Break Up

89 3 0
                                    

Ruang musik ini tidak terlalu berantakan seperti bagian dorm lainnya. Hanya saja banyak debu bergelantungan dilangit-langit, dan gumpalan kertas-kertas yang berserakan dilantai. Aku kembali ke dapur untuk mengambil kantong plastik dengan ukuran jumbo dan mulai memasukkan sampah yang berserakan, membersihkan langit-langit dari debu yang sudah menebal, dan banyak pekerjaan lainnya.

Sekarang waktu sudah menujukkan pukul 01.15 pagi.

Aku mengistirahatkan tubuhku sejenak di bangku keyboard yang memiliki sandaran seperti kursi-kursi direktur pada umumnya.

Akhirnya ruang keramat bagiku mengkilap di setiap incinya, ini serius. Karena aku benar-benar mencintai ruang musik sehingga aku membersihkannya tanpa ada noda yang terlewat.

Mataku sudah mulai mengatup sedikit demi sedikit. Memandangi ruangan ini dengan penuh rasa sayang, dan bola mataku berakhir pada sebuah balon yang mulai mengecil hari demi hari tetapi tetap terikat manis diatas keyboard tempatku menuangkan seluruh perasaanku. Akhirnya mata ini tertutup seluruhnya dan membawaku ke alam mimpi yang nyata.

Sudah jam 1.30 AM, Apa dia masih menungguku? Bagaimana ini?!

Sekarang aku sedang berada di sebuah acara musik yang tengah membahas apa yang B1A4 inginkan pada saat ini. Tentu aku akan menjawab kalau aku ingin pergi dari sini secepatnya dan bertemu Anna yeojachiguku. Tetapi jika aku melakukannya nama baikku akan tercoreng dan langsung di keluarkan dari grup. Itu tak mungkin kulakukan!!

Aku frustasi. Kami berjanji akan bertemu pada pukul 11.45 malam dan lihat sekarang sudah jam berapa?!

Lima belas menit kemudian acara ini berakhir. Secepat kilat aku melepaskan semua atribut yang kukenakan dan berlari ke arah mobil yang telah dipersiapkan manajer kami karena aku sudah memesan padanya sejak kemarin.

Aku menginjak gas kekuat-kuatnya menuju ke tempat kami janjian, tempat pertama kali aku dan Anna saling menyatukan hati. Tentu saja ini adalah hari spesial karena hari ini adalah hari anniversary kami selama satu tahun. Kami berencana akan merayakannya berdua semalaman sekaligus untuk menebus seluruh kesalahanku karena terlalu sibuk dan jarang sekali berkencan dengannya.

Daerah itu sudah sangat sepi hanya dua sampai tiga orang yang baru kembali ke rumah mereka masing-masing. Ketika aku memberhentikan mobil, keadaan taman itu tanpa penghuni dan hanya diterangi beberapa lampu jalan dan sinar bulan.

Semoga dia masih disini tuhan, harapku dengan cemas. Aku tetap memohon walaupun aku tahu harapanku gila.

Aku melangkahkan kaki ke sebelah ayunan dan disana terlihat seperti tikar yang membentang, kesenangnganku langsung memuncak saat itu juga.

“CHAGI,KAU MASING DISINI?!! MIAN, JEONGMAL MIANHAE, AKU SANGAT TELAT!!!!” Aku terlalu bersemangat dan karena takut akan amarahnya, Aku menutup kedua mataku.

Tak ada jawaban, apa dia semarah itu?! Aku memberanikan diri membuka mata.

Hanya suara angin yang terdengar di telinga maupun hatiku, ia tak ada di atas tikar yang tergelar itu. Yang ada hanya makanan yang berlimpah dan semua itu adalah makanan kesukaanku. Aku tahu Anna yang mempersiapkan semua ini, untuk menyambut hari spesial kami berdua, tapi apa yang aku lakukan?! Membiarkannya menungguku untuk kesekian kalinya?!!! Amarah serta kesedihan bercampur menjadi satu memenuhi hati. Aku jatuh tersimpuh menahan rasa bersalah yang sangat besar.

Aku mengutuk diriku sendiri karena semua kelakuanku yang selalu saja seperti ini tanpa perubahan sedikit pun. Selalu datang terlambat pada saat kami berkencan bahkan seringkali aku membatalkan janji secara tiba-tiba karena ada acara mendadak.

“Tak apa aku mengert”.. Selama ini hanya itu yang Anna kataku kepadaku, padahal aku tahu hatinya menolak untuk mengatakan hal tersebut.

LonelyWhere stories live. Discover now