CHAPTER 2

1.3K 35 2
                                    

Dibelahan Negara lain tepatnya di kota Roma, Italia. Pria dengan paras khas orang Amerika dengan setelan jas kemeja yang mahal sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita berambut pirang. Mereka saling mencecap bibir mencoba mencari kenikmatan satu sama lain. Pria itupun mengangkat tubuh wanita itu lalu mendaratkan ciuman di leher jenjang yang mengakibatkan desahan tak tertahan dari mulut wanita yang sedang berada di pangkuannya.

"Please,-" ujar sang wanita.

Mendengar suara dari wanita berambut pirang, Pria bersetelan jas kemeja mahal itupun langsung melepaskan cumbuannya dan membenarkan dasinya.

"Pergilah dan ini uang untukmu!"

"M-maafkan saya tuan, saya janji tidak akan mengeluarkan suara" ucap wanita tersebut dan mendekati si pria untuk dicumbu kembali.

"Aku bilang keluar!!" ucap pria yang tak lain adalah Lucas

Mendengar bentakan dari Lucas wanita berambut pirang sesegera mungkin membenahi pakaian dan mengambil cek yang sudah diberikan dan berlalu keluar.

Lucas pun melangkah kearah jendela lalu mengambil rokok yang berada di dalam saku dan mengambil sebatang lalu menyalakannya. Lucas menyesap rokok tersebut dan menghembuskannya perlahan.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka menampakkan seorang wanita yang sangat sempurna dimata Lucas. Wanita yang ditatap oleh Lucas itupun masuk lalu menghampiri atasannya.

"Maaf, hari ini tuan harus ke New York untuk kunjungan perusahaan pusat. Dan kedatangan tuan harus tepat pukul 3" Ujar wanita tersebut menunduk.

Melihat dirinya ditatap terus oleh Lucas Ia pun menunduk tidak berani menatap balik Lucas. Dengan kedua bola matanya Lucas mengamati sang wanita dan menghela napas kasar, rokok yang berada di tangan dimatikan olehnya lalu Ia membuang rokok tersebut kedalam tong sampah.

Lucas pun maju tiga langkah mendekati sang pujaan hati lalu meraih dagu wanita yang dihadapannya sekarang lalu kembali menatap lekat maniknya.

"Kau sedang bicara denganku atau dengan lantai ruangan ini hm?"

Tatapan Lucas tak lepas dari bibir menggoda milik wanita tersebut, Lucas pun mulai mendekatkan diri ingin merasakan bibir wanita pujaannya apakah sesuai dengan yang dibayangkan olehnya.

Si wanita yang merasa Lucas pun kian semakin dekat mencoba menahan napas dan merasa ketakutan. Ketika bibir Lucas hampir mengenai bibirnya, Ia memberanikan diri dan dengan sekuat tenaga mendorong tubuh atletis milik Lucas.

"Maaf Lucas tolong jangan seperti ini, aku ada janji dengan kepala staff. Selamat siang"

Dengan langkah kaki yang bergetar wanita tersebut melangkah keluar. Lucas yang melihat dirinya sudah ditolak beberapa kali pun hanya berdecak kesal.

"Sial, bagaimanapun caranya kau harus menjadi milikku, Anna" gumam Lucas Olsen Richardson menatap sinis kearah pintu yang dilewati beberapa detik yang lalu oleh wanita yang dikaguminya.

Lucas pun mengambil handphone yang berada di sakunya, menghubungi seseorang yang mengurus segala keperluan yang dibutuhkan olehnya.

"Siapkan penerbanganku hari ini ke New York"

***

"Meggy! Kenapa kau menolak untuk menjemput anak Pak Robert! Harusnya itu menjadi tugasmu bodoh"

"Siapa yang bodoh? Me?" ujar Meggy dengan jari yang menunjuk dirinya sendiri.

Meggy pun mengambil makanannya lalu memilih tempat duduk yang masih kosong dan diikuti oleh Lovi yang sudah mengambil banyak makanan.

Lovi pun menyantap makanan yang sudah Ia ambil dan kembali menatap sahabatnya yang juga sedang menikmati makan siangnya.

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang