gak perlu pake pak. Gue masih muda gini."

"Iya juga, lo kelihatan masih muda gitu. Cuman ya gue gak enak aja karena posisi lo. Sebenernya gue juga gak suka hal-hal formal sih." ujarku

"HA HA HA, yaudah kita sependapat. Pokoknya santai aja kalo sama gue, anggap aja kita ini sepanteran"

"Biasanya kalo orang yang baru kenal, tapi tiba-tiba sependapat, itu artinya mereka ditakdirkan bersama" Aku sengaja sok humoris, agar kami bisa mengobrol lebih nyaman.

"Apaan, HA HA, kebanyakan nonton ftv nih. Lo bukan tipe gue, ra"

"Gue emang gak secantik Raisa, tapi tunggu aja momen dimana lo bertekuk lutut di hadapan gue"

"Demi apa?"

"Bertekut lutut minta dibelikan siomay Pak Mamin" ujarku kekeh. "Lo tau, warung siomay itu selalu penuh dan gue harus mengantre panjang. Lo harus coba!"

"Jangan salah. Gue juga penggemar siomay Pak Mamin. Tapi ya ra, bisa jadi juga yang lo bilang. Gue suka lembur, terus lapar, eh kantong lagi tipis." canda Agre

"Perut itu mengakses segala cara" timpalku.

"Yaudah ayo berangkat sekarang ra" Agre mengalihkan pembicaraan.

Dalam perjalanan kami terus mengobrol, sesekali bersenda gurau.

"Oh iya ra, gue mau ngasih tau lo, butuh kerja ekstra buat ngeliput hal yang berkaitan dengan pemerintahan, itu karena gak semuanya transparan, apalagi di tengah kontroversi kayak gini. Gue sengaja memilihkan konten ini buat anak baru, buat pemicu semangat, seenggaknya lo punya kesan baik saat pertama kali kerja, mengingat tugas wartawan kedepannya gak mudah, penuh tuntutan dan konsistensi."

"Siap bos, gue ngerti"

"Lo katanya mantan atlet taekwondo ya?"

"Iya dulu, pas masih kuliah. Gue ikut UKM Taekwondo"

"Gimana. Lo pernah punya pengalaman apa? Siapa tau pernah bikin orang babak belur. Gue terinspirasi film-film action. Tapi belum kesampean ikut latihan beladiri atau mukulin orang"

"Ngeri juga lo! Gue latihan beladiri sekedar hobi doang ya gre. Gak niat buat mukulin orang." ujarku

"Eh gre" aku sengaja membuat suasana sedikit tegang.

"Lo.."

"Iya?" sahut Agre dengan wajah penasaran

"Lo single ya?"

"Iya, kok tau lo?" tanyanya sedikit heran, kami memang baru saja kenal.

"Iya soalnya lo bau keringat! Lo mandi gak sih?" ledek ku.

"Dasar lo ya. Gue itu cowok paling perfeksionis" sahut Agre dengan nada bercanda lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela.

Kami hening sesaat, dan hanya bunyi mesin Trans Jakarta yang terdengar. Sesaat kemudian kami mengobrol kembali, lalu hening. Hingga tak terasa kami telah sampai di Gama Tower Jakarta. Kami akan meliput pernyataan Kepala Bappenas mengenai pemindahan ibukota.

"Kok jadi ngantuk ya?" candaku mengawali pembicaraan, semenjak masuk gedung pertemuan, kami tak banyak bicara. Agre terlihat fokus pada pidato narasumber. Dia juga melakukan pemotretan.

"Fokus. Dengerin yang lagi ngomong tuh! Tapi lo bener juga, jam segini enaknya tidur."

"Iya habis itu gue cepet mati" jawabku nyeleneh.

"Terserah lo. Yang penting selesai acara lo harus ngejar bapak menteri itu, buat keterangan lebih lanjut"

Beberapa menit kemudian.

Acara yang diberi nama Indonesia Develoment Forum ini telah berakhir. Wartawan naik ke atas forum, mengejar narasumber. Mereka seperti segerombolan singa yang hendak menangkap mangsanya.

Aku juga ikut berdesakan bersama wartawan lain. Aku menyodorkan anroid kesayanganku dan mendekatkannya ke arah suara narasumber. Sungguh pekerjaan yang melelahkan. Aku harus mengikuti rentetan acara dan langsung menuangkannya dalam bentuk tulisan.

"Gimana? udah selesai nulisnya? Lama banget, lulusan mana sih lo?" tanya Agre sok serius

"Tega banget. Ini kali pertamanya nih"

"HA HA, gue juga gitu, pas pertama kali. Satu sampai dua bulan kerja, lo bakal terbiasa nulis cepat kok. Pokoknya ikuti aja format tulisan lain. Tapi kalau soal isi, harus punya gaya bahasa sendiri. Pembaca biasa mungkin gak sadar, tapi wartawan yang lain bisa menilai kualitas tulisan"

"Siap!" jawabku masih sibuk dengan keyboard anroid.

Era modern ini, masyarakat lebih menaruh perhatian pada surat kabar online dibandingkan dengan media cetak. Karenanya, Bhinneka Media sendiri harus lebih aktif berperan di media online. Menyediakan berita yang up to date, berkualitas dan berimbang. Agre khawatir akan nasib media cetak. Terlebih, minat membaca masyarakat Indonesia yang masih kurang.

"Oke, udah gue rampungin nih." ujarku lega.

"Kerja bagus ra. Sekarang lo harus lanjut ke Kantor Kementrian Perindustrian, cari informasi soal peredaran ponsel ilegal. Gue gak bisa nemenin lo, ada yang harus gue kerjakan di kantor. Nah, sisanya lo cari sendiri, sekreatif mungkin. Faham kan maksud gue? Lo bisa berdiskusi lebih lanjut di whatsapp group kita. Atau kalau ada masalah lo bisa hubungin gue"

Agre lalu menghilang, ditelan oleh penglihatanku sendiri, penglihatan yang sangat terbatas. Aku menghela nafas. Kekhawatiranku akan dunia kerja tak seburuk yang aku fikirkan. Dan sosok Agre yang terlihat mengintimidasi, tak terbukti. Aku harap ini adalah awal yang baik, untuk sebuah akhir yang baik.

LOVE IN GAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang