⭐2. First Love⭐

1.2K 106 38
                                    

"Don't come closer me, you'll become unhappy,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Don't come closer me, you'll become unhappy,"

*****
**
*
___________

Aku merindukan gadis itu, sudah dua tahun ini Reina yaa, apa kau tak merindukanku?

Aku membutuhkanmu, aku mohon kembalilah. Kau tak rindu dentingan pianoku? Kau bilang menyukainya, aku tau aku pernah salah. Aku ingin kau pergi menjauh karena aku tau, kau tak akan menemukan kebahagian jika kau bersamaku. Tapi, aku juga ingin bersamamu karena aku membutuhkanmu. Karena ... kaulah kebahagianku.

.
.
.

3 tahun lalu

Aku sangat menyukai musik, ibuku selalu suka jika aku memainkan piano kami. Deting piano itu keajaiban, membuat kau meluapkan semua perasaan. Saat aku memainkan piano aku bisa menumpahkan perasaan, sehingga aku merasa lebih baik setelahnya.

Ada orang lain selain ibuku yang suka permainan pianoku. Reina, ia adalah sahabatku sejak berumur 14 tahun.

Tapi, 4 tahun belakangan aku jadi tak terlalu tertarik pada musik. Aku lebih suka minuman dan sedikit obat-obatan. Entah, aku rasa ini lebih nikmat dan aku bisa melupakan semua masalagku. Aku benci ayahku yang selalu memakiku. Jika aku mabuk aku akan melupakan apapun maka aku akan baik-baik saja.

"Yoongi ya, kau baik-baik saja?" tanya Reina gadis itu berada di sisiku. Kehadiran Reina adalah hal yang aku tunggu juga aku nanti. Tapi ... Aku tau aku hanya akan menjadi luka untuknya.

Suaranya menyadarkanku. Aku terbangun aku tidur di sofa rumahnya. Aku memegangi kepalaku, yang terasa sakit sekali.

"Kepalamu sakit?" tanyanya khawatir ia memegangi kepalaku, berusaha mengusap lembut agar aku lebih baik.

Aku menatapnya dan melihat luka lebam di pelipis matanya. Apa aku melakukannya? lagi?

"Aku memukulmu?" tanyaku.

Ia hanya menggeleng, "itu bukan dirimu kan?" ucapnya sambil tersenyum seolah semua baik-baik saja.

Dan yang melukainya ... Itu aku, aku yang tak bisa mengendalikan diriku.

"Aku buatkan sup." Ucapnya lembut, Mengecup keningku kemudian berjalan menuju dapur.

Aku mengikutinya yang mulai berjalan ke dapur. Aku sedikit berjalan lebih cepat kemudian menahan tangannya, membuat Reina menghentikan langkah dan menatap pelipis matanya yang bulat kini memar. Aku mengusap, Bodohnya aku!! Selalu menyakitinya. Seharusnya ia menjauh, seharusanya ia dapat pria yang lebih baik.

Love Yourself (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang