The Scarlet Lips p.7
Selamat membaca.
______________________________________
Hah hah hah
Aku terengah-engah berusaha untuk tak tenggelam dikolam yang dalam ini, mataku sangat perih. Air yang tercampur hujan, kaporit dan daun-daun ini membuatku serasa linglung. Aku berusaha berenangan kepinggir, keahlian renangku memang tidak mahir setidaknya aku bisa mengapung dan berusaha untuk tidak tenggelam. Ini akibat sering bolos kelas renang di highschool dulu. Poor me.
"Sedikit lagi!" Aku buru-buru naik kepinggir, tidak lucu jika ada petir menyambar. Sepertinya akan jadi badai. Kulihat sekitar yang tidak ada siapapun.
Nah sekarang baru dimulai.
Aku mulai berlari kedalam hutan mencari jalan untuk kembali, setidaknya aku harus menemukan jalan utama. Aku bisa menumpang hingga kota jika menemukan kendaraan yang melintas.
Batu, ranting, lumut, batang pohon yang membusuk menjadi penghalang yang cukup menyiksa ditengah hujan lebat seperti ini. Rasanya aku ingin menangis. Seluruh pohonnya terlihat sama dalam kondisi seperti ini, angin yang berhembus serasa menusuk tulang-tulangku. Pandanganku mengabur dengan banyaknya air hujan yang seakan semuanya menyerang wajahku.
JDAAARR!
SSSRKK BRUUKKK!
Suara pohon yang ambruk tersambar petir makin menciutkan nyaliku. Ibu-ayah tolong lindungi aku dari atas sana! Ujarku berulang-ulang dalam hati. Tangisku bercampur dengan hujan yang tumpah. Aku terus berlari lurus tidak memedulikan sekitar. Kerikil yang menancap ditelapak kakiku serta ranting dan semak berduri yang menyabet seluruh tubuhku, membuatku berhenti sejenak dibawah pohon yang umurnya berlipat kali umurku pastinya. Kurasakan perih dan ngilu pada kaki kiriku... dan benar saja. Luka sayatan dari betis hingga paha terlihat mengeluarkan darah. Sepertinya terkena ubin kolam tadi.
Semakin dalam memasuki hutan tidak terlihat lagi cahaya didalam sini membuat suasana semakin horor, hanya kilatan-kilatan sekejap dari petir yang bisa diandalkan. Angin masih saja berhembus dengan kencang membuat jari-jariku mulai mati rasa kedinginan dan lenganku sangat sakit saat memaksa membuka jalan menembus semak blukar. Gaun tidur putihku sudah tidak karuan lagi, sebagian robek dan warnanya sudah coklat dengan bercak merah. Kepalaku yang mulai pening tidak memerhatikan jalanku lagi. Satu yang kupikirkan. Aku ingin cepat keluar dari hutan ini!
Srrreekkk! bruggh!
Aku jatuh terduduk. Kepalaku tertarik kebelakang karena rambutku tersangkut didahan bercabang. Ugghh! Tanganku sibuk menarik rambutku memaksanya agar lepas.
Grrrrr...
Kudengar geraman binatang didekatku, "Oh, Ya Tuhan," kataku. Ketika aku mulai mengedarkan pandanganku kesekitar aku melihat siluet beberapa binatang dari balik pohon-pohon. "Jangan sekarang, pliss"
Tanganku semakin gencar menarik rambutku agar lepas dari ranting.
***
"Beta Logan! Luna- dia... K-kabur!" Ucap seorang maid yang menerobos ruang kerjanya, membuat Logan melotot terkejut.
"Hah? Kau gila? Bagaimana bisa seorang manusia luput dari pengawasan kalian! Apa para Warrior tidak ada yang melihat hah!" Bentak Logan.
"Ampun, Sa-saya belum tau, Beta." Jawabnya dengan menunduk.
Logan mencoba me-mindlink Sang Pimpinan, namun tak ada tanggapan. Dia menutup mindlinknya. Logan tahu kebiasaan buruk Alpha-nya yang tidak bisa diganggu saat bekerja.
Logan langsung berlari menerobos masuk keruang kerja Alphanya. "Alpha! Luna dia... aku mencoba me-mindlinkmu berkali-kali!" Ucapnya sedikit keras. Hukuman apalagi yang akan dia terima kali ini, setelah sebelumnya ia dapat hadiah rusuk patah karena memutuskan membantu pack sebelah tanpa persetujuan Alphanya.
"Shit! Bagaimana bisa!" Alphanya yang tahu kondisi langsung menuju ruangan Wanitanya.
Pantas aku merasa aneh sejak tadi!
Hanya ranjang yang berantakan, dan tirai balkon yang basah menari-nari tertiup angin kencang.
Aku mencium aromanya yang tertuju kebalkon. Shit! Jangan bilang dia...
Benar saja pikirnya. Air kolam yang keruh kecoklatan terlihat. "Arrgghh! Apa yang dipikirkan manusia perempuan itu. Dia bisa mati konyol dengan mudah!"
Virez wolf-nya yang emosi langsung mengambil alih tubuhnya. Ia berlari memasuki hutan.
'KILLIAS! Kirim seluruh Warrior ke teritori utara, dan temukan pengantinku. SEGERA!'
Hanya auman yang menyahutnya tanda jendralnya itu mengerti.
Badai sialan. Pikirnya.
Aroma pengantinnya menjadi kabur tercampur aroma hujan. Jejaknya juga memudar. Seakan alam membantu menyembunyikannya.
Aroma ini.... Shit! Virez langsung mengirimkan lokasi dirinya pada Killias.
'Bawa lebih banyak Warrior ke lokasiku sekarang! Mereka menemukan mate-ku.'
Aroma busuk yang semakin pekat diberbagai arah membuatnya yakin sebagai tanda keberadaan nyata mahluk biadab, ciptaan para kaum penyihir kotor tersebut.
"Mahluk-mahluk kotor itu akan kucincang mereka!"
-Continue-
Coba ayo tebak mahluk apa. Yg bener dapet tag.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scarlet Lips
WerewolfDIMANA INI !? Rasanya jantungku mau copot. Aku terbangun diruang yang tak kukenali dan luas sekali. Ini pasti mimpi! Ya, ini pasti mimpi! Semalam, setelah pulang kerja aku langsung tidur. Ini pasti bagian dari bunga mimpi! "Oh, kau sudah bangun Kitt...