tre

36 5 0
                                    

Kemanapun kita pergi, sejauh apapun kita pergi, aku sangat senang apabila itu bersama dirimu

*

Martha sang Ibunda neta sedari tadi membangunkan neta, tetapi neta tetap tidak bangun. Alhasil Martha membangunkan anaknya dengan cara menyipratkan air kemuka sang anak.

Dengan cara tersebut membuahkan hasil, Neta bangun dari tidurnya dan menyadari kalau dirinya telah kesiangan. "Aduh maaa.. kenapa gak bangunin pagian sih?" tanya Neta.

"Tuh kan.. kalo kesiangan aja.. bisanya nyalahin mama, kamu tuh dari tadi udah mama bangunin malah gak bangun-bangun.. tidur jam berapa sih kamu semalam?" tanya Martha.

"Tidur cepet kok" jawab singkat.
"Yaudah kamu sekarang siap-siap, udah tau udah telat.. masih aja santai" ucap Martha kesal.

"Lahh? kan daritadi mama yang ngajak aku ngobrol terus" mencemberutkan mulutnya.

Neta pun segera mandi dan langsung bersiap-siap dan bergegas pergi ke sekolah. pukul 7 kurang 10, padahal sekolahnya masuk pukul 7.10 dia masih mempunyai waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sekolah. ia langsung keluar dari kamarnya dan pamit kepada kedua orang tuanya, Martha dan Boby.

Zanet langsung menaiki mobil yang segera mengantarnya ke sekolah, dengan segera sopirnya melaju keluar dari halaman rumahnya dan menancap gas agar segera sampai ke sekolah.

Neta pun tiba di sekolah, tapi hasil sopirnya yang ngebut tadi tidak membuahkan hasil. Gerbang sekolah sudah di tutup rapat, kini neta hanya berdiam diri di depan pagar dan hanya berfikir sekarang apa yang harus ia lakukan. Neta berharap ada orang yang dikenalnyapun ada yang terlambat. Tidak di sangka, mungkin Tuhan mendengarkan doanya, ya ada orang yang dikenalnyapun terlambat juga, orang itu adalah Gio. Neta yang melihat Gio dari jauh berlari dari parkiran, mungkin Gio pun berharap kalau Gerbang sekolah yang masih terbuka, sehingga ia bisa masuk dan belajar.

Gio pun sampai di depan gerbang dan mendapati neta yang sedang senyum kepadanya, Gio pun menyapa balik dengan senyum yang sangat hangat.

"Lo kesiangan juga?" tanya Gio.

"Aduh.. Please deh Gi, kalo misalnya gua gak telat, gak mungkin gua disini, pinter juga ya lu? haha" ledek Neta.

"Oiya, bego banget gue" jawabnya.

"Trus gimana nih? kita masuknya gimana ya?" tanya Neta.

"Hemm gua punya rencana.." gio sambil pura-pura berfikir.

"Apa Gi? lu gak punya rencana yang gila kan?" tanya neta mencurigai.

"Mungkin cukup gila buat lo, tapi buat gue biasa aja.. nahh rencananya adalahhh kita cabut aja net" jawab Gio.

"Serius lo? kalo kita ketauan gimana?" tanya Neta.

"Santai.. gue udah biasa kayak gini di sekolah lama gue, jadi gue udah tau apa yang harus gue lakukan. jadi gimana? lo mau apa engga?" tanya Gio balik.

Neta pun berfikir, kalau misalnya ia balik kerumah, pasti ia akan dimarahi oleh ibunya. ia gamau di pagi hari terjadi keributan, pasti Martha juga akan memarahinya habis-habisan karena ia telat masuk sekolah gara-gara sang anak bangun kesiangan. Akhirnya neta menyetujui apa yang di tawarkan Gio

amorèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang