Fase 8

1.9K 93 18
                                    

Perhatian: Bagian cerita ini mengandung muatan dewasa. Diperlukan kebijakan sebelum membacanya.

Aku baru saja selesai mandi tatkala Mas Dony memasuki kamarku.

"Onah, begitu lama kita tak bercengkerama. Apakah kamu tak merindukanku, pangeran pujaanmu ini?"

Mas Dony menanggalkan kaos yang dipakainya. Sejauh aku mengenal pria berhidung mancung dengan kulitnya yang putih ini tak sekali pun pernah aku melihatnya memakai kemeja. Ia selalu memakai kaos berpadu celana jeans atau celana pensil dan sepatu kets berwarna putih, warna kesukaannya. Dengan penampilannya seperti itu membuatnya lebih terkesan ABGD (Angkatan Bapak Gue Deh!) Hehehe...

"Sayang, ajarilah aku seperti apa itu CINTA?" Mas Dony mendekap mesra tubuhku.

Laki-laki kadang munafik, enggan mengakui perasaannya. Tidak ingatkah ia dulu pernah menyangsikan perasaan yang kuungkapkan. Baginya yang ia butuhkan hanyalah uang, bukan kasih sayang. Tapi pelukan yang ia berikan padaku saat ini selalu kunantikan.

Aku hanyut dengan perasaan ini. Rasanya bagaikan es di kutub mencair karena global warming yang kian memanas. Ooh... Sekian lama aku menantikan kata-kata itu dari Mas Dony, akhirnya keluar juga dari mulutnya yang manis. Walau tubuh masih merasakan lelah setelah bercinta dengan ayah sepanjang malam hingga pagi, rasanya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan dari Mas Dony. Bola takkan bergulir dua kali saat menembus gawang! Dengan khidmat segera kulingkarkan tanganku merapat ke tubuhnya. Kunikmati senti demi senti lekuk tubuhnya, halus rambutnya, basah bibirnya, gegap kekar tangannya, sorot indah matanya, kenyal bidang dadanya, rata mulus punggungnya, tegap jenjang bahu dan lehernya, tanpa terlewatkan satu pun setiap inci dari tubuhnya.

Musik klasik mengalun merdu dari kamar sebelah, ruang pribadi Marjombah. Kedengarannya ia sedang melayani seorang pelanggan. Entah mendapatkan ide dari mana aku dan Mas Dony menjadi asyik berdansa. Kedua tanganku bertumpu pada bahu Mas Dony, sedangkan kedua kakiku menginjak kakinya. Ia melangkah perlahan mengikuti irama musik. Sesekali kami berciuman kecil. Baru kali ini aku merasakan menjadi manusia yang sangat bahagia di dunia.

"Apakah kamu sungguh mencintaiku, Markoni?"

Oh, mataku berkaca-kaca. Kini percintaan kami bukanlah percintaan yang sering kami lakukan sebelumnya di mana aku hanya dianggap budak pemuas nafsu belaka. Hari ini Mas Dony telah memanggilku Markoni kembali. Ya, itu nama laki-lakiku. Percintaan kami kali ini adalah percintaan sesama lelaki yang saling mencintai!

"Ya, Mas Dony, aku sangat mencintai dirimu melebihi luasnya langit di angkasa, dalamnya air di samudra, dan tinggi gunung Himalaya!"

Mas Dony mengecup punggung tanganku lembut.

"Betapa bodohnya aku bahwa selama ini aku pun sangat mencintaimu! Maafkan atas segala kekejamanku padamu!" Mas Dony berbisik lembut di telingaku.

Mas Dony merebahkan tubuhku di atas pembaringan. Segera ia melepaskan segala kain yang melekat pada tubuhnya. Tak ditariknya ikat pinggang untuk mencambuki tubuhku seperti biasanya. Justru ia menuntunku untuk segera menjamahnya seraya menutup kelambu. Aroma bunga melati dan mawar mewarnai romantisme kami berdua. Bagaikan pengantin baru yang sedang dimabuk bulan madu. Mas Dony melakukannya dengan pelan. Seakan menikmati kemesraan tiada bandingnya.

***

Mas Dony masih terbaring di atas ranjang. Matanya terpejam, tidur dengan lelapnya. Ia adalah lelaki terindah dalam hidupku. Tak satu pun dari anggota tubuhnya yang tak kusukai. Ia benar-benar gagah dan perkasa. Rasanya aku ingin memilikinya seutuhnya. Hidup dan matiku akan kuserahkan padanya.

Hari ini Mas Dony melarangku untuk melayani pelanggan. Katanya aku harus beristirahat, karena mulai hari ini aku diperbolehkan untuk melepaskan semua pakaian, make up, dan aksesori waria yang biasa kupakai. Aku sedikit tak mengerti akan perubahan sikap Mas Dony yang tiba-tiba ini. Ah, tapi aku malas memikirkannya. Yang terpenting kini aku sudah kembali menjadi Markoni. Lelaki pemuja Mas Dony!

Pembalasan MarkonahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang