Dua minggu kemudian
Entah apa ini bagiku, kemarin lusa aku terbangun di tempat asing.
Tidak tahu bagiku tempat apa itu, siapa diriku, mahluk apakah aku ini, bahasa apa yang aku gunakan sekarang.
Yang aku tahu hanyalah sesuatu yang disebut warna, ketika aku melihat sesuatu yang berwarna, aku tahu warna apa itu. Seperti warna tempat yang aku tempati sekarang yaitu biru, putih, hijau, kuning dan merah.
Aku seperti orang yang terlahir kembali, seperti bayi yang tidak tahu apa-apa. Hanya ada satu orang di sana ketika aku terbangun, dia memiliki struktur tubuh yang sama sepertiku meskipun berbeda rupa. Jadi kupikir dia mahluk yang sama sepertiku.
Dia mengelap badanku, menyuapiku dengan sesuatu yang terbuat dari benda keras. Entah apa yang dia suapi itu, berasa hambar dengan tekstur lembek.
Aku tanya dia siapa aku, mahluk apa kita ini, di mana kita berada. Dia hanya menjawab bahwa namaku ini adalah Emily, aku berada di rumahnya, dan kita adalah manusia.
Dia dan aku tidak banyak berbicara, aku hanya berbaring disuatu tempat yang empuk, dan dia yang merawatku.
Ketika aku melihat ke arah luar dari tempat itu, aku merasa aneh, aku merasa tidak pernah melihat hal itu sebelumnya. Benda-benda serba hijau bergerak-gerak di bawah terangnya sinar benda yang berwarna kuning di atas tempat itu, yang dikelilingi luasnya warna biru.
Aku tanya apa semua itu. Dia hanya menjawab itu adalah rerumputan, matahari dan langit.
Kadang ketika aku tidur, aku merasa berada disuatu tempat yang ramai dipenuhi manusia. Tetapi aku tidak tahu siapa manusia-manusia itu.
Selama beberapa hari aku tinggal dengan dia, aku tidak tahu apapun tentang dia. Dia hanya mendatangiku ketika badanku berbau aneh, dan perutku terasa aneh.
Aku tanya dia siapa kamu, dia mengatakan bahwa dia hanyalah manusia biasa yang terobsesi dengan aku dan ingin bersamaku, dan namanya adalah Anatoliy.
Anatoliy bagiku sangat berarti dia selalu merawatku dan memberiku perasaan yang bahagia. Aku memiliki perasaan yang sayang kepadanya, ada waktu ketika dia izin pergi untuk mencari mencari air, aku sangat sedih, aku merasa kosong.
Waktu sangat terasa lama bagiku ketika harus menunggu Anatoliy kembali. Padahal dia hanya mengambil air di seberang jalan. Inikah yang dinamakan perasaan kehilangan.
Ketika aku melihat Anatoliy berjalan kembali ke rumah, aku langsung berlari dan memeluk tubuh Anatoliy yang tinggi besar.
"Anatoliy kenapa kau pergi lama sekali, aku sendirian di sini" sambil menangis aku berkata.
"Kenapa kamu menangis.
Aku hanya pergi ke seberang jalan untuk mengambil air" Jawab Anatoliy sambil mengelus kepalaku."Aku tidak tahu, inikah yang dinamakan tangisan.
Aku tidak mau lagi jauh darimu, jika kamu pergi kemana pun itu sedekat apapun kamu harus membawaku" kataku sambil terus saja memeluk badan Anatoliy.Anatoliy langsung melepaskan pelukanku dari badannya dan malah kembali memelukku. Dia mengatakan sesuatu di telingaku, dia berkata bahwa dia tidak akan pernah meninggalkanku dan tidak akan pernah membiarkan diriku meninggalkannya.
Aku sangat senang mendengar hal itu, aku tidak tahu perasaan apa ini. Ketikaku tanya padanya kenapa dadaku berdetak dengan cepat, dia bilang itu jantung mu yang sedang berdetak karena perasaan gugup, jatuh cinta, dan takut.
Tapi apakah perasaan ini sebenarnya. Apakah perasaan gugup, jatuh cinta atau takut. Aku tidak tahu semua itu.
Aku hanya ingin tahu segalanya dan menjalani hidupku sekarang ini. Tidak peduli siapa aku yang dulu yang selalu ada di dalam mimpiku ketika tidur, aku hanya ingin bersama Anatoliy. Karena hanya dia manusia yang aku kenal sekarang ini, dan yang aku percayai.
Hari demi hari kulewati bersama Anatoliy, dia adalah segalanya. Aku merasa sangat bahagia bersama Anatoliy dia selalu menceritakan kisah- kisah masa lalu. Dia juga mengajariku bagaimana cara membaca, menyanyi, menari dan memasak.
Lambat laun diriku mulai bisa melakukan semuanya sendiri, kadang aku juga memasak untuk Anatoliy, merapikan rumah serta kamarnya. Aku juga mulai menulis berbagai macam kata-kata yang indah.
Hidupku mulai berasa utuh ketika aku sudah bisa melakukan segalanya. Salah satu hal yang tidak aku lupakan adalah ketika Anatoliy mengajariku bermain piano, dia meletakkan tangannya di tanganku dan mengajariku bagaimana menekan tuts piano itu.
Lagu yang kami mainkan sangat indah, dia bernyanyi di sampingku dengan terus memandang wajahku aku tidak tahu lagu apa itu, bagiku lagu apapun yang dia bawakan pasti enak didengar.
******
Hari ini Anatoliy mengeluarkan wadah-wadah yang berisi cairan kental berwarna dia bilang itu namanya cat. Dia hendak mengecat dinding rumah, karena warnanya sudah pudar.
Aku membantunya mengecat dinding sambil sesekali bermain cat dengannya, aku ingin memperlihatkan sesuatu padanya. Aku bilang bahwa aku sudah bisa menggambar dengan baik.
Aku ingin melukis sesuatu di dinding itu dengan cat, aku menyuruh Anatoliy untuk mengecat dinding yang lain selagi aku melukis dinding di sini.
Setelah selesai melukis, aku memanggil Anatoliy. Ketika Anatoliy melihat lukisan itu tiba-tiba dia duduk sambil menangis, ketika aku mendekatinya dia langsung memeluk diriku dengan erat.
Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Apa yang salah dengan lukisan ku, padahal aku sudah melukis dengan baik.
Ketika ku tanya ada apa, Anatoliy malah semakin keras tangisannya.
Dia tidak hentinya memelukku dengan erat padahal tubuhku sudah kesakitan akibat pelukannya itu.
************
Bersambung......

KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Day
Mystery / Thriller(On going) Kadang setiap bagian kehidupan yang kita jalani tak berjalan dengan baik. Kita selalu berharap besok adalah hari yang cerah, tidak kita ketahui ternyata hari esok adalah hari yang gelap untuk menjalani kehidupan